webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · 漫画同人
分數不夠
275 Chs

Silica

Mendengar perkataan Zen, wanita itu mulai kembali bersemangat karena mungkin dia masih mempunyai kesempatan untuk menghidupkan kembali sahabatnya.

"Bagaimana cara kamu membantuku tuan pendekar?" tanya wanita itu penuh harap.

"Aku akan membantumu meningkatkan levelmu dan mengantarmu kesana, bagaiamana?" kata Zen.

"T-Tapi.. T-Tapi" kata Silica.

Zen lalu membuka penyimpanannya dan mencari item yang cocok untuk membantu wanita didepannya. Wanita itu terkaget melihat sebuah layar imajiner muncul didepannya dengan list berbagai item.

"Item - item itu akan sangat berguna untuk membantumu untuk meningkatkan levelmu" lata Zen.

"Tapi tuan pendekar, mengapa kau melakukan semua ini untukku?" tanya wanita itu.

"Bukankah kita harus saling membantu satu sama lain? Apalagi kau mengingatkanku akan seorang kenalanku" jawab Zen.

"Baiklah, namun aku akan membayar semua item ini" kata wanita itu sambil membuka menunya.

Melihat ini, Zen menepuk kepala wanita itu dan mengatakan dia tidak harus membayarnya. Melihat tindakan Zen, wanita itu langsung merona sedikit.

"Baiklah mari kita memperkenalkan diri kita masing - masing. Namaku Zen" kata Zen

"A-Aku Silica, tolong jaga aku mulai sekarang Zen-san" kata wanita itu.

Silica merasa bahagia saat ini, karena menurutnya seorang pria baik membantunya, namun setelah mendengar wanita yang mengajaknya berdebat sebelumnya, yang mengatakan bahwa beberapa orang membantunya dikarenakan penampilannya, Silica mulai menahan perasaannya saat ini.

Namun Silica kembali memikirkan mengapa pria setampan dan sekuat Zen membantunya kalau ingin memanfaatkannya. Lagipula kata Zen, dia membantunya dikarenakan Zen mengingatkannya akan seseorang yang dikenalnya. Membayangkan ini semua, Silica mulai kembali berharap.

Lalu mereka berdua memutuskan untuk keluar dari hutan ini, sambil membantai beberapa monster yang menghalangi perjalanan mereka berdua.

Zen dan Silica sekarang berada disebuah kota bernama Mishe, kota tempat berkumpulnya player dengan tingkat kekuatan menengah. Setelah mereka keluar dari hutan tersebut, Silica menawarkan Zen untuk bermalam dipenginapan yang berada dikota ini.

Zen yang tidak mempunyai alasan untuk menolak usul Silica akhirnya mengiyakan usulnya tersebut. Disepanjang jalan, ternyata Silica sangat terkenal. Bahkan beberapa player mencoba merekrutnya dan menolaknya.

Silica hanya menggandeng Zen dan menggunakannya sebagai tameng untuk mengusir orang - orang tersebut. Melihat ini, semua player yang mengidolakan Silica mulai menatap Zen dengan tatapan membunuh.

Zen sendiri hanya menghiraukan mereka, karena levelnya dengan mereka terpaut amat jauh darinya.

"Ternyata kau sangat terkenal Silica" kata Zen

"Memang Zen-san, tetapi mereka mendekatiku bukan karena skill bertarungku, tetapi karena mereka hanya akan menjadikanku sebagai maskot yang akan menyemangati mereka" kata Silica.

Lalu Silica menjelaskan berbagai hal tentang dirinya kepada Zen, termasuk julukannya yaitu Silica si penjinak naga. Namun setelah dia menceritakan kisah itu, Silica kembali bersedih mengingat kembali sahabatnya.

Melihat wajah Silica yang mulai bersedih, Zen lalu menaruh tangannya dikepala Silica dan mulai mengusapnya.

"Kita akan menghidupkannya kembali" kata Zen dengan menunjukan senyumnya.

Silica yang mendengar ini mulai kembali tersenyum dengan rona merah diwajahnya, dan mulai menghapus air matanya yang berada diujung matanya.

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan mengobrol ringan. Tiba - tiba sebuah kelompok yang dipimpin seorang wanita mendekati mereka berdua.

