Mereka berdua bersiap menyerang tentara yang datang, tetapi sebelum mereka bisa, suara kapten mereka menghentikan mereka. "Tahan, kalian berdua," ucap Luffy sebelum dia melompat dan mendarat di jalur awan yang kosong di antara mereka berdua.
Luffy kemudian mengarahkan telapak tangan kanannya ke depan, ke arah prajurit yang datang. Para prajurit melihat Luffy melakukan ini, namun mereka tidak memedulikannya karena mereka tidak melihat tanda-tanda serangan dari Luffy.
Tetapi tiba-tiba sebuah kekuatan tak terlihat menghantam pasukan White Barret yang datang dan menjatuhkan mereka semua ke belakang dan keluar dari jalur awan yang sedang mereka naiki. Kapten White Barret, Conis, Pagaya, dan seluruh kru Luffy tercengang melihat.
"Apa itu tadi?" Nojiko bertanya.
"Itu tingkat lain dari Armament haki," jawab Luffy sambil berbalik dan memandang mereka berdua. "Tapi, intinya bukan itu, kalian belum siap untuk melatihnya," Tambahnya sambil memasukkan tangannya ke dalam mantelnya, kemudian mengeluarkan dua penutup mata yang menyebabkan Nojiko dan Zoro menatap Luffy seolah-olah dia gila karena mereka tahu apa yang akan dia katakan kepada mereka.
"ini, pakai ini," ucap Luffy sambil menyerahkan mereka sebuah penutup mata, sementara pada saat yang sama mengabaikan ekpresi wajah mereka.
"Kau tidak serius kan?" Zoro bertanya sambil menatap kaptennya. Luffy hanya menatapnya dan mengulurkan kedua penutup mata dengan ekspresi tak terbaca di wajahnya.
"Kami bisa mati!" Teriak Nojiko.
"Kalau begitu jangan mati," balas Luffy sambil mengangkat bahunya, yang menyebabkan rahang semua orang jatuh. "Kalian semua harus menjadi lebih kuat dengan cepat. Aku berencana untuk menaklukkan Grand Line, mengalahkan empat Yonkou, dan menjadi raja bajak laut," kata Luffy dengan nada serius.
"Dan untuk melakukan itu, aku membutuhkan orang-orang terkuat sebagai kru ku," tambahnya. menyebabkan mereka berdua menatap Luffy selama sejenak sebelum Zoro mengangkat bahunya dan segera menggunakan penutup mata.
"Kau tidak serius untuk mencoba ini kan?!" Teriak Nojiko / bertanya sambil mengalihkan perhatiannya ke Zoro yang sedang dalam proses mengikat penutup mata di sekitar matanya.
"Jika ini akan membantuku menjadi pendekar pedang terkuat di dunia, maka aku akan melakukannya," ucap Zoro dengan lantang. "Jika ini membunuhku, maka takdirku memang bukan untuk menjadi pendekar pedang yang terkuat," tambahnya sambil mengencangkan penutup matanya.
"Aku dikelilingi orang-orang gila," gerutu Nojiko pada dirinya sendiri sebelum mengambil penutup mata dari Luffy. "Asal kau tahu saja, jika aku mati di sini hari ini, aku akan menghantuimu sampai gila," ucap Nojiko dengan kesal, menyebabkan Luffy tertawa dan segera kembali ke posisinya sebelumnya.
Ketika Luffy kembali, dia mengalihkan perhatiannya ke arah kru lain yang sedang menatap Zoro dan Nojiko dengan ekspresi khawatir di wajah mereka. "Kalian semua tidak perlu khawatir," teriak Luffy, menarik perhatian mereka.
"Giliran kalian juga akan tiba," tambah Luffy sambil menyeringai, menyebabkan tubuh semua kru yang ada di kapal merinding.
'Robin mungkin akan menjadi yang paling sulit untuk dilatih dengan cara ini, karena dia mampu mengeluarkan bola mata di mana pun dia mau,' pikir Luffy dalam hatinya sebelum mengembalikan perhatiannya ke pertarungan yang akan datang. Bertentangan dengan apa yang mungkin dipikirkan oleh krunya dalam situasi ini, Luffy tidak akan membiarkan satu pun dari mereka mati.
