webnovel

BAB 17 – PINDAH

***

Jonathan akhirnya mengantar Yohanna pulang setelah berhasil membujuk gadis itu menemaninya belanja semua kebutuhan dan perlengkapan rumah baru mereka.

"Aku lebih baik tidak mengetahui jika kamu akan menghabiskan waktu satu atap dengan pria lain" gumam Jonathan saat Yohanna bertanya apakah Jonathan akan ikut masuk kedalam rumah

"Jika kamu tidak ingin masuk, tidak apa-apa" sahut Yohanna lalu membuka seatbelt tapi di hentikan Jonathan dengan wajah tidak baik-baik saja. Dia terlihat jealous lagi

"Tapi aku tidak rela kamu menghabiskan waktu berdua dengannya" keluhnya kekanankan

"Hmm… kami tidak hanya berdua, ada pengurus rumah dan begitu banyak penjaga dirumah ini" jelas Yohanna

"Ayo pulang ke rumah kita" ajak Jonathan memelas

"Masuklah untuk makan malam, jadi kamu tidak akan ada alasan untuk tidak makan malam karena malas makan sendirian" ajak Yohanna menggenggam tangan Jonathan yang menghalangi Yohanna membuka setbelt

Merasakan kehangatkan kata itu, Jonathan membelai pipi Yohanna dan menciumnya.

"Yahh… apa yang tadi sudah kukatakan? Kamu sudah lupa?" dorong Yohanna dan segera turun dari mobil diikuti Jonathan yang dengan gembira berjalan merangkul Yohanna masuk ke dalam rumah.

William tidak ada di rumah saat mereka kembali, pengurus rumah mengatakan jika William keluar rumah di pagi hari karena ada urusan di temani seorang supir. Akhirnya hanya Yohanna dan Jonathan yang makan malam bersama.

"Aku akan menjemputmu besok, kita ke kampus bersama" kata Jonathan saat hendak pulang

"Skripsimu sudah selesai?" tanya Yohanna

"Sudah, sekarang aku bebas"

"Sepertinya aku benar-benar akan melewati tahun terakhirku tanpamu" keluh Yohanna

"Kamu berharap aku gagal dan menemanimu satu tahun lagi?" goda Jonathan sembari mengusap kepala Yohanna dengan tatapan penuh sayang

"Tidak. Aku bisa melewatinya sendiri" elak Yohanna "Dan kemudian, selamat datang di dunia orang dewasa karena kamu harus bekerja" ejek Yohanna tertawa

"Huh… itu pasti akan sulit, tapi aku memang harus melakukannya demi mendapatkan banyak uang untuk bisa menikahi dan menafkahimu" sahut Jonathan membuat Yohanna merespon dengan wajah mengejek

"Pulanglah, sebelum aku bosan karena terlalu sering melihatmu" timpal Yohanna sembari melambaikan tangan lalu segera berbalik masuk ke dalam rumah bahkan sebelum Jonathan pergi

Melihat tingkah cangung Yohanna yang segera lari karena tidak ingin terlihat jika saat ini wajahnya merona membuat Jonathan tersenyum lalu masuk ke dalam mobilnya setelah melihat lampu jendela kamar Yohanna menyala dia pergi meninggalkan rumah Yohanna dengan suasana hati yang sangat baik.

~~~ Keesokan hari

"Pagi…" sapa Yohanna yang sudah melihat William dan Ayahnya sudah duduk di meja makan menunggunya untuk sarapan

"Kamu akan ke kampus hari ini?" tanya James melihat putrinya sudah berpakaian rapi

"Iya, aku terlalu banyak ketinggalan kelas" sahut Yohanna lalu duduk di sebelah William "Kemarin kamu pergi kemana?" tanya Yohanna

"Aku menjemput Paman Wilson" jawab William kemudian memberikan segelas jus pada Yohanna

"Kalian terlihat akrab sekali dengan panggilan itu, bukankah seharusnya lusa baru kembali?"

"Lebih cepat lebih baik" sahut James tidak menyangka putrinya enggan dia kembali lebih cepat "William akan membantu beberapa pekerjaan Ayah disini untuk sementara waktu" lanjutnya menjelaskan kenapa kepulangannya di percepat dari jadwal yang seharusnya.

"Okay… Aku sudah di jemput, aku pergi dulu" kata Yohanna setelah hampir menghabiskan seluruh rotinya saat terdengar suara mobil di halaman rumah

"Apa itu Jonathan?" tanya James

"Siapa lagi yang kesini jika bukan dia?" timpal Yohanna cuek "Bahkan tidak ada satupun temanku yang mengetahui alamat rumahku. Kecuali dia" lanjut Yohanna lalu pergi setelah menepuk pundak William tanda pamit

"Dia masih sama seperti dulu kan?" ujar James "Dulu hanya kamu satu-satunya teman yang dia miliki" lanjutnya dan meyelesaikan sarapannya

Setelah beberapa saat William berpikir dia masih memiliki kesempatan untuk bersama Yohanna karena dia menganggap posisi Jonathan saat ini sama seperti dirinya dulu, teman satu-satunya yang di miliki Yohanna. Tapi kemudian pikirannya lenyap saat mengingat perlakuan Yohanna kepada Jonathan yang sudah bersikap kasar padanya tapi Yohanna bisa dengan sabar menghadapinya. Jika William yang melakukan itu, kemungkinan besar Yohanna akan kabur seperti dulu.

William tidak pernah mengetahui seberapa besar kesabaran yang Jonathan miliki untuk menghandapi Yohanna.

