webnovel

BAB 18 – KEJUTAN

Kehidupan Yohanna saat tinggal bersama Jonathan tidak jauh berbeda dengan saat dia tinggal bersama Ayahnya.

Selalu di antar supir dan seorang bodyguard saat keluar rumah jika Jonathan tidak bisa menemaninya. Bahkan terkadang peraturan Jonathan tidak kalah ekstrim dari peraturan Ayahnya dulu. "Dilarang bertemu atau ngobrol dengan teman lawan jenis hanya berdua" "Dilarang memakai pakaian terbuka jika pergi sendirian tanpa ditemani Jonathan" dan masih banyak aturan lainnya terutama aturan yang membuat Yohanna tidak bisa bersosialisai dengan baik.

Jika bisa, mungkin Jonathan akan menuliskan "MILIK JONATHAN" di tubuh Yohanna agar orang-orang tidak mengganggu gadis miliknya.

"Ayahku akan kembali dan menetap beberapa hari" kata Yohanna saat mereka berdua tengah makan malam bersama membuat Jonathan menghentikan gerakan tangannya melihat kearah Yohanna

"Aku akan pulang kerumah Ayahku beberapa hari kedepan" lanjut Yohanna tanpa menyadari ada tatapan tidak suka di mata Jonathan

"Tetaplah disini, kamu bisa menemui Ayahmu dan tetap pulang kesini di malam hari"

"Ayahku hanya 4 hari, lalu akan pergi lagi" sela Yohanna

"Apa kamu bosan denganku?" tanya Jonathan dengan wajah kecewa

"Bosan apa?" tanya Yohanna yang kini melihat wajah kecewa Jonathan menatapnya sedih "Hanya saat Ayahku disini, setelah pergi aku akan pulang kesini lagi. Lagipula kamu juga akan pergi selama beberapa hari keluar kota" lanjut Yohanna merasa tidak nyaman dengan tatapan Jonathan

"Ikutlah denganku" ajak Jonathan

"Joe… ayolah, hanya beberapa hari" bujuk Yohanna mengetahui bahwa suasana hati Jonathan memang tidak begitu baik akhir-akhir ini karena masalah pekerjaan, itu sebabnya dia harus pergi keluar kota beberapa hari.

Tapi Jonathan tidak merespon Yohanna dan meninggalkan meja makan masuk ke dalam ruang kerjanya. Melihat itu, Bibi Fey perlahan mendekati Yohanna yang masih duduk di meja makan melihat beberapa hidangan yang bahkan belum tersentuh tapi dia sudah tidak ada keinginan lagi untuk makan

"Nona Yohanna, maafkan sikap Tuan muda. Beberapa hari ini Tuan muda kurang beristirahat dan menghabiskan banyak waktu di ruang kerjanya" jelas Bibi Fey yang memang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah utama daripada pekerja lainnya.

"Aku tahu, dia bersikap sangat posesif akhir-akhir ini" keluh Yohanna "Aku akan memberikan cemilan dan minuman untuknya" lanjut Yohanna sembari bangkit dari duduknya

"Saya akan menyiapkannya" sahut Bibi Fey tersenyum

Yohanna membawa beberapa cemilan dan minuman diatas nampan lalu pergi keruang kerja Jonathan memanggilnya pelan dari luar pintu kerja, mendengar seseorang memanggil namanya Jonathan membuka pintu ruang kerjanya dan sedikit terkejut melihat apa yang Yohanna bawah.

"Masuklah" katanya mengambil alih nampan yang memenuhi tangan Yohana

"Apa kamu sedang berniat membujukku dengan membawa semua ini?" tanya Jonathan meletakkan makanan itu diatas meja

"Tidak, aku hanya tidak ingin seseorang mati kelaparan karena terlalu giat bekerja" sahut Yohanna lalu duduk di sofa yang ada di sudut ruangan

Mendengar itu Jonathan tersenyum, karena gadis ini memang gadis yang dia kenal seperti saat pertama kali mereka bertemu dan tidak pernah berubah, dia hanya mengkhawatirkan sesuatu yang tidak masuk akal beberapa hari ini.