Setelah mendengar gemuruh petir di langit, itu membuat Luffy sadar bahwa penguasa Skypiea yang dipanggil Tuhan ini memiliki Devil Fruit yang berkaitan dengan petir. Luffy sengaja tidak menggunakan kekuatan buah iblisnya karena dia ingin melihat ekspresi wajah bajingan malang itu ketika melihat kekuatan Logia miliknya.
Memberikan fakta baru bahwa buah milik Enel ini adalah kategori paramecia atau tipe Mythical-Zoan, kedua kemungkinan itu tidak menjadi ancaman bagi Luffy, tetapi kedua buah bisa mendapatkan harga yang cukup tinggi apabila ia menjualnya di pasar terbuka dan bahkan bisa lebih tinggi apabila di pasar gelap.
Luffy tersenyum pada dirinya sendiri saat memikirkan itu, namun segera berubah serius sekali lagi ketika melihat pertarungan akan segera dimulai.
Kapten White Bareet menatap anak buahnya naik kembali ke jalur awan, bersiap-siap untuk menyerang sekali lagi. Dia tidak tahu apa yang baru saja terjadi pada anak buahnya.
Saat mereka menyerang, bersiap-siap untuk memberikan hukuman dari God Enel, pemimpin kelompok penjahat ini melompat maju dan hanya mengarahkan telapak tangannya ke depan.
Pada awalnya seperti tidak ada yang terjadi, tetapi tidak sampai dua detik kemudian semua pasukannya dikirim terbang kebelakang seolah-olah mereka dihantam oleh kekuatan yang tidak terlihat. Pemimpin White Bareet tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
'Penghuni Blue Sea seharusnya memiliki kekuatan yang lebih lemah ketika mereka pertama kali tiba di sebuah pulau langit akibat tidak terbiasa dengan oksigen tipis yang ada di ketinggian ini,' pikir kapten itu pada dirinya sendiri sambil menatap Luffy dengan mata menyipit.
'Seberapa kuat kau di bawah sana untuk bisa datang sejauh ini dan masih memiliki kekuatan yang harus diwaspadai,' kapten itu bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Namun itu tidak masalah, mereka semua hanyalah semut di mata God Enel yang maha kuasa," sang kapten berbisik pada dirinya sendiri sebelum memusatkan perhatiannya kembali ke pertarungan yang akan terjadi.
Nojiko dan Zoro masing-masing berdiri di jalur awan yang berbeda dengan penutup mata terpasang dan sekelompok tentara segera melaju ke arah mereka sekali lagi.
Nojiko memposisikan tongkat tiga bagian di belakang punggungnya sambil mencoba menggunakan empat indranya yang tersisa bersama dengan observasi haki untuk mencoba dan mengetahui dari mana serangan akan datang.
Zoro di sisi lain hanya menggunakan dua pedangnya alih-alih tiga seperti biasanya. Di matanya, prajurit-prajurit ini tidak sepadan untuk dirinya mengerahkan semua kemampuannya sebagai pendekar pedang yang berpengalaman, Zoro yakin ia mampu menghindari serangan apa pun yang datang dan balas menyerang lawannya.
Ini bukan berarti bahwa Zoro tidak akan menggunakan observasi hakinya, dia pasti akan menggunakannya, namun dia juga yakin bahwa dia mampu bertahan bahkan tanpa menggunakan observasi.
Baik Zoro dan Nojiko menenangkan saraf mereka dan mulai mencoba untuk merasakan musuh-musuh mereka dengan observasi haki. Ketika para prajurit berada sekitar 50 kaki dari mereka berdua, keduanya berlari ke depan dengan kecepatan luar biasa untuk bertemu musuh mereka.
Nojiko mengayunkan tongkat tiga bagiannya secara diagonal dari kanan ke kiri melintasi tubuhnya, secara efektif membanting bagian atas tongkatnya ke kepala salah satu prajurit yang memegang dua pedang.
