21 Terjadi Kekacauan Di Perbatasan Kota (2)

Peperangan di perbatasan kota menyebabkan kekacauan dan kehancuran di mana-mana.

Masyarakat-masyarakat yang tinggal di perbatasan kota atau sewilayah kota A semuanya di bawah ke pangkalan militer terbesar yang berada di kota A.

Mobil Alois dan bawahannya bergerak masuk ke kamp militer, saat sampai di gerbang besar, para tentara yang berjaga akan melakukan pemeriksaan bagi siapapun yang akan masuk ke dalam gerbang.

Alois menurunkan kaca jendela dan mengatakan sesuatu pada para penjaga yang sama sekali tidak di pahami oleh Qing Yu dan Qing An. Setelah selesai mengatakannya, para penjaga langsung dengan sigap memberi hormat pada Alois.

Qing Yu menatap Alois dalam diam.

Alois, "Turun di sini. Aku akan membawamu ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Biarkan Baise dan Qing An membawa mobil ke dalam."

Qing Yu menatap Alois dengan wajah yang menyeramkan, "Kakiku baik-baik saja."

"Bukan kakimu yang akan di periksa. Tapi perutmu."

"Perutku juga baik-baik saja!!"

Alois membuka jasnya dan menaruhnya di atas kepala Qing Yu, "Jangan terlalu keras kepala, kangker perut bukan sesuatu yang sederhana."

Qing Yu langsung linglung saat mendengar apa yang di ucapkan Alois, dia ingin membantah, tapi dia sendirilah yang mengatakan bahwa perut besarnya adalah kangker.

Dan pada akhirnya Alois membawa Qing Yu yang masih linglung dalam gendongannya ke rumah sakit yang terletak tidak jauh dari gerbang.

Saat tersadar dirinya telah di gendong seperti seorang gadis dan memasuki gedung dengan dekorasi warna serba putih, Qing Yu langsung menutupi seluruh kepala dan wajahnya dengan jas yang di berikan Alois padanya.

Keadaan di dalam rumah sakit cukup ramai dengan beberapa keluarga pasien yang datang membesuk.

Qing Yu yang berada di pelukan Alois saat ini tiba-tiba saja bergetar.

Alois, "Jangan takut."

Alois berjalan beberapa menit dan kemudian memasuki ruangan yang di tujunya. Di dalam seorang dokter cantik yang tengah sibuk dengan dunianya sendiri kini menatap dua orang tamu yang berdiri gagah di depannya. Dokter tersebut sedikit menyipitkan kedua matanya dan menunjuk serta berkata dengan ragu-ragu.

"Jendral... Alois?"

"Anda masih mengingatku dr. Veis?"

"Tentu saja, siapa yang tidak mengenalimu, seorang jendral muda Negara P yang sangat berbakat dan berprestasi di bidang militer."

Alois terlahir dari keluarga militer ternama di Negara A di mana mereka berada saat ini. Namun setelah Alois berusia lima tahun, kedua orangtuanya bercerai dan memisah keluarga. Alois memutuskan untuk mengikuti sang ibu Katrina ke negara P dan meninggalkan sang Ayah bersama dengan saudara laki-lakinya Orlando Arsenio.

Pada saat Alois berusia sepuluh tahun, sang ibu Katrina menikah kembali untuk yang kedua kalinya dengan seorang pengusaha kaya yang saat ini nama belakangnya di pakai oleh Alois yaitu Albrech. Pengusaha kaya tersebut merupakan seorang duda dan memiliki seorang anak perempuan berusia sembilan tahun yang bernama Seling Albrech.

Kurang lebih dua tahun, Katrina  melahirkan seorang anak perempuan yang di beri nama Revana Albrech yang merupakan adik perempuan yang paling di sayangi Alois.

Saat Alois berusia delapan belas tahun. Alois memutuskan untuk masuk ke dunia militer, mengikuti jejak sang kakek dan Ayahnya yang juga merupakan anggota militer. Namun baru saja beberapa tahun menduduki posisi Jendral, kabar dukapun terdengar bahwa sang Ayah tiri jatuh sakit dan meninggal dunia, serta meninggalkan warisan besar atas nama Alois Albrech.

