Zen saat ini sudah mengikuti seseorang yang akan mengantarkannya menuju ruang kelasnya. Namun orang yang dia ikuti saat ini entah mengapa merasa menyesal untuk mengenal Zen sebelumnya, saat mereka bertemu untuk pertama kalinya.
"Bukankah kamu berjalan terlalu cepat Shizuka" kata Zen.
Namun wanita yang dipanggil Zen tersebut, langsung menghentikan langkahnya dan menatap Zen dengan tatapan membunuh, karena dia merasa muridnya itu tidak menuruti perkataanya sebelumnya.
"Sudah kubilang Zen, kalau disekolah panggil aku dengan sebuatan Sensei" kata Shizuka saat ini.
"Berarti jika diluar sekolah, aku bisa memanggilmu dengan Shizuka bukan?" kata Zen kemudian.
"Ah.... mengapa aku terbawa suasana pada malam itu" gumam Shizuka.
Memang saat malam mereka yang mereka lewati diatas sebuah jembatan, mereka mulai mengobrol dengan ringan, dan Shizuka menganggap tidak apa – apa lebih mengenal Zen saat itu. Namun tanpa disangka, dia tidak tahu bahwa Zen akan menjadi muridnya saat ini.
"Bisakah kamu menuruti perkataanku Zen" kata Shizuku yang mulai menghela nafasnya.
"Baiklah... baiklah Sensei" kata Zen dan akhirnya mereka mulai berjalan kembali dan menuju ruang kelas dimana akan menjadi kelas dari Zen.
"2-F"
Begitulah tulisan papan penunjuk nama pada sebuah kelas, dimana Zen sudah disuruh oleh Shizuka untuk menunggunya didepan pintu dari kelas itu, agar dia bisa memperkenalkan dirinya kepada yang lain. Tentu saja beberapa siswa sudah melihat Zen melalui jendela pada kelasnya.
Mereka sangat penasaran dengan sosoknya, hingga guru mereka yang membawanya kekelas ini, akhirnya memperkenalkanya sebagai murid baru yang baru pindah kesekolah ini. Zen perlahan mulai memasuki kelasnya setelah Shizuka mulai mempersilahkan dirinya memasuki tempat ini.
Para murid mulai heboh, terutama para wanita karena melihat murid baru yang sangat tampan, tetapi salah satu dari mereka lebih terkejut, karena dia sudah bertemu dengan Zen sebelumnya bahkan dia bertemu dengannya tadi malam.
"Sepertinya kamu akan mempunyai saingan Hayato-kun" kata salah satu pria pada seseorang teman sekelasnya yang bernama Hayato.
Tentu saja, Zen mulai memperkenalkan dirinya dengan ramah, sambil melihat beberapa karakter yang dicarinya dan mereka berada dikelas ini. Namun yang mencuri perhatiannya yaitu orang yang tidak memperdulikan sekitarnya dan menatap Zen dengan tatapan malasnya.
"Baiklah Zen, kamu bisa duduk pada mejamu" kata Shizuka sambil menujuk sebuah bangku kosong tepat dibelakang wanita berambut biru yang Zen temui tadi malam, setelah Zen selesai memperkenalkan dirinya kepada para teman sekelasnya.
Zen yang sudah dipersilahkan duduk, lalu mulai berjalan menuju ketempat duduknya dengan tatapan para siswa mulai mengikuti langkahnya, yang menuju kesebuah kursi kosong yang akan menjadi tempat duduknya.
"Hai kita bertemu lagi" kata Zen setelah mulai duduk, lalu berbisik kepada wanita yang berada didepannya.
Namun kembali, Zen tidak dihiraukan olehnya, karena wanita yang didepannya lebih memilih menopang dagunya dan menatap kearah luar jendela, seakan tidak memperdulikan sapaan dari Zen sebelumnya.
Setelah itu, pembelajaran akhirnya dimulai. Zen yang sebenarnya sudah muak dengan tema sekolahan akhirnya berusaha untuk tetap memperhatikan apa yang diajarkan kepadanya dengan terpaksa.
Namun anehnya, dia merasakan sesuatu yang terus memantaunya sedari tadi. Dia mulai menggunakan kekuatannya untuk menyelidiki siapa orang yang sedang memantaunya, tetapi dia pastikan orang tersebut mempunyai sebuah kekuatan.
