"Apakah itu ide yang baik, Luffy?" Nami bertanya dengan ekspresi sedikit takut di wajahnya. Ketika Nami berkeliling menggunakan waver, dia melihat apa yang bisa dilakukan orang bernama Enel ini, dan itu membuatnya sangat takut.
"Biasanya aku akan mengatakan tidak, tapi ini terlalu menarik bagiku untuk melewatkannya," jawab Luffy sambil berbalik dan memandangi krunya.
"Apakah petir barusan perbuatanmu kapten?" Robin bertanya sambil melihat Luffy, penasaran dengan petir yang baru saja mereka dengar bergemuruh di langit.
"Tidak, itu bukan aku," jawab Luffy, mengejutkan semua krunya, namun membuat bingung 2 skypieans yang sebelumnya menyambut mereka.
"Apakah mungkin itu devil fruit yang-" tanya Sanji, tapi langsung di jawab Luffy sebelum ia bisa menyelesaikan pertanyaannya.
"Tidak, itu tidak mungkin," jawab Luffy memotong Sanji. Dia tidak ingin pria bernama Enel ini tahu bahwa ia juga memiliki kekuatan petir. Luffy ingin itu menjadi kejutan.
"Kelihatannya memang mirip tapi itu tidak sama, makanya aku tertarik," tambah Luffy sambil menyeringai. Dia akan mengatakan sesuatu yang lain tetapi sebelum ia bisa, Conis berbicara dengan nada panik, menarik perhatian mereka semua.
"Tidakkah kalian mengerti apa yang baru saja kalian lakukan ?!" Conis bertanya dengan suara yang sedikit takut. "Itu kejahatan tingkat lima," ucapnya, berusaha membuat mereka mengerti.
"Begitu kalian dinyatakan bersalah melakukan kejahatan tingkat lima, Enel yang Mahakuasa akan mengusir kalian ke dataran awan yang melayang," ucap Conis dengan suara lembut tapi ketakutan.
"Kedengarannya tidak terlalu buruk," sahut Sanji sambil merokok.
"Itu hukuman mati! Kalian semua akan mati!" Conis balas berteriak dengan suara khawatir. "Mereka akan menempatkan kalian di atas awan kecil yang melayang dan meninggalkan kalian di sana tanpa memiliki kesempatan melarikan diri, dan pada akhirnya kalian akan mati dengan perlahan dan menyakitkan," ucap Conis mulai membuat Nami, Usopp, dan Chopper ketakutan.
"Aku mungkin baru mengenal kalian beberapa waktu yang lalu, tapi aku tahu kalian bukan orang jahat, jadi kalian harus mengambil kesempatan ini agar bisa keluar dari tempat ini!" Conis berteriak sebelum lari pergi.
"Aku harus membawa orang-orang ini ke dokter sekarang," ucap Pagaya sambil berjalan ke arah pasukan yang tidak sadarkan diri.
"Kurasa kita perlu menerima sarannya," ucap Nami sambil berbalik memandang Luffy dan kru yang lain. "Ketika aku berjalan-jalan menggunaka waver, aku melihatnya sendiri, sebuah pulau awan kecil yang di selitarnya dipenuhi dengan monster!" Nami menjelaskan, membuat takut Usopp dan Chopper.
"Hebat, kau melakukan satu hal yang semua orang sangka tidak akan pernah kau lakukan," ucap Zoro sambil melipat tangannya.
"Maksudmu pergi ke pulau tempat tinggal Tuhan dimana kita dilarang mendekat atau menginjakkan kaki di sana," sahut Luffy sambil menyeringai.
"Ini bukan suatu hal di mana kau bisa bersemangat, Luffy," omel Nami. "Jika kita tinggal di sini lebih lama, kita bisa membuat Pagaya dan Conis terlibat dalam masalah," tambahnya.
"Apa bedanya jika kita tinggal atau pergi," sahut Luffy dengan suara serius. "Tidak ada jaminan bahwa jika kita pergi, mereka tidak akan di dakwa melakukan kejahatan. Heh, aku berani bertaruh mereka akan tetap didakwa dengan tuduhan memfasilitasi pelarian kita," tambah Luffy, menyebabkan beberapa anggota krunya menganggukkan kepala mereka.
"Dunia ini bukan sesuatu yang bisa di nilai dengan hitam atau putih, Ms. Navigator," ucap Robin sambil menatap Nami.
"Orang yang di panggi Tuhan ini tampaknya bukan seseorang yang adil dan bijaksana. Lihat saja semua pelanggaran yang dituduhkan kepada kita, banyak dari peraturan itu tidak jelas dan tidak masuk akal," tambah Robin.