Pada akhirnya Alois memutuskan untuk pensiun muda dan kemudian melanjutkan bisnis Ayah tirinya. Namun prestasi besar yang di tinggalkan Alois di dunia militer sangat di kenang banyak orang dan selalu menjadi contoh yang baik pada kaum-kaum muda.

dr. Veis, "Apa yang membuatmu datang kemari?"

"Seperti yang ada lihat sendiri dr. Veis."

dr. Veis menatap seseorang yang berada dalam gendongan Alois, kemudian menatap Alois penuh selidiki.

"Baringkan dia di tempat tidur."

Alois membaringkan Qing Yu ke tempat tidur. Namun Qing Yu sama sekali tidak mau melepaskan Alois.

"Berbaring dengan tenang. dr. Veis akan memeriksa kondisimu."

Qing Yu menggelengkan kepalanya dengan jas Alois yang masih menutupi seluruh kepalanya.

"Tidak akan sakit. Hanya di periksa."

Qing Yu menggelengkan kepalanya lagi tanpa berniat sedikitpun untuk berbaring di tempat tidur.

"Perutku... Aku, aku tidak kangker." Bisik Qing Yu pelan.

Alois mengusap rambut Qing Yu yang saat ini memeluk lehernya dengan erat.

"Aku tahu."

dr. Veis, "....." ( ༎ຶ‿༎ຶ ) Anak ini menikah tanpa mengundangku!"

"dr. Veis, tolong di periksa."

Alois mengambil jas yang di pegang erat oleh Qing Yu dan menaruhnya di kursi.

"Jas milikku-miliku." Teriak Qing Yu panik, dan mencoba meraih jas yang telah di ambil Alois.

"Berbaring dengan tenang."

dr. Veis melihat Qing Yu yang sedang berbaring di tempat tidur dengan wajah bengong.

Melihat wajah Qing Yu.

'Wajahnya ok... Cantik dan manis. Kulitnya juga putih bersih.'

Melihat area dada.

'Tidak memiliki payudara.'

Melihat area perut.

'Perutnya besar seperti orang hamil.'

"Apa kamu berasal dari desa A bagian pedalaman?" Tanya dr. Veis sambil menuangkan jelly ke perut Qing Yu untuk melakukan USG.

"Ibuku berasal dari sana."

dr. Veis mulai melakukan pemeriksaan.

"Tidak perlu malu dengan kondisimu. Orang-orang di negara ini melihat pria hamil merupakan hal biasa yang tidak perlu untuk di kejutkan. Desa A bagian pedalaman terkenal dengan seorang pria yang membawa perut besar."

Melihat hasil di layar, dr. Veis tersenyum, "Kamu memiliki anak kembar di perutmu, dan memiliki jenis kelamin laki-laki dan perempuan."

Qing Yu, "..." Σ(ಠ_ಠ)

Alois, "..."

"Kandunganmu saat ini berusia 32 Minggu atau 8 bulan, dan kondisinya juga dalam ke adaan baik."

dr. Veis berdehem, kemudian menatap Alois, "Rawat istrimu dengan baik."

Qing Yu mengerutkan kening tidak suka, "Dia bukan pasanganku."

dr. Veis, "Eh?"

Qing Yu, "Aku tidak mengenalinya."

dr. Veis menatap sang keponakan yang sudah berwajah gelap.

Qing Yu, "Kami tidak sengaja bertemu saat menuju kemari."

(info : dr. Veis merupakan adik dari Ayah kandung Alois, Van Arsenio).

Qing Yu bangun dari tempat tidur, "Makasih telah mengantarku kemari."

Namun saat ingin turun dari tempat tidur, Qing Yu mengalami sedikit kesulitan, kedua kakinya tidak sampai ke dasar di karenakan tempat tidurnya terlalu tinggi.

Qing Yu, "..."

Qing Yu menatap dr. Veis, "Apa tidak ada tangga?"

dr. Veis tersenyum ramah, "Tidak ada." Bohong dr. Veis. Tangga yang di katakan Qing Yu telah di tendang oleh dr. Veis di bawah tempa tidur pemeriksaan.

