webnovel

TOGETHERNESS

Ini kisah tentang ke enam sahabat yang tidak sengaja di pertemukan oleh takdir. Persahabatan yang tidak ada kata 'MEMULAI' membuat mereka tanpa sadar sudah terikat akan kata persahabatan. Sama halnya dengan air yang mengalir begitu saja. Mungkin, Setiap persahabatan memang tidak memiliki kesamaan dalam setiap halnya, baik itu sikap, perilaku, dan perasaan. Tetapi, dari perbedaan itulah yang membuat mereka saling melengkapi akan kebersamaan yang tercipta. Karena itu, Hidup adalah pilihan. Maka, pilihlah teman yang bisa membawamu pada kebaikan. Copyright © 2019, Sriwulandari

Sriwulandarii8 · 青春言情
分數不夠
26 Chs

BERAKHIR

"Haduh Ra, maaf." kata Freya. "Beneran deh Frey tadi nggak pegang hp. Hp Frey mode silent."

Sambil mengunyah Dara tertawa, "Elah selow kali neng, Nggak papa." gemasnya saat melihat raut wajah Freya. "Coba kalo lo kesini, Nggak jadi deh seneng-senengnya." kekehnya sambil melirik Ezra.

Freya mencebikan bibirnya. "Kenapa?"

"Ayah gue mau nikah lagi."

"Baguslah." celetuk Ezra.

"Muka lo bagus." delik Dara.

"Ya emang! Ganteng lagi."

Dara mendecih. "Kebanyakan gaul sama Aksa sih lo." tudingnya.

"Rasanya gue kaya jadi gudang kesalahan deh." sahut Aksa tiba-tiba. "Kalian emang enggak pernah menilai sesuatu yang indah dari diri gue." dramatisirnya.

"Lo tuh emang nggak ada indah-indahnya sama sekali." semprot Dara.

"Gue cowok! yak wajar aja nama gue nggak ada indahnya."

Dara menendang Aksa yang sudah berbaring di sampingnya. "NGGAK NYAMBUNG GOBLO!"

Freya menggelengkan kepalanya. Pusing sendiri melihat tingkah mereka. "Kalian tuh bisa nggak sih akur dikit."

"NGGAK!" jawabnya bersamaan.

****

"NGGAK ASIK LO SEMUA!"

"Mir, Mir. Ada cerita terpanas hari ini." sahut Aksa yang sudah memenuhi layar ponselnya sedangkan yang lain berada di belakangnya.

"Apa?"

"Bokap Dara mau nikah." jawabnya dengan tawa yang menggelikan.

Dara menabok kepala Aksa dari belakang sehingga ponselnya bergerak tak beraturan. "Nggak lucu, sat!"

Ameera tertawa. "Mantap, Ra."

Dara langsung merebut ponsel yang berada di tangan Aksa. "Apasih! Udah-udah nggak usah dibahas." yang kemudian mendorong kepala Freya yang muncul di depanya.

"Adek gue tuh!" Ameera mendelik melihatnya.

"Sekarang lagi dimana?" tanya Nosi.

"Dimobil." kemudian mengarahkan kameranya kepada Rizal yang tengah mengendarai. "Kita mau jalan-jalan."

"KAK RIZAL!" teriak Dara. "Kakak kenapa ganteng banget sih! Aldo aja kalah." ucapnya yang membuat Rizal menoleh dan Terkekeh.

"Oleh-oleh." celetuk Freya tiba-tiba muncul di belakang Nosi dan Dara lalu menghilang lagi.

Ameera mengangkat jempolnya. "kalo gue udah pulang pokoknya kumpul lagi ya! JANGAN NGGAK ADA GUE LO SEMUA KUMPUL. KAN SIALAN!"

"Gue juga males!" sewot Aksa yang sudah berdiri di belakang Dara. "Gara-gara anak sultan sama bayi orok gue jadi kesini." tunjuk Ezra dan Freya yang masih asik bercanda di belakang.

Ameera tersenyum simpul. "Gas juga si Ezra."

"Apaan?" tanya Dara.

Ameera menggeleng. "Udah ahh gue mau sampe nih. Mau jalan-jalan sama bebep gue dulu. Emang kaya lo semua pada jomblo. GANGGU AJA!"

"Woy anjir gue punya co-DASAR CABE SIALAN!" kesal Dara ketika Ameera sudah memutuskan sambungan sepihak.

****

"TAPI KENAPA, SA?" pecah sudah tangis yang sedari tadi di tahannya.

Aksa yang hendak pergi memutar tubuhnya kembali menghadap Tasya sepenuhnya. "Kenapa? Tanya sama diri lo sendiri. Apa yang lo sembunyiin dari gue selama ini?" tegasnya.