"Hampir seperti mereka melakukan segala cara agar bisa menghukum kita untuk sebuah kejahatan," tambah Nojiko.
"Jadi, ada kemungkinan apabila kita meninggalkan tempat ini, kejahatan yang dituduhkan pada kita akan dipindahkan kepada Conis dan Pagaya," ucap Luffy, menyebabkan Nami sedikit melihat ke bawah.
"Selain itu, aku ingin mengobrol sedikit dengan 'Tuhan' mereka," tambah Luffy dengan suara rendah.
Para straw hat akhirnya memutuskan untuk tinggal di pantai, saling berdiskusi di antara satu dengan yang lain selama beberapa menit, beberapa saat kemudian beberapa dari kru Luffy berjalan duluan menuju kapal, meninggalkan Luffy, Zoro, dan Nojiko yang masih diam di tempat mereka.
"Begitu banyak masalah hanya untuk liburan santai yang menyenangkan," ucap Nojiko sambil menghela nafas, menyebabkan Luffy tertawa.
"Jangan khawatir tentang itu," Ucap Luffy sambil berbalik dan menepuk pundaknya. "Masalah ini seharusnya tidak akan memakan waktu yang lama, kita akan menyelesaikan masalah dengan apa yang mereka sebut 'Tuhan' ini sebelum log pose bisa menunjuk ke pulau selanjutnya, memberi kalian cukup waktu untuk bersantai," Ucap Luffy sebelum mulai berjalan menuju kapal.
"Jangan membuat keberuntungan kita buruk, kapten," sahut Zoro sambil berbalik, mengikuti Nojiko yang berjalan di belakang Luffy.
Ketika mereka berjalan menuju kapal, suara kapten White Barret yang mereka temui sebelumnya menarik perhatian mereka.
"Mau mencoba melarikan diri, penjahat!" teriaknya, menarik perhatian mereka bertiga bersama dengan kru yang sudah berada di kapal.
Ketika semua orang menengok ke sumber suara, mereka melihat sekelompok prajurit yang sama berdiri di pantai bersama dengan Conis dan Pagaya.
"Aku tidak tahu apa yang kau lakukan sehingga membuat kami tidak sadarkan diri, tetapi aku bisa mengatakan padamu bahwa itu tidak akan terjadi lagi," ucap kapten itu dengan cukup percaya diri, menyebabkan seringai geli muncul di wajah Luffy.
"Untuk seseorang yang bahkan tidak tahu apa yang terjadi pada dirimu, kau benar-benar percaya diri," Sahut Luffy dengan nada geli, menyebabkan kapten itu menggeram rendah.
"Aku mengetahui bahwa kau bersalah karena melakukan kejahatan tingkat 5, atas nama God Enel yang maha kuasa, kalian akan dibuang ke awan terpencil untuk selamanya!" teriaknya.
"Aku sangat takut," jawab Luffy dengan nada bosan, menyebabkan pria itu mengertakkan giginya sebelum dia memberi perintah kepada tentaranya.
"Pasukan! Tangkap mereka!" Perintah kapten itu, dengan cekatan pasukannya melangkah maju sambil mempersiapkan panah dan busur. Luffy mengangkat alisnya ketika melihat ini, Nojiko dan Zoro melangkah ke depan Luffy dengan kedua senjata mereka dikeluarkan.
"Tembakkan The Milky Arrow!" Kapten itu memerintahkan, membuat semua prajuritnya melepaskan anak panah dari busur mereka. Saat anak panah itu melesat ke arah Luffy dan dua krunya, anak panah itu meninggalkan jejak asap putih susu di belakangnya, seolah-olah itu adalah asap dari rudal.
Nojiko dan Zoro melompat maju dan dengan terampil menghindari panah yang datang, sementara Luffy hanya mengambil langkah kecil ke samping, membuat semua anak panah tidak mengenainya sama sekali. Ketika anak panah melayang melewati ketiganya, mereka bertiga segera menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan asap yang tertinggal dari panah. Mereka menyadari apa itu saat Nojiko dan Zoro mencoba naik ke atas asap.
"Ini awan!" seru Nojiko ketika dia dan Zoro mencoba untuk mendapatkan keseimbangan di atas jalur awan.
"Itu menarik," respon Luffy dengan nada bosan, masih berdiri di pantai. Tepat setelah dia mengatakan itu kelompok kedua dari White Barret memegang berbagai pedang dan pisau dan juga menggunakan sepatu roda aneh yang sama dengan yang dipakai pria bertopeng yang menyerang mereka, memungkinkan kelompok itu untuk berseluncur di atas awan, tidak berlama-lama mereka melompat ke atas jalur awan dan mulai berseluncur menuju Zoro dan Nojiko.