Biasanya dalam ruangan pemeriksaan khusus ibu hamil, di siapkan tangga kayu atau tangga besi untuk membatu ibu hamil menaiki tempat tidur.

Qing Yu tidak menyadari apa yang di lakukan dr. Veis dan mempercayai begitu saja apa yang di katakan dr. Veis padanya.

dr. Veis berdehem, "Ayo tunggu apa lagi. Bantu dia turun dari tempat tidur, jangan hanya tau menusuk dan menabur benih, tapi tidak mau bertanggung jawab."

Qing Yu memprotes, "Kami berdua tidak saling mengenal...!"

"Ia, ia.. kalian berdua tidak saling mengenal."

Setelah mengatakan itu dr. Veis berbisik dengan suara pelan pada dirinya sendiri, "Tidak saling mengenal, tapi kenapa keponakanku yang seperti batu dan tidak punya perasaan ini mau bersusah payah mengantarmu kemari."

Alois menurunkan Qing Yu dari tempat tidur, kemudian berbincang-bincang sebentar dengan dr. Veis sebelum meninggalkan ruangan.

Saat keluar, sang adik Qing An dan Baise telah menunggu di luar pintu ruangan pemeriksaan.

Qing An berjalan menghampiri Qing Yu, "Bagaimana hasil pemeriksaannya?"

"Tidak ada yang istimewa." Jawab Qing Yu dan kemudian berjalan ke depan terlebih dahulu.

Tidak mendapatkan jawaban yang pasti dari sang kakak, Qing An langsung menatap Alois. Mengerti dengan tatapan Qing An, Alois pun menghembuskan napas dan menjawab, "Anak kembar."

Qing An, "..."

Baise, "Selamat."

.....

Selesai mengantarkan Qing An dan Qing Yu ke kamar yang telah di sediakan, Alois pun pergi menemui sang Ayah.

Di dalam kamar Qing Yu dan Qing An diam selama beberapa saat.

Qing An, "Selamat."

"En." Guman Qing Yu pelan.

Kemudian keduanya kembali terdiam lagi selama kurang lebih dua puluh menit.

(info : Siapa tahu ada yang tiba-tiba lupa ingatan. Jadi saya mengingatkan kembali. Qing Yu (kakak), Qing An (adik)).

"Apa-apa saja yang sudah kamu katakan padanya?" Tanya Qing Yu tanpa menatap ke arah Qing An.

"Aku mengatakan padanya mengenai kondisi tubuhmu."

"Apa lagi."

"Aku juga mengatakan padanya, bahwa kamu tengah mengandung anak dari bawahannya yang telah kamu bunuh sembilan bulan yang lalu."

Qing Yu meremas kuat selimut di tangannya, "Lain kali..."

Qing Yu mencoba menahan amarahnya.

"Alois adalah orang luar... Tapi kamu begitu mudah dan lancar mengatakan aib saudaramu sendiri."

Qing An, "Maafkan aku."

Qing An menatap sang kakak dan bertanya, "Kakak... Siapa Ayah dari anak yang berada di perutmu?"

Qing Yu berbaring membelakangi sang adik Qing An, "Seperti yang kamu katakan barusan. Aku mengandung anak dari bawahan Alois."

.

.

.

Keesokannya Alois mengajak si kembar Qing Yu dan Qing An untuk sarapan pagi bersama di kantin pangkalan. Namun ajakan Alois di tolak langsung oleh Qing Yu. Qing Yu memilih untuk sarapan pagi di kamar.

Mendengar penolakan Qing Yu, Alois juga tidak terlalu ambil pusing. Mungkin saja Qing Yu malu dengan kondisi tubuhnya saat ini. Pikir Alois.

Alois, "Aku akan meminta seseorang membawakan sarapan untukmu."

Qing Yu hanya tertunduk diam tanpa sedikitpun melihat ke arah Alois.

.

.

.

Bersambung . . .

Sabtu, 30 Januari 2021

avataravatar
Next chapter