"Aku belum bisa memberikanmu banyak hal, aku tidak akan mati semudah itu" ujar Jonathan menarik tangan Yohanna membuatnya berdiri lalu memeluknya

"Sayang, nemani aku tidur malam ini" gumam Jonathan

"Apa kamu sedang takut sesuatu? Apakah dikamarmu ada hantu?" tanya Yohanna yang masih dalam pelukan Jonathan, kali ini dia tidak menolak pelukan hangat dari pria yang selama ini memanjakannya

"Apakah itu terlihat?" respon Jonathan segera

"Ya… terlihat jelas" sahut Yohanna "Apakah pekerjaanmu tidak berjalan dengan baik akhir-akhir ini?" lanjut Yohanna yang kini mendongkak untuk bisa melihat reaksi Jonathan

"Sedikit ada masalah, tapi akan segera selesai" ujar Jonathan "Kamu tidak perlu khawatir" lanjutnya mengecup kening Yohanna

"Setelah pekerjaanmu selesai, ayo kita pergi makan diluar sesekali" ajak Yohanna

"Apakah ini seperti ajakan kencan? Ada tempat yang ingin kamu kunjungi?" goda Jonathan kini membelai rambut gadis yang masih ada dalam pelukannya itu

"Ya.. tapi aku tidak yakin kamu mau pergi kesana"

"Katakan saja. Aku pasti akan pergi bersamamu kesana" ujar Jonathan merasa suasana hatinya kini lebih baik

"Benarkah? Kamu yakin?" Yohanna kembali memastikan kesungguhan Jonathan yang hanya membalas dengan sebuah anggukan membuat Yohanna tersenyum "Beritahu aku saat pekerjaanmu sudah selesai aku akan mengajakmu kesana. Kamu tidak boleh mengeluh" lanjut Yohanna kini melingkarkan tangannya membalas pelukan Jonathan dan menyandarkan kepalanya tepat di dada pria muda yang kini detak jantungnya berdetak cepat tepat di telinganya membuat Yohanna kembali tidak bisa menahan senyum yang semakin melebar

Malam itu berakhir dengan sebuah pelukan dan ciuman selamat malam dan mereka berdua kembali ke kamar masing-masing, peraturan rumah itu tetap berlaku entah sampai kapan akan berakhir.

Sebelum Jonathan pergi ke bandara dia mengantar Yohanna kembali ke rumah Ayahnya, pada akhirnya sekeras kepala apapun Jonathan tetap akan mengalah dengan semua keinginan Yohanna.

Setelah sekian lama keadaan hubungan mereka berdua tetap sama seperti dulu. Dua hari di rumah Ayahnya Yohanna kemudian memutuskan untuk pergi menemui Jonathan saat weekend. Sebuah kejutan kecil untuk Jonathan.

"Saya sudah mengirim tiket dan booking hotel yang sama dengan hotel tempat Tuan Lee menginap. Nona Yohanna akan dijemput supir setelah sampai di Bandara" jelas Asisten Jonathan yang bernama Tony memalui sebuat pesan text

"Terima kasih" balas Yohanna singkat yang kini sudah siap diantar ke bandara oleh supir.

Setelah dua jam perjalanan akhirnya Yohanna tiba di Kota B dan sudah ada supir yang menunggunya. Menurut jadwal yang Tony berikan padanya, Jonathan kemungkinan akan selesai bekerja dan kembali ke Hotel jam 7 malam. Masih ada waktu satu jam untuk Yohanna membersihkan diri dan kembali ke Loby Hotel duduk disana sembari menunggu Jonathan kembali.

Tak lama kemudian ada beberapa orang berpakaian rapi memasuki Hotel dengan langkah tegas, salah satunya adalah Jonathan yang langsung ada pada pandangannya. Yohanna sangat jarang melihat wajah Jonathan yang begitu sangat tegas saat saat mereka bersama. Pria yang terlihat tidak masuk akal dan sering bersikap konyol saat di rumah berubah menjadi pria tegas dan penuh wibawa.

