Sepi… itulah kehidupan mereka berdua setelah hampir dua minggu lebih terpisah. Ada sedikit kerinduan di dalam hati Yohanna.
Sembari nyesap kopi di sebuah café, Yohanna mencari berita tentang Jonathan. Mengetikkan beberapa kali nama Jonathan di laman pencarian.
"Sial… apa yang kulakukan" gumam Yohanna setelah sadar apa yang seharian ini dia lakukan "Apa dia baik-baik saja?" lanjutnya lirih
Lalu dari kejauhan melihat Tony Asisten Jonathan berjalan menghampirinya
"Nyonya…" panggilnya pelan, dia sedikit ragu karena penampilan Yohanna berubah.
"Asisten Tony" sapa Yohanna dengan senyum "Duduklah" lanjut Yohanna
Dengan gugup Tony duduk di hadapan Yohanna, dia merasa sudah menghianati Bosnya dengan membantu Nyonya Bos melarikan diri.
"Apa dia baik-baik saja?" kata itu yang pertama kali terucap dari Yohanna
"Tuan Jonathan masih seperti biasa, bahkan sekarang bekerja lebih giat dari biasanya" jelas Tony yang pada dasarnya sangat khawatir dengan keadaan Jonathan yang selalu menutup diri dengan masalah yang dia tanggung.
Lalu Tony menyodorkan sebuah map kepada Yohanna dengan ragu,
"Nyonya, setelah melihat ini. Tolong pikirkan lagi, kuharap Nyonya kembali"
"Pergilah, aku akan melihatnya nanti setelah sampai di tempat tujuanku" elak Yohanna sembari menyimpan map tersebut.
Tony langsung pergi setelah Yohanna memintanya pergi.
Awalnya Tony tidak menyangka saat Yohanna menghubunginya untuk bertemu di Kota B, tepatnya di café seberang jalan kantor Cabang perusahaan Jonathan.
Karena Tony menyelinap keluar untuk bertemu Yohanna, dia berusaha meyakinkan Nyonya Bos untuk kembali. Tapi sayangnya usahanya gagal. Sudah jelas, mereka berdua saling membutuhkan dan mengkhawatirkan satu sama lain. Tapi kenapa tidak ada yang mau mengalah salah satu dari mereka. Pikir Tony
~~~
Setelah 12 jam penerbangan, akhirnya Yohanna tiba di Negara kelahirannya.
Seorang pemuda langsung memeluknya bahagia saat melihat Yohanna berjalan dari pintu keluar
"Yoona" panggil pemuda itu setelah beberapa saat yang tak lain adalah Henry kakaknya
Ya… itulah namanya yang akan dia gunakan setelah ini, tidak ada lagi Yohanna melainkan Han Yoona.
"Kakak, kamu menjemputku sendiri?" tanya Yoona kemudian saat kakaknya itu menggantikannya menarik koper yang dia bawa.
Dengan segera memperhatikan sekitar dan langsung memakai maskernya, faktanya adalah darah seni Ibunya menurun ke kakaknya.
"Tinggallah disini bersamaku, Ayah pasti akan mencarimu di rumah Ibu" kata Henry setelah sampai di rumahnya, tempat ini berbeda dari terakhir kali dia mengunjungi kakaknya
"Jisung?" tanya Yoona kemudian
"Dia tinggal di apartemen perusahaan" jelas Henry membantu Han Yoona mengangkat koper ke lantai atas
"Maksudnya?" tanya Han Yoona bingung
"Dia baru saja Debut menjadi Boygrup"
"Sialan… kenapa aku terjebak di situasi yang sama lagi" gerutu Han Yoona frustasi Henry hanya tersenyum saat mendengar keluhan adik perempuannya itu.
**
"Kamu sudah bangun?" tanya Henry yang tengah sibuk di dapur saat melihat adiknya turun dari kamarnya "Kamu pasti lapar, ayo makan" lanjutnya sembari memindahkan makanan ke meja makan
"Ini tidur terlama seumur hidupku" ujar Han Yoona lalu duduk di hadapan makanan yang sudah di siapkan Henry "Kupikir setelah menjadi actor kakak tidak akan pernah memasak sendiri lagi" ledeknya
"Memasak sendiri itu juga seni" sahut Henry dengan bangga
"Haruskah sebangga itu?" gumam Han Yoona membuat Henry tertawa lalu mengusap kepala adiknya dengan gembira.