"Irene, mengapa aku bisa merasakan seseorang yang mempunyai mana berada didunia ini?" kata Zen.
[Oh.. Kakak juga merasakannya. Untuk itu Irene masih mencari tahu Kak. Jadi bersabarlah] kata Irene.
Memang cukup aneh, jika seseorang yang mempunyai kekuatan akan berada didunia ini, terlebih lagi ini merupakan dunia 0. Bahkan Irene juga sudah memulai menyelidiki ini, karena sangat mustahil seseorang seperti itu berada disini.
Namun sebelum Irene memberikan laporan tentang hasil penyelidikannya, bel tanda istirahat mulai menggema memenuhi ruang ini, yang menandakan pembelajaran mereka saat ini sudah selesai.
"Uchiha Zen, bisakah kamu mengikutiku keruang guru" kata Shizuka dan dibalas anggukan oleh Zen.
Beberapa siswa yang berada dikelas tersebut sempat berencana untuk berkenalan dengan Zen, namun saat guru mereka menyuruh Zen untuk mengikutinya, akhirnya mereka urungkan niat mereka dan akan memperkenalkan diri mereka nanti.
"Kenapa Shizuka? Apakah kamu ingin menghabiskan waktu hanya kita berdua?" tanya Zen. Namun bukan jawaban yang dia dapat, sebuah pukulan dari buku yang dibawa Shizuka hinggap dikepalanya.
"Sensei.. oke. Panggil aku Sensei" kata Shizuka.
"Baiklah Sensei" kata Zen dan akhirnya mulai mengikuti Shizuka menuju ruangannya.
Mereka berdua akhirnya tiba pada sebuah ruangan yang khusus digunakan oleh guru yang mengajar sekolah ini. Zen awalnya berharap bahwa wanita yang mengajaknya ketempat ini, bertujuan untuk melanjutkan obrolan mereka saat pertama kali mereka bertemu.
Namun ternyata dia dipanggil disini, karena gurunya kembali memberikan beberapa dokumen untuk dilengkapi, karena belum sepenuhnya terisi.
"Cih.. kukira Sensei memanggilku karena merindukanku" canda Zen.
Namun sebelum Zen melihat reaksi Shizuka dengan perkataannya itu, sebuah kepalan tangan langsung mengarah keperutnya saat ini. Tentu saja Zen meraih tangan dari Shizuka karena dia tidak membiarkan hal tersebut terjadi.
"Sudah kubilang, percuma kamu menyerangku Sensei" kata Zen.
"Ck... cepatlah isi dokumen tersebut" kata Shizuka yang mulai kembali duduk pada kursinya dan mulai menyalakan sebatang rokok dan mulai menghisapnya.
"Kamu tahu sensei, merokok dapat memperpendek umurmu" kata Zen, walaupun dia mendengar perkataan tersebut dari beberapa orang yang tidak dikenalnya.
"Apa urusanmu jika hal ini mengurangi umurku" balas Shizuka.
"Aku hanya takut, kalau umur sensei benar – benar pendek sebelum seorang pria sempat mendekatimu" kata Zen sambil fokus mengisi formulir didepannya.
Tentu saja perkataan Zen langsung membuat Shizuka terbatuk. Dia tidak menyangka pria didepannya akan mengatakan hal seperti itu kepadanya. Zen yang mendengar itu hanya tersenyum saja, karena merasa senang mengoda gurunya tersebut.
"Sudah selesai sensei" kata Zen menyerahkan formulir yang sudah diisinya. Shizuka perlahan membaca apa yang diisi oleh Zen pada formulir yang diberikan olehnya, dan mulai menyipitkan matanya saat melihat beberapa informasi yang tertera disana.
"Tunggu, apakah alamat ini benar alamat tempat tinggalmu Zen?" tanya Shizuka.
"Tentu saja, memang ada apa Sensei?" tanya Zen.
Alamat rumah Zen, masih termasuk tempat yang terpencil diwilayah ini karena tepat berada pada sebuah tebing dan tempat tersebut belum sepenuhnya dibangun. Maka dari itu, Zen membeli seluruh area terpencil itu dan akan dikembangkannya dimasa depan.
"Tidak apa – apa, kukira tempat itu masih wilayah yang kosong"