Misha menghela nafas, dia melangkah dengan tertatih menuju angkringan didekat mereka dan bertanya tentang mobil Ryan.
"Kata mereka, mobil kamu dibawa polisi" Misha memberitahu.
"Trus kita pulang kek gimana?" tanya Ryan panik. Helaan nafas terdengar dari Misha, "Haah, bawa motorku saja."
Misha menyerahkan kunci motornya pada Ryan, mereka pulang menggunakan motor kesayangan Misha.
***
Setelah memberitahu kalau kakak nya sudah pergi, Eva merebahkan diri di kasur. Mata nya menatap langit-langit kamar dengan kosong.
"Kak Misha hebat ya, baru pindah udah dapat pacar aja.." gumam Eva iri.
"Shakeel sama gue nanti bisa kek gitu juga gak ya?" tanya Eva penasaran.
"Hm, kira-kira Ryan bisa nemuin kak Misha?"
Eva segera duduk kembali dan mengambil ponselnya, ia mengetikkan pesan pada kakaknya untuk menanya dimana keberadaan Misha.
"Kasih tau jangan?" gumam Eva begitu mendapat lokasi Misha.
Tangannya tergerak menuliskan pesan dan mengirim kan nya pasa Ryan, begitu centang biru terlihat wajah Eva tampak masam. Ia membanting ponselnya ke sembarang arah dan tiarapan di kasur.
"Ngeselin! Masa cuma di read, coba bilang makasih sama calon adik ipar.. Hiih!" gerutu Eva memukul mukul kasurnya kesal.
Eva termenung sendiri setelah lelah memukul kasur, mata nya menerjab mengingat kejadian saat ia dipaksa pergi dengan Lucas oleh kakaknya.
FLASHBACK..
Wajah Eva terlihat bahagia setelah bermain Timezone bersama Lucas, di tangannya terdapat beberapa boneka besar hasil permainan Lucas.
"Lucas! Ayo kesana! Boneka itu! Aku ingin boneka itu!" seru Eva antusias.
Lucas tertawa bahagia melihat bos nya tampak senang bersama dengannya, ia dengan segera mengiyakan ajakan Eva dan berjalan menuju mesin boneka yang Eva tunjuk.
"Yang ini Miss?" tanya Lucas memastikan.
"Hm! Yang itu!"
"Baiklah, bersiap menerima hadiah nya." ucap Lucas, ia memainkan nya dengan serius dan akhirnya memenangkannya.
Wajah karyawan timezone terlihat tak senang, pasangan didepan mereka itu berbahaya. Bisa bisa semua boneka besar mereka digaet oleh keduanya.
"Hahaha.. Lucas, yang itu!" tunjuk Eva seolah tak puas dengan boneka ditangannya.
"Baik Miss, apa yang anda inginkan akan saya dapatkan.." jawab Lucas dengan gaya kerajaan.
"Kau lucu Lucas, aku senang!" ungkap Eva tertawa senang.
"Em, permisi.. Stok boneka di sini sudah habis, jangan datang lagi ya.."
Pernyataan itu membuat perhatian keduanya tertuju pada pria berseragam Timezone, kening keduanya berkerut tak faham.
"Maksudnya apa? Di sini masih banyak boneka, anda buta ya?" tanya Eva tak suka.
"Jika anda terus bermain di sini, kami bisa rugi Nona, tuan.. Harap difahami," ucap nya tersenyum hampa.
"Ah, sepertinya sudah cukup Lucas.."
Eva menyadari bahwa boneka dipelukannya sudah banyak, cukup dengan itu ia sadar diri. Para karyawan itu dalam bahaya jika membiarkannya terus bermain.
"Kalau begitu.. Apa anda lapar Miss?" tanya Lucas perhatian.
"Aku baru menyadari perut ku berbunyi,"
Dia memegang perutnya yang memang berbunyi, boneka dierlukannya ia lepas begitu saja. Eva menatap Lucas, menerjabkan mata birunya dan terkekeh.
"Ayo makan," ajak Lucas diangguki Eva.
Keduanya melangkah keluar Timezone dengan tangan penuh boneka, Eva masih sesekali mendusel ke boneka yang ada dipelukan nya. Beberapa anak kecil menatap Eva iri, tak enak ditatap seperti itu Eva menyerahkan boneka nya yang kecil.
"Terimakasih kakak!" seru beberapa anak kecil itu senang.
Mereka berlari menghampiri orangtuanya dan menunjukkan boneka pemberian Eva, Lucas mengajak Eva kesebuah Food court yang ada tak jauh dari mereka.
"Milkshake Stroberi sama Gyudon nya satu," pesan Eva begitu waiters mendatangi mereka.
"Kopi Ristretto dan Gyudon juga," pesan Lucas.