Dia kemudian salto ke depan dan mendarat di jalur awan yang berbeda, di mana ia sekarang dikelilingi oleh musuhnya di semua sisi.
Nojiko kemudian mulai memutar tongkat tiga bagian di sekitar tubuhnya seperti sepasang nunchucks sebelum dia melompat dan memutar tubuhnya di udara kemudian mulai berputar di udara sebelum dia berteriak.
"Demonic Whirlwind!" teriak Nojiko. Segera setelah dia meneriakkan serangannya, lusinan bilah angin melesat ke segala arah, mengenai para prajurit yang sebelumnya mengelilinginya.
Jumlah bilah angin lebih banyak daripada tentara yang mengelilinginya, menyebabkan sebagian besar serangan tekanan udara yang tajam mengenai tentara yang tidak waspada di dekatnya.
'Itu serangan yang sangat kuat,' pikir Luffy pada dirinya sendiri ketika dia melihat serangan Nojiko. 'Tapi serangan itu tidak memiliki kontrol,' tambah Luffy sambil berbalik dan melihat bekas sayatan yang ada di awan di sampingnya.
Beberapa serangan bilah angin Nojiko meluncur ke arah Luffy dan daerah sekitarnya, jelas bahwa itu adalah serangan baru milik Nojiko dan dia tidak memiliki kendali penuh atas serangan itu.
Untungnya, tidak ada bilah yang nyasar ke arah kru di kapal, yang sedang menonton penampilan Nojiko dengan kagum, terutama Nami.
Nami tidak bisa percaya bahwa saudara perempuannya menjadi sekuat ini, itu membuat Nami ingin menjadi lebih kuat juga sehingga dia tidak akan kalah dari saudara perempuannya.
Para prajurit yang tersisa menyerbu Zoro yang berlari di atas awan untuk menemui mereka dengan kedua pedang yang siap menyerang. Saat dia berlari, Zoro menghunuskan kedua pedangnya ke depan dan sedikit naik ke udara, membentuk posisi seperti tanduk badak sebelum dia mulai berputar, mengiris udara di sekitarnya.
"Two Sword Style : Rhino Cycle!" teriak Zoro, menyebabkan bilah angin muncul dari pedangnya dan melesat ke arah tentara yang datang, melemparkan mereka semua ke udara dan ke pantai.
Baik Nojiko dan Zoro kemudian berdiri diam selama beberapa detik sebelum membuka penutup mata mereka untuk melihat pasukan White Barret yang tak sadarkan diri tersebar di seluruh pantai malaikat.
"Apa gunanya menutup mata mereka jika mereka hanya akan menggunakan serangan yang menjangkau jarak lebar," Luffy berkata pada dirinya sendiri sambil menggelengkan kepalanya.
"Kerja bagus kalian berdua," ucap Luffy,menarik perhatian mereka. Sebelum salah satu dari mereka memiliki kesempatan untuk berbicara, suara kapten White Bareet menarik perhatian mereka.
"Maaf Penjahat," ucapnya dengan suara keras, menarik perhatian semua orang. "Kalian seharusnya melakukan apa yang aku perintahkan kepadamu. Dari semua penegak hukum di Skypiea, hukuman dari White Bareet adalah yang paling ringan, namun, MEREKA tidak pemaaf seperti kami," tambahnya, menyebabkan Nami terkesiap dan ekspresi ketakutan muncul di wajahnya.
"hahaha! Selamat, kalian sekarang dianggap penjahat tingkat 2. Kalian bisa mencoba menangis minta ampun, tetapi mulai sekarang kalian semua akan dihakimi oleh pendeta dari Upper Yard!" katanya sambil menunjuk Luffy dan kru.
Luffy hanya mengangkat bahu sebelum mengabaikan pria itu sepenuhnya.
"Tidakkah orang-orang ini sadar bahwa kita sama sekali tidak peduli pada mereka," ucap Luffy sambil berjalan ke arah Zoro dan Nojiko.
"Tetapi bagaimanapun juga, aku benar-benar menantikan seperti apa rasanya mengalami penghakiman dari Tuhan," tambah Luffy sambil tertawa dengan ekpresi bersemangat muncul di wajahnya.