"Ara... Bukankah itu Silica?" kata wanita itu dengan nada sakasmenya. Medengar ini raut wajah Silica mulai berubah.

"Syukurlah kau berhasil keluar dari hutan itu dengan selamat. Namun, aku tidak melihat tokekmu itu?" kata wanita pemimpin kelompok itu.

"Namanya Pina, dan dia sudah meninggal. Tapi aku pastikan akan menghidupkannya kembali" kata Silica yang mulai termakan profokasi dari wanita itu.

"Berarti kamu akan menuju Hill of Memories? kalau begi-" kata wanita itu terpotong.

"Maaf kami sedang sibuk, kami tidak punya waktu berbicara dengan anda" kata Zen yang memotong perkataan wanita itu karena mencoba memprofokasi Silica.

"Ara... apakah kau salah satu pria yang terpikat kepadanya? Dan dilihat kau tidak terlihat kuat dimataku" kata wanita itu mencoba mengubah target profokasinya kearah Zen.

Namun Zen mulai mengambil tangan Silica dan meninggalkan tempat itu, tanpa menghiraukan perkataan wanita tersebut. Melihat itu wanita itu mulai menjilat bibirnya dan mulai memikirkan sebuah rencana.

Setelah meninggalkan tempat wanita itu bersama kelompoknya, Zen mulai menenangkan Silica. Silica yang sudah tenang akhirnya mencoba mengajak Zen untuk singgah direstoran favoritnya.

Mereka berdua mulai memesan sesuatu, disisi lian Silica mulai memperhatikan Zen karena mulai tertarik kepadanya, dikarenakan sikapnya yang baik dan hangat kepadannya.

Sedangkan Zen sendiri saat ini sedang mengawassi sesuatu, dikarenakan dia merasa sedang diikuti oleh seseorang. Setelah memperhatikan sekitar dan menemukan orang yang mengikutinya, Zen lalu membuat sebuah rencana.

"Bagaiaman sekarang kita kekamarmu Silica untuk mediskuikan sesuatu" kata Zen setelah mereka berdua menyelesaikan makanan mereka.

"K-Kamar k-ku?" Kata Silica dengan wajahnya yang sudah mulai memerah seluruhnya.

"Iya, kita akan mendiskusikan sesuatu tentang area dimana kita akan meningkatkan levelmu." kata Zen

"Oh... B-Baiklah" kata Silica yang mencoba menyembunyikan perasaan malunya.

Akhirnya Zen dan Silica sampai disebuah kamar yang disewa Silica dipenginapan ini. Zen mulai memindahkan meja yang berada di samping kasur dikamar ini ketengah ruangan ini.

Silica yang saat ini sangat gugup karena pertama kalinya dia berduaan dengan pria disatu kamar yang sama, hanya terdiam tanpa tahu harus melakukan apapun. Zen lalu selesai menyiapkan tempat dan mengeluarkan alat yang seperti lentera yang menunjukan lokasi.

Zen mulai menjelaskan rencananya yang didengar oleh serius oleh Silica. Namun Zen sengaja mengeraskan suaranya agar player yang mengikutinya sedari tadi dan sekarang menguping mereka, mendengarkan rencana Zen.

Lalu Zen mulai pamit dari kamar Silica setelah selesai menjelaskan rencananya dan menyuruhnya beristirahat untuk melewati hari esok yang sangat berat.

.

.

Keesokan harinya, Zen dan Silica sedang menghadapi sebuah monster dungeon ini. Zen sengaja membuat monter itu melemah lalu menyuruh Silica menghabisi monster itu.

"Silica switch" kata Zen setelah berhasil melemahkan sebuah monster.

Silica tanpa pikir panjang langsung menebas monster itu menggunakan dagernya dan berhasil mengalahkannya. Setelah menghabisi monter tersebut, Zen kembali membawa Silica untuk mengalahkan monster selanjutnya.

Perburuan mereka terus mereka lakukan hingga siang hari. Level Silica saat ini sangat meningkat pesat, dikarenakan metode meningkatkan level dari Zen sangat efektif.

Mereka terus membantai monster tersebut, hingga akhirnya Silica mencapai level yang dapat membawanya ke sebuah tempat yang dapat menghidupkan sahabatnya.