Waiters itu mengangguk dan pergi setelah berkata 'harap tunggu sebentar', Lucas dan Eva terlihat berbincang mengenai hari ini.
"Hee? Lo mendekati gue padahal sudah punya pacar?" tanya seseorang membuat Eva menoleh.
"Shakeel?" Eva menatap pria itu tak percaya.
"Apa? Kaget melihat gue? Keknya lu gatau malu," sindir Shakeel.
Pacar Shakeel tampak tertawa sinis, ia menatap Eva dan Lucas dengan pandangan geli.
"Sayang, sepertinya dia tidak cukup dengan satu pria" ucap Rayala Vienna, remaja yang menjabat sebagai pacar Shakeel Fattah Jaya.
Shakeel tampak menatap Eva dengan pandangan tak bisa dijelaskan, mendengar panggilan sang pacar ia berdecih dan menatap Eva.
"Mulai sekarang, jangan lu dekatin gue lagi!" sinis Shakeel.
Begitu mengucapkan kalimat tersebut, keduanya pergi dari Food court tempat Eva dan Lucas makan.
"M-miss, sepertinya terjadi kesalah pahaman.."
Lucas tampak panik melihat adegan barusan, ia merasa ini sangat tak diharapkan oleh tuannya. Apalagi wajah Eva yang langsung pucat, setelah mendengar kalimat Shakeel.
"Tidak apa Lucas.. Kita makan saja," gumam Eva pelan.
Ia menyuapkan se sendok Gyudon kedalam mulutnya, rasa panas tak lagi dirasa oleh Eva. Dia dalam masa hampa. Setelah makan Lucas memutuskan untuk mengantar Eva pulang, karena Eva terus melamun sedari tadi.
FLASHBACK OFF..
"Haah, mengingatnya saja kesel"
Gerutu Eva mengacak rambutnya, kenapa Shakeel bisa salah faham seperti itu sih? Apa di mata orang dia dan Lucas terlihat seperti sepasang kekasih? Tidak kan!
Suara deru motor yang sangat dikenali olehnya membuat Eva terduduk, ia berlari kearah jendela nya dan menilik untuk memastikan.
Kak Misha.. Kok Ryan naik motor kak Misha? Bukannya tadi dia bawa mobil?__ heran Eva.
Misha terlihat turun dari motornya dan berbincang sebentar, kemudian Misha terlihat memasuki area mansion. Setelah Ryan pergi dengan motor Misha, Eva dibuat kaget karena Misha menatapnya dari sana.
'Apaan? Ngintip aja lu bisa nya!'
Begitulah kurang lebih kalimat yang Misha tunjukkan pada Eva, mendengus setelah memahami apa perkataan sang kakak Eva pun beranjak pergi dari area jendela.
Dia duduk di kasur dengan tangan bersidekap, wajahnya sangat masam. Tak lama pintu kamar Eva dibuka oleh Misha.
"Apaan tuh muka? Masam amat,"
Misha mencibir begitu memasuki kamar Eva, ia melepas sepatunya dan merebahkan diri ke kasur Eva.
"Lu ngapain malah nongkrong dikamar gue?" ketus Eva.
Misha mengabaikan pertanyaan dari adiknya, ia menatap keatas tanpa bicara. Keduanya terdiam beberapa menit, sebelum Misha bangkit sengan tiba-tiba.
"Lu kenapa? Ada yang nyakitin lu?" tanya Misha serius.
"Gak," singkat Eva mengalihkan pandangannya.
Srekk..
Misha menarik pelan wajah Eva supaya menatap nya, dengan mata biru nya Misha menelaah wajah adiknya.
"Perbuatan Shakeel?" tebak Misha.
"Enggak tuh," balas Eva cepat.
"Ck, awas tu anak besok!" sinis Misha berdiri.
Eva menatap kakaknya curiga, apa yang akan dilakukannya pada Shakeel besok? Perasaannya tak enak, Eva segera berdiri dan menahan Misha yang ingin pergi.
"Gaperlu kak, dia keknya cuma salah faham karena main bareng Lucas.." terang Eva.
Misha menerjab sebentar, ia terdiam dan memikirkan sesuatu didalam kepalanya. Eva tampak khawatir mendengar keputusan kakaknya.
Shakeel salah faham karena Eva tengah bermain dengan Lucas, dan itu semua perintahku. Berarti Eva seperti ini karena ku__ tuduh Misha.
"Baiklah, kalau gitu gue ke kamar dulu" ujar Misha diangguki Eva.
Misha keluar dari kamar Eva dengan tangan mengepal kuat, dia harus memberi pelajaran pada dirinya sendiri karena sudah membuat Eva adiknya bersedih.
***
Bakal update setiap hari keknya,, semoga bisa aamiin! kuy kasih power stone nya setiap hari untuk menyemangati Fifi ^_^