webnovel

BAB 24 – HANYA SELEMBAR KERTAS

"Kalian tidak melakukan yang seharusnya kalian lakukan sebelum menikah kan?" tanya James curiga

"Tidak"

"Jonathan, jangan rusak kepercayaan yang ku berikan padamu selama ini" geram James terlihat buruk mengetahui putrinya menikah tanpa sepengetahuannya

"Aku bahkan belum menyentuhnya sampai sekarang" jelas Jonathan tegas "Walaupun sekarang kami sudah menjadi suami-istri aku tidak akan melewati batas itu jika dia tidak menginginkannya"

"…" James bahkan kehilangan kata-kata mendengar penjelasan Jonathan, Pria muda ini terlalu menuruti semua keinginan Yohanna. Terlalu memanjakannya

***

"Tuan…" panggil pengurus rumah saat melihat Jonathan datang

"Nona tadi pergi beberapa saat dan baru saja datang, sekarang berada di kamarnya" lapornya

"Panggil dia Nyonya, sekarang Yohanna istriku" kata Jonathan tegas lalu menuju lantai atas

Beberapa ketukan tidak mendapat respon dari empunya kamar membuat Jonathan menerobos masuk tanpa menunggu ijin lagi. Tapi kamar itu kosong, terdengar suara air dari kamar mandi membuat Joanthan lega lalu duduk di ujung tempat tidur.

Dia melihat Dokumen yang terakhir Yohanna tanda tangani berada di meja tak jauh dari tempat tidur. Itu berserakan seperti tidak berguna.

"Kamu sudah pulang?" tanya Yohanna melihat tamu tak diundang sudah berbaring di tempat tidurnya lengkap dengan piama serta rambut yang masih setengah kering

"Kamu sudah selesai? Ayo pindah ke kamar utama" ajak Jonathan menutup laptop yang ada di pangkuannya

"Untuk apa? Aku suka kamarku" tolak Yohanna lalu duduk di sofa menyalakan televise dengan cuek.

"Kalau begitu aku akan pindahkan barang-barangku kesini" kata Jonathan santai mengambil ponselnya untuk menghubungi pengurus rumah guna memindahkan barang-barangnya ke kamar Yohanna

"Kamarku akan menjadi sempit" protes Yohanna mematikan televise dan menatap Jonathan serius

"Aku akan mendengarkan opsimu? Sebaiknya kita tidur dimana?" tanya Jonathan dengan senyum

Melihat reaksi Jonathan yang sepertinya tidak berniat menjelaskan apa yang telah dia lakukan beberapa hari lalu membuat Yohanna menghela nafas panjang lalu berdiri mendekatinya

"Oke, karena kamu ingin mendengar opsiku. Kita tidur di kamar kita masing-masing seperti dulu dan tidak saling melewati batas seperti peraturan yang sudah kamu tetapkan"

"Kita suami istri tidak mungkin seperti itu" elak Jonathan

"Bagiku itu hanya selembar kertas. Aku percaya Tuhan, kita belum mengucap janji apapun jadi kita belum bisa di sebut suami istri" jelas Yohanna membuat senyum Jonathan menghilang lalu beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar Yohanna.

Brakkkk!!! Suara pintu kamar Jonathan di banting keras

"Omong kosong!!" teriaknya kesal mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan guna menenangkan emosinya, dirinya menekan ego untuk menghadapi perempuan yang selama ini mulai merubah prinsip hidupnya.

Jonathan sadar apa yang dia lakukan salah dengan mendaftarkan pernikahan tanpa persetujuan Yohanna, tapi rasa ingin memiliki dan tidak ingin Yohanna pergi darinya membuatnya nekat melakukan itu.

Sertifikat yang menurutnya sangat berarti ternyata bagi Yohanna hanya 'selembar kertas' legalitas

Jonathan mengeluarkan identitas baru Yohanna yang kini telah memiliki namanya sebagai nama belakang istrinya itu.

Jadi nama ini juga sekedar legalitas?

Jadi nama Yohanna Lee hanya sebuah lelucon?

Hubungan harmonis 5 tahun ini menjadi hancur karena sebuah legalitas. Di ruang makan mereka duduk berdua seperti orang asing. Menyelesaikannya dengan cepat lalu pergi dengan aktifitas masing-masing, sama juga saat makan siang dan makan malam.

Jonathan menghabiskan banyak waktu pada pekerjaannya untuk mengalihkan pikirannya. Sementara disisi lain, Yohanna merencanakan hal lain tanpa sepengetahuan siapapun. Setelah menyadari passpor dan tiket yang terakhir dia beli hilang, dia sudah menduga itu pasti perbuatan Jonathan dan membuatnya mendaftarkan pernikahan mereka secara sepihak.