Entah apakah itu sebuah kebetulan atau sinyal radar Jonathan yang sangat tajam dia langsung bisa menemukan gadis yang beberapa hari ini dia rindukan duduk di sofa Loby hotel sedang terpaku menatapnya.

Senyum itu langsung merekah di bibir Jonathan dan rasa lelah yang dia rasakan hilang seketika saat melihat gadis yang dia rindukan ada disana, Jonathan melangkah mendekati gadis itu kemudian memeluknya

"Kamu disini?" tanyanya senang dia sudah hampir gila karena kemungkinan jadwal dia pulang akan mundur beberapa hari dan tidak bisa segera menemui gadisnya, tapi sekarang yang menjadi semangatnya berada disini untuk menemuinya

"Surprise…" sahut Yohanna, dia merasa bersalah karena selalu bersikap semaunya tanpa berpikir bagaimana kesulitan yang Jonathan hadapi.

"Tony memberitahuku jika kemungkinan jadwal kamu kembali akan mundur beberapa hari, jadi aku memutuskan kesini selama dua hari" jelas Yohanna

"Bukankah kamu sedang sibuk mengejar beberapa kelas yang tertinggal?"

"Haruskah aku tetap belajar saat weekend?" keluh Yohanna "Ayolah… otakku juga butuh waktu untuk istirahat" lanjut Yohanna protes tapi terhenti karena tiba-tiba Jonathan menciumnya dengan cepat mendorong tubuh Jonathan menjauh tapi gagal

"Kenapa?" respon Jonathan sembari mengerutkan kening melihat respon Yohanna

"Ini di Loby Hotel" gumam Yohanna dengan wajah tertunduk karena malu beberapa orang yang tadi datang bersama dengan Jonathan melihat kearah mereka

"Ayo ke kamar" ajak Jonathan sembari menggandeng tangan Yohanna berbalik menuju Lift, akhirnya dia sadar bahwa beberapa eksekutif perusahaan masih disana dan melihat kearahnya dengan ekspresi tidka bisa di jelaskan.

"Kalian masih ada disini?" ujar Jonathan datar membuat mereka tidak bisa berkata-kata tapi tatapan mereka kearah Yohanna bisa menjelaskan rasa penasaran mereka.

"Jangan berani menatapnya seperti itu" ancam Jonathan menarik Yohanna kedalam pelukannya seolah tidak rela siapapun menatap gadis yang dia cintai itu.

"Kami tidak berani" ujar mereka kompak lalu membiarkan Jonathan dan Yohanna memasuki Lift tanpa ada yang berani ikut masuk kedalam bersama mereka berdua

"Sekretaris Tony, siapa gadis yang bersama Presdir?" tanya mereka beruntun kepada Tony setelah pintu Lift tertutup

"Saya yakin kalian semua paham maksud dari kata-kata Presdir barusan, sebaiknya untuk tidak melewati batas" respon Tony enggan menjelaskan dan pergi meninggalkan sekelompok orang itu

"Apa dia pacar Presdir? Aku bahkan tidak pernah melihat Presdir berwajah penuh dengan senyum seperti itu walaupun kita menang tander besar" gumam salah satu dari mereka

"Yang jelas usaha kalian untuk menjodohkan Presdir dengan putri kalian harus lenyap sebelum kalian lakukan" sahut salah satu dari mereka

Membuat beberapa diantaranya terlihat frustasi karena rencana mereka gagal bahkan sebelum dilakukan.

Disisi lain, saat tiba dilantai atas Yohanna melepaskan genggaman tangan Jonathan saat tiba di depan kamar Jonathan menginap

"Kamarku ada di satu lantai dibawah" kata Yohanna

"Kenapa? Kita bisa tidur disini bersama, kamarku cukup luas" respon Jonathan sembari membuka kamarnya menggandeng kembali Yohanna masuk ke dalamnya