~~~

Beberapa hari kemudian William pergi meninggalkan Negara A untuk tugas berikutnya ke Negara F. Yohanna paham kata 'Tugas' yang William dan Ayahnya gunakan hanya sekedar kedok untuk melarikan diri.

Setelah berdebat selama beberapa jam di ruang kerja James Ayahnya, Yohanna akhirnya mendapatkan ijin untuk tinggal bersama Jonathan dengan berbagai syarat tentunya.

Untuk beberapa waktu ini Ayahnya akan lebih sering bertugas keluar kota/negeri maka membiarkan Yohanna untuk tinggal bersama Jonathan menjadi keputusan yang paling baik untuk saat ini, walaupun masih banyak kekhawatiran yang dirasakan James karena membiarkan Putrinya tinggal bersama seseorang seperti Jonathan.

Setidaknya Jonathan mempunyai keamanan yang sama seperti dirinya untuk bisa menjaga Yohanna.

"Hubungi Ayah sesering mungkin" kata James "Dan ingat peraturan kita" lanjutnya kembali menegaskan prinsip-prinsip keluarga

"Aku paham" jawab Yohanna cuek

Setelah mengantar Ayahnya dan William ke bandara, Yohanna kembali kerumah dan sudah ada mobil Jonathan terparkir di halaman

"Kapan kamu datang?" tanya Yohanna melihat Jonathan keluar dari mobil menghampirinya

"Belum lama, kamu yakin ingin berkemas membawa barang-barang dari sini?" tanya Jonathan mengikuti langkah Yohanna masuk ke dalam rumah

"Ada beberapa barang yang harus aku bawa"

Jonathan membantu Yohanna mengemas beberapa barang yang akan di bawa pindah ke rumah baru mereka. Dan ada beberapa berkas penting yang juga Yohanna kemas.

Tak banyak barang yang dia bawa hanya satu koper kecil yang sebagian besar berisi peralatan sekolah dan beberapa helai baju. Karena Jonathan sudah menyiapkan banyak barang yang bisa Yohanna pakai disana.

Setelah sampai di rumah baru mereka, terlihat seorang wanita parubaya menyambut mereka dengan ramah.

"Sayang, ini Bibi Fey. Dia akan membantu kita disini jika kamu perlu sesuatu dan aku tidak ada di rumah kamu bisa memanggil bibi Fey" jelas Jonathan merangkul Yohanna "Bibi Fey, ini Yohanna Nyonya rumah ini" lanjut Jonathan yang langsung di hadiahi sebuah tatapan tajam dari Yohanna yang merasa tidak nyaman.

"Kenapa? Apa aku salah?" elak Jonathan membantu Yohanna mengangkat koper ke lantai atas

"Aku pikir hanya ada kita berdua disini" kata Yohanna setelah sampai di depan kamarnya

"Bibi Fey dan beberapa orang lainnya akan tinggal di bangunan terpisah yang ada di belakang rumah utama. Jadi kamu tidak perlu khawatir mereka akan mengganggu kita" jelas Jonathan meletakkan Koper Yohanna di sudut ruangan

"Beberapa orang lainnya? Apa maksudmu?"

"Ada seorang supir, koki, dan 2 orang lagi yang bertugas membersihkan rumah dan taman" jelas Jonathan lalu menarik Yohanna kedalam pelukannya "Mereka tidak akan masuk kerumah ini jika tugas mereka sudah selesai, dirumah ini sepenuhnya hanya kita berdua" lanjutnya hendak mencium Yohanna tapi langsung di dorong menjauh

"Ingat perjanjian kita" kata Yohanna tegas

"Sayang hanya sekali" bujuk Jonathan

"Tidak ada 'hanya sekali' jika aku ijinkan sekali maka kamu akan melakukan dua kali, sekarang keluar dari kamarku dan ingat batas area yang sudah kamu janjikan dan kita berdua sepakati"

Mendengar itu Jonathan beranjak pergi dengan wajah sedih, Yohanna benar-benar tidak bisa dirayu. Tapi karena itulah dirinya semakin percaya bahwa Yohanna tidak akan pernah mengkhianatinya dengan mudah. Dia memiliki prinsip yang kuat.

***

Mereka tinggal bersama dengan sangat tenang, para pekerja juga mengetahui peraturan yang sudah bos mereka terapkan. Lantai atas tidak ada satupun pekerja laki-laki boleh naik kesana. Area itu milik Yohanna dan siapapun yang ingin ke lantai atas harus meminta ijin dulu kepada Yohanna tak terkecuali Jonathan.

Saat Jonathan sudah selesai Wisuda kelulusan dia dengan terang-terangan mengatakan bahwa dirinya dan Yohanna sudah lama tinggal bersama, dia jelas mengatakan itu saat sudah lulus agar yang lainnya mengetahui hubungan mereka berdua dan tidak aka nada yang berani mengganggu Yohanna setelah Jonathan lulus dan saat dia tidak bisa menjaganya lagi di kampus.