Yue saat ini sedang duduk dengan gelisah, dikarenakan mendapatkan kabar yang sangat membuatnya khawatir. Dia yang masih berada ditempat tidur tempat dia dirawat sebelumnya, hanya bisa menunggu kabar tentang Zen yang pergi bersama Lyutillis dan Miledi menuju ketempat Ehit dan akan melawannya.
"Tenanglah Yue, Zen akan baik – baik saja" kata Kaori yang berada disebelahnya saat ini.
"Aku tahu, tetapi tetap saja aku sangat mengkhawatirkannya" jawab Yue.
Perasaan kekhawatiran Yue bukan tanpa alasan, dikarenakan dia merasakan sendiri kekuatan dari Ehit, saat Ehit mencoba menyerang menggunakan jiwa untuk mengambil alih tubuhnya sebelumnya. Namun orang disekitarnya terus mengatakan untuk tidak khawatir, karena mereka yakin Zen akan kembali dengan selamat.
"Benar kata Kaori, Yue. Lebih baik kita menunggu dengan sabar karena Zen pasti akan kembali dengan selamat." Kata Shea dengan penuh keyakinan.
"Yap, dan juga bukankah kita kembali kesini untuk menjenguk Aki-san yang sedang hamil?" kata Suguha yang mulai mengalihkan pembicaraan mereka.
Yue yang mendengar hal tersebut mulai menghela nafasnya karena perkataan para saudara perempuannya ada benarnya saat ini. Akhirnya dia mulai beranjak dari sana, dan pergi menuju tempat Aki dan yang lainnya berada.
Disisi lain, Aki yang kehamilannya sudah tersebar, hanya duduk pada sebuah sofa yang berada diruangan keluarga pada kediamannya, dengan beberapa saudara perempuannya yang ingin melihat kondisinya saat ini, setelah Yue tidak sengaja menyebarkan berita kehamilannya sebelumnya.
"Hahhh... tahu begini aku tidak memeriksanya bersama Yue tadi" kata Aki saat ini, yang terus dicerca berbagai pertanyaan.
Rencananya, Aki akan memberitahukan tentang kehamilannya saat semuanya berkumpul, terutama bersama Zen. Namun Yue yang bersamanya mengecek kehamilannya, sangat bahagia mendengarnya dan langsung menyebarluaskannya kepada semua saudara perempuan mereka.
"Sudahlah Aki, yang terpenting Zen belum tahu tentang kehamilanmu ini, dan mari kita buat kejutan untuknya" kata Rinko yang melihat raut wajah Aki yang mulai ditekuk, karena rencananya gagal total saat ini.
"Benar Aki-san, mari kita buat kejutan untuknya. Terlebih lagi saat aku membuat kejutan untuknya dahulu tentang kehamilanku, rencanaku gagal total" kata Asuna karena Zen mengetahui kehamilannya karena ketidak sengajaan.
"Baiklah, lalu apa yang aku harus lakukan?" tanya Aki.
Namun sebelum mereka merencanakan kejutan untuk Zen, Lilliana yang masih berada ditortus untuk mengawasi situasi pada dunianya, akhirnya menghubungi mereka semua karena melihat fenomena aneh yang terjadi di dunianya.
Tentu saja semua wanita Zen sangat terkejut mendengarnya, terlebih lagi mereka saat ini langsung mengkhawatirkan tentang kondisi Zen, Lyutillis dan Miledi. Akhirnya mereka semua yang saat ini berada di Alaska langsung menuju kamarkas Elite yang berada di Tortus.
Sebelumnya, Lilliana yang langsung kembali kedunianya saat mengunjungi Aki untuk melihat kehamilannya, sedang menunggu dengan cemas kepulangan Zen karena dia ditugaskan oleh yang lainnya untuk melihat kondisi didunianya ini.
"Ini tehmu Nona Lilliana" kata seroang yang saat ini sedang menyajikan secangkir teh kepadanya.
"Terimakasih Froze" jawab Lilliana, namun dia tidak menyentuh cangkir tehnya tersebut karena merasa khawatir.
Dia sudah menunggu ditempat ini sangat lama, hingga tiba – tiba saja terjadi fenomena yang aneh pada tempat ini. Langit yang awalnya sangat cerah, tiba – tiba saja muncul retakan dan terdengar suara ledakan dari atasnya.
"Sial, apa yang sedang terjadi?" kata Lilliana.
Dia dengan sigap mengambil ponselnya dan menghubungi semua saudara perempuannya yang lain, dan menginformasikan apa yang sedang dia saksikan saat ini. Setelah selesai mengirimi mereka pesan, Lilliana kembali dibuat cemas saat retakan diatas langit mulai melebar.