Tasya menggeleng. Aksa berdecak sebal. "Lo masih nggak tau?" tanyanya. "Setelah apa yang lo lakuin ke gue itu nggak cukup buat sembuhin rasa sakit hati gue, Sya! Jangan lo pikir karena gue ini cowok, gue nggak bisa sakit hati!!"

Aksa mengacak rambutnya frustasi. "Lo tunangan kan sama Bara?" sorot matanya menajam.

Tasya terpaku dengan apa yang terucap dari mulut Aksa membuat lidahnya kelu seakan tak bisa mengucapkan kata apapun.

"JAWAB!" geramnya saat melihat Tasya tetap diam dan menangis.

"Selama ini gue sabar buat nunggu lo cerita semuanya, Sya!"

"Maaf." Tasya semakin terisak dengan tubuhnya mulai bergetar kencang.

Aksa meraup wajahnya dengan kasar setelahnya ia merengkuh tasya dalam dekapannya. "Kata maaf nggak bisa merubah segalanya menjadi lebih baik, Sya. Jujur gue sayang sama lo, bahkan masih cinta sama lo. Tapi gue nggak bisa ngelanjutin hubungan ini, Sya."

Tasya menggeleng seraya mengeratkan pelukannya. "Jangan." lirihnya.

"Gue nggak bisa."

"Tapi gue nggak cinta sama Bara! Bara juga nggak cinta sama gue dia cintanya sama Freya!" kekehnya.

"Belajar." Aksa menangkup wajah Tasya dan mengusap pipinya. "Dalam hal apapun, melakukan hal apapun kita harus belajar terlebih dahulu. Karena itu, belajarlah mencintai Bara dan belajarlah melupakan gue." setelahnya mengecup kening Tasya dengan lembut kemudian berlalu meninggalkan Tasya yang sudah pecah dengan tangisannya di depan rumah.

****

"Kenapa?" tanya Rizal saat Ameera terus memandanginya.

Ameera menggeleng kemudian kembali memandang langit yang di penuhi bintang. "Apasih yang bikin lo bertahan sama gue."

Rizal terkekeh kemudian menyelipkan rambut Ameera yang berterbangan karena saat ini mereka sedang berada di rooftop apartemen Rizal. "Karena cinta." jawabnya.

Ameera kembali mendengus. "Gue nggak yakin." cibirnya.

"Kenapa nggak yakin?"

"Selama ini lo di suruh kan sama bokap gue buat jagain gue kan?"

Rizal mengangguk "Karena itu tugas gue."

"Ck, Gue nggak sepenting itu buat di jadiin prioritas. Gue nggak suka di kasihani." ucapnya pelan. "Selama ini lo selalu sia-siain waktu istirahat lo cuma buat cewek yang nggak berguna macam gue. Cewek yang selalu kabur dari rumah, yang selalu mabuk tiap malam. Gue ngerasa nggak pantes buat lo. Lo selama ini terpaksa kan?"

"Lo bakal selalu jadi prioritas gue sampai kapan pun itu. Kasihan sama perduli itu beda. Selama ini gue perduli sama lo karena gue sayang. Gue nggak perduli seburuk apapun lo saat ini, karena gue jauh lebih tau sebelum lo seperti ini."

"Maaf karena aku kamu nggak bisa kejar kebahagiaan kamu." lirihnya.

"Kebahagiaan aku itu kamu. Kamu selalu bikin aku bahagia dalam setiap detiknya." ucapnya. "Aku mohon berhenti. Kamu nggak cuman sakitin diri kamu sendiri tapi juga aku, orang tua kamu, sahabat-sahabat kamu."

Ameera mengangguk dan tersenyum. "Terimakasih. Terimakasih selalu ada di saat aku terpuruk."

"I am always with you babe, because I love you" Rizal menangkup wajah Ameera kemudian mengecup kening Ameera dengan lembut.

"I love you to, bee" Ameera tersenyum.

"Happy anniversary, dear." bisik Rizal kemudian memeluk Ameera, Ameera mengangguk dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang Rizal.

TBC

A/N : SELAMAT MALAM...

UDAH AH ITU AJA SAPAAN DARI AKU:'') BYE.

EITS! TUNGGU DULU DING, AKU MAU UCAPIN TERIMAKASIH BANYAK BUAT PEMBACA SETIA AKU YANG SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA BUAT BACA CERITA GAJE INI:')

SEMOGA CERITA INI BANYAK DI SENANGI, DAN DI KAGUMI BANYAK ORANG YAH. AAMIIN.

SEE YOU NEXT PART. TETAP DUKUNG KARYA-KARYA AKU DALAM HAL APAPUN YAN. TERIMAKASIH.

Salam jawa,

Sriwulandarii8