“Salam untuk calonku ya, Pak.” Seringai Setyo terkembang, saat menurunkan Devlin di halte bis yang terdapat persis di depan gerbang RSU Srikana Medika.
“Jangan khawatir. Thanks, Bro!” ujar Devlin, kemudian membanting tutup pintu mobil yang mengantarnya.
Dia masih berdiri menatap kepergian mobil itu, hingga menghilang di telah arus jalan raya yang sibuk sore ini. Di belakangnya, terdapat gedung yang terbungkus aluminium kompsit berwarna hijau. Huruf tebal dari metal bertuliskan nama rumah sakit, membuatnya menarik napas dan mengembuskannya perlahan, sebelum memulai langkahnya menuju lobi.
Setelah hujan lebat mengguyur kota Surabaya dan sekitarnya pagi ini, langit belum kembali cerah. Awan kumulonimbus yang tebal dan gelap masih menggantung di langit. Tanpa perlu membaca perkiraan cuaca, siapapun bisa memprediksi, hujan pasti kembali turun hari ini.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者