Yohanna memesan tiket dengan menggunakan Passpor dan nama lain. Yaitu nama lahirnya untuk pergi mencari kakaknya.

Hari itu setelah Jonathan pergi ke kantor, tak lama Yohanna meminta supir mengantarnya ke bandara dengan alasan ingin menjemput temannya. Dia bahkan tidak membawa pakaian ataupun tas, hanya membawa ponsel dan sepanjang perjalanan memainkan ponselnya.

Yohanna juga sadar bahwa supirnya telah melaporkan apa yang tengah dia lakukan kepada Jonathan.

Agar tidak menaruh curiga bahkan Yohanna menyuruh supir untuk turun masuk bandara bersamanya untuk membantu membawa barang-barang yang dibawa oleh temannya.

Setelah sampai di penerbangan domestic Yohanna mengatakan dia akan menunggu di café yang berada dekat pintu keluar untuk makan siang.

Jam sudah menunjukan pukul 12.55 penerbangannya akan berangkat sekitar 50 menit lagi tapi Yohanna belum bisa mengalihkan perhatian Supir itu. Yohanna mulai gelisah karena pasti Jonathan sudah mengirim orang untuk mengawasinya jika terlalu lama tidak kembali.

Terdengar pengumuman bahwa penerbangan domestic telah mendarat dan beberapa orang mulai keluar

"Aku akan ke toilet sebentar, jangan sampai temanku kebingungan mencari kita. Aku sudah kirim fotonya ke ponselmu. Awasi jika dia sudah keluar tunggu aku di café" ucap Yohanna lalu terdengar notifikasi di ponsel supirnya sebuah foto masuk. "Namanya Marie. Katakan jika kamu supirku" lanjut Yohanna dan segera pergi sebelum supirnya menyadari tipuannya.

Yohanna benar-benar masuk ke Toilet yang tidak jauh dari tempat mereka, membuat pandangan Supir yang mengawasinya lega.

Setelah masuk Toilet, Yohanna membalik jaketnya menjadi warna lain dan mengeluarkan sebuah topi lalu menonaktifkan ponselnya. Dia keluar mengikuti beberapa remaja yang juga berjalan menuju penerbangan Internasional.

Misi kabur belum selesai setelah Yohanna melakukan Pass boarding, karena dia udah agak terlambat dia langsung masuk ke dalam pesawat tanpa menunggu di ruang tunggu.

Yohanna akhirnya bisa bernafas lega setelah dirinya duduk di kabin pesawat dan tak lama pesawat tersebut landing meninggalkan bandara.

Disisi lain, Supir itu mulai cemas setelah semua penumpang pesawat domestic itu telah habis tapi tidak ada satupun yang berwajah sama seperti foto yang dikirimkan Yohanna.

Bahkan Yohanna sendiri tidak kunjung muncul. Sampai dirinya berlari ke café berharap Yohanna ada disana.

Beberapa orang langsung mendekatinya setelah dia melaporkan bahwa Yohanna menghilang.

"Nyonya masuk Toilet perempuan, aku tidak mungkin memeriksa masuk" jelasnya lalu seorang pengawal perempuan masuk mengecek ke dalam toilet tapi hasilnya nihil.

"Bagaimana ini?" tanya supir itu khawatir, dia yang selama ini selalu mengantar Yohanna kemanapun dia pergi. Tapi tidak pernah terjadi hal seperti ini.

"Kita harus hubungi Tuan Jonathan" kata salah satu dari mereka

Tapi sebelum melakukan itu, terlihat beberapa orang mendekat kearah mereka termasuk Jonathan yang ada di antara mereka.

"Dimana terakhir kamu melihatnya?"

"Tuan, nyonya pergi ke toilet. Saya memastikan nyonya benar-benar masuk dan saya tidak melihatnya keluar lagi" jelas supir itu

"Sudah cek kedalam?"

"Saya sudah mengecek dan hasilnya nihil" jawab pengawal perempuan

"Kami juga sudah menyisir semua area dan tidak ada petunjuk sama sekali"

"Cek penerbangan ke Negara K" kata Jonathan kemudian

"Penerbangan ke Negara K akan berangkat beberapa menit lagi" jawab salah satu dari mereka.

"Cek semua data penumpang.Temukan penumpang bernama Han Yoona" kata Jonathan tegas. Dia melihat passpor lain Yohanna saat mereka mengemasi barang-barang Yohanna awal mereka pindah untuk tinggal bersama. Tapi dia sama sekali tidak menganggap serius saat itu.

Setelah beberapa saat mereka tidak menemukan apapun, tidak ada nama Yohanna ataupun Han Yoona di penerbangan itu.

Ya… Yohanna tau jika Jonathan pasti akan mencarinya dan mengecek semua data di bandara jika dia menghilang. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke Negara lain untuk pengalihan baru kemudian ke Negara K menemui kakaknya.

~~~