"Sial, apa yang sedang terjadi" kata seseorang yang baru muncul ditempat ini, yang melihat keadaan diatas langit pada dunia ini.
Tentu saja Lilliana sangat terkejut mendengar perkataan orang yang baru saja tiba tersebut. Namun saat dia melihat siapa yang baru tiba, dia langsung tersenyum karena akhirnya semua saudara perempuannya sudah berada ditempat ini.
"Sepertinya retakan itu semakin melebar" kata Yue saat ini yang masih memperhatikan retakan tersebut.
"Apakah retakan ini disebabkan karena pertarungan Zen dan Ehit?" tanya Alice kemudian.
"Kemungkinan besar" jawab Tio yang juga masih memperhatikan retakan tersebut.
"Apakah dia baik – baik saja saat ini?" kata Suguha kemudian.
"Tenanglah, dia pasti baik – baik saja" jawab Rina yang meyakini orang yang dicintainya tersebut tidak akan kalah dan akan kembali dengan selamat.
Bukan hanya para wanita Zen yang memperhatikan retakan tersebut, semua penduduk yang tinggal didunia ini, memperhatikan retakan yang muncul diatas mereka saat ini. Beberapa dari mereka mulai menerka – nerka apa yang sebenarnya terjadi.
"Sial, apakah Jenderal baik – baik saja?" kata Cam yang melihat semua ini dari markas Elite yang berada dihutan didekat Haltina.
"Apa yang harus kita lakukan Kapten?" tanya salah satu bawahannya.
"Siagakan pasukan, takutnya itu disebabkan oleh musuh dan kita bertugas menghalaunya jika benar itu yang terjadi" kata Cam kepada bawahannya yang berada ditempat ini.
"Baik Kapten." Kata bawahannya tersebut.
Disisi lain, semua penduduk mulai cemas dengan apa yang dilihatnya saat ini, dikarenakan mereka mengira hal tersebut merupakan sebuah bencana yang akan terjadi. Mereka semua mulai panik, namun Raja kerajaan Heilight yang menguasai hampir berbagai wilayah pada dunia ini, mulai menenangkan para penduduknya.
Tidak terasa, sudah beberapa lama mereka memperhatikan retakan tersebut, dan tiba – tiba saja sebuah portal mulai muncul pada retakan yang berada diatas mereka. Tentu saja para wanita Zen yang melihat hal tersebut kembali khawatir.
"Bersiap untuk bertempur" kata Yue saat ini, yang sudah merubah penampilannya dengan jubah tempurnya, diikuti oleh beberapa saudara perempuannya yang lain.
"Sebaiknya, kalian kembali ke Alaska saat ini" kata Yue kepada beberapa saudara perempuannya yang tidak termasuk dalam kelompok penyerang.
Namun sebelum mereka beranjak dari sana, bayangan manusia bersayap mulai muncul satu persatu keluar dari portal tersebut. Tentu saja para wanita Zen sangat tahu bayangan apa yang keluar dari portal yang baru saja muncul diatas mereka.
"Apakah itu pasukan Valkrie?" tanya Shea yang saat ini sudah menggenggam palunya dan bersiap untuk berperang.
"Aku tidak tahu" jawab Yue.
Namun Yue tetap waspada saat ini, dan mulai melihat kesiapan para saudara perempuannya. Tetapi saat dia melihat pasukan naga yang bertugas menjaga mereka bertingkah aneh, dia mulai bingung saat ini karena mereka mulai menurunkan senjata mereka setelah melihat pasukan yang baru muncul tersebut.
"Mereka adalah Valkire" kata Ice.
Tentu saja, mereka bisa merasakan tanda mereka pada para manusia – manusia bersayap yang baru saja muncul dari portal tersebut, dan menyebabkan mereka langsung menurunkan senjata mereka. Yue yang mendengar hal tersebut mulai bernafas lega dan ikut menurunkan senjatanya.
Memang untuk tanda budak, mereka yang mempunyainya bisa merasakan tanda tersebut satu sama lainnya, jika mereka mempunyainya. Namun mereka hanya bisa merasakannya saat mereka bertemu langsung.
"Lalu, apakah mereka menang?" tanya Asuna yang saat ini masih berada ditempat ini.
Namun sebuah bayangan langsung membuat mereka tersenyum saat ini, karena bayangan tersebut merupakan pria yang mereka tunggu kepulangannya sedari tadi. Bayangan yang baru muncul tersebut, memperlihatkan seorang pria sedang menggendong seorang wanita dan tangannya saat ini menggandeng seorang wanita yang lain.
"Sudah kubilang bukan, dia pasti akan selamat"