Akhirnya adik perempuan kesayangannya ini pulang kerumah setelah bertahun-tahun memilih tinggal bersama Ayahnya, pikirnya
"Apa Ayah baik-baik saja?" tanya Harry kemudian dengan hati-hati
"Baik, kemungkinan akan segera pensiun" jawab Han Yoona santai sembari mengunyah makanannya "Hebat, masakan kakak meningkat ke level tinggi" lanjut Han Yoona memuji
"Tentu saja, aku tidak pernah berhenti belajar memasak. Agar adik perempuanku betah tinggal disini dan tidak pergi lagi" kata Henry bangga
"Oke, aku akan menumpang seumur hidupku disini" timpal Han Yoona dengan senyum jahil
Mereka berdua menikmati makan malam bersama sambil berbincang sampai terdengar suara bell rumah dan terlihat dari intercom Han Jisung saudara kembar Han Yoona berada diluar. Melihat itu, Han Yoona seperti kembali di masa lalu
"Password Please…"
Ekspresi kaget terlihat dari raut wajah Han Jisung setelah mendengar suara yang sangat dia kenali itu.
Lalu dengan segera menyanyikan lagu Frozen seperti saat mereka kecil dulu.
"Yoona?
Do you wanna build a snowman?"
"I hate winter, KLIK" sahut Han Yoona lalu membuka kunci rumah segera membuat Han Jisung meledak
"Yoonaa…. Setidaknya kamu harus menungguku selesai bernyanyi" protesnya sembari masuk ke dalam rumah menghampiri sosok ramping yang dengan cuek kembali duduk di kursi makannya dan kembali mengunyah tanpa mempedulikan protes Han Jisung
"Aku merindukanmu" ujar Han Jisung sembari memeluk Han Yoona yang tengah asik memakan makanannya
"Ah… hentikan, aku bisa tersedak" tolak Han Yoona tapi tidak di hiraukan Han Jisung yang masih memeluknya erat. Henry hanya bisa tertawa menikmati kegaduhan yang telah lama hilang dari ingatannya
"Kak, kenapa tidak menelponku. Kita bisa menjemputnya di bandara bersama" protes Han Jisung yang kini ikut mengambil makanan dari piring Han Yoona
"Jangan gila, kamu ingin menjadi Hot Topic?" elak Han Yoona sembari memasukkan sesuap besar makanan ke dalam mulut Han Jisung supaya dia berhenti protes
***
Mereka bertiga duduk di balkon setelah menghabiskan makanan, sembari menatap langit yang di penuhi bintang.
"Jadi apa Ayah baik-baik saja?" tanya Han Jisung setelah neguk alcohol lalu menguncang kalengnya pelan
"Begitulah" jawab Han Yoona cuek
"Apa Ayah mengetahui kamu kesini?" tanya Han Jisung menatap Han Yoona penasaran
"Aku Kabur" jawab Han Yoona segera "Kamu pikir apakah ayah akan membiarkanku pergi kesini sendirian?" lanjutnya sinis
"Bagaimana jika Ayah menemukanmu disini?" tanya Han Jisung lagi
"Tidak akan mengetahuinya jika tidak ada yang memberitahunya kan?" elak Han Yoona
"Tetap di rumah beberapa hari ini, Ayah pasti akan mencarimu setelah tau kamu tidak ada di rumah" sela Henry khawatir
"Sebenarnya, aku sudah lama tidak tinggal bersama ayah. Kami hanya bertemu seminggu sekali itupun tidak pasti" jelas Han Yoona lalu dia teringat Jonathan yang sudah beberapa tahun tinggal bersamanya "Apa kabar dengannya?" pikirnya lalu meneguk jus buah di gelasnya hingga habis mencoba menenangkan pikirannya
Perbincangan ketiga sodara itu berlangsung sampai larut malam, membahas kehidupan mereka di masa lalu. Tertawa dan saling mengejek bahkan perdebatan tidak luput dari mereka bertiga.
"Aku benar-benar merindukan kalian berdua" ucap Han Yoona puas akhirnya bisa duduk diantara saudara laki-lakinya itu setelah sekian lama berpisah karena keegoisannya.
Sampai mereka satu persatu mulai memasuki kamar masing-masing.
Disini lain ~~~
Tony mulai khawatir melihat keadaan Bosnya yang semakin hari semakin tidak manusiawi.
Hanya dalam beberapa minggu sudah mengeksekusi beberapa perusahan saingannya dengan kejam bahkan beberapa karyawan diberhentikan karena kesalahan kecil sekalipun.
"Katakan" ucap Jonathan saat melihat Tony tidak segera beranjak keluar ruangan setelah semua karyawan meninggalkan ruang rapat.
"Saya minta maaf" kata Tony sembari membungkukkan badan
"Bagaimana keadaannya?" tanya Jonathan tanpa melihat kearah Tony
"Nyonya sudah berada di Negara K beberapa hari lalu" lapor Tony