"Kau memuji nya. Hmm baiklah, aku akan menyuruh Julian untuk membantumu membasmi iblis sepulang dia sekolah nanti," ucap Colton dengan tenang yang membuat Briella langsung beranjak berdiri dari sofa dan menatap kearah sang ayah.
"Papa serius? asyik!!!" Briella memeluk Colton. Colton hanya terdiam melihat sikap anak nya yang sok manis sekarang.
"Hmm anak-anak zaman sekarang, gengsi nya tinggi. Tetapi aku takkan merestui mu hubungan mu dengan Julian. Karena Julian bukanlah orang biasa! bukan kaisar sembarangan," batin Colton.
***
Di sekolah....
Terlihat Julian bersama Floryn keluar dari kelas. Kebetulan saat itu, jam istirahat sedang berlangsung sehingga siswa dan siswi dibolehkan melakukan apapun asal tak berbahaya tentunya.
"Hmm kau mau kemana, ke kantin atau ke tempat lainnya?" tanya Floryn.
"Terserah kau saja. Aku ikut saja," singkat Julian yang membuat Floryn terdiam.
"Hmm kalau dulu, kau suka sekali ke perpustakaan karena ada salah satu buku favorit mu yang update setiap hari nya. Tetapi perutku sedang lapar sekarang, jadi ke kantin dulu boleh gak?" ucap Floryn. Julian menganggukkan kepala nya.
"Ya, boleh-boleh aja kok. Terserah kamu saja," ujar Julian dengan tenang.
"Hmm seharusnya yang bicara seperti itu aku deh. Kenapa kebalik ya?" gumam Floryn.
Selang beberapa menit...
Floryn dan Julian sampai di kantin sekolah. Floryn langsung menarik Julian ke salah satu penjual makanan di kantin. Namun saat mau memesan.....
"Wah kalian berdua, masih hidup? padahal aku sudah menyuruh anak buahku untuk membully kalian," ucap seorang pria muda berambut hijau, bernama Karl.
"Hmm pembully ya? oh aku sudah menjadikan mereka semua sebagai anak buah ku sekarang," ujar Julian dengan santai nya yang membuat Karl terdiam dan menatap Julian dengan tatapan serius.
"A-apa kau bilang? pfft mana mungkin pembully terkuat di sekolahan ini kalah dengan anak-anak lemah seperti kalian berdua! jangan bercanda deh," kata Karl yang seketika tangan nya ditarik oleh Floryn lalu setelah nya Floryn membanting Karl ke lantai yang membuat satu kantin itu menoleh kearah nya. Julian juga tercengang melihat apa yang dilakukan oleh Floryn.
"Kau terlalu banyak bicara," singkat Floryn yang membuat Karl diam terpaku hingga akhirnya.
"Beraninya kau melakukan ini padaku?! rasakan in-" belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Floryn kembali menonjok wajah Karl hingga hidung Karl berdarah yang tentu saja aksi nya itu membuat semua nya tercengang.
Julian menarik tangan Floryn, berusaha menghentikan Floryn agar ia tidak dipanggil ke kantor oleh kepala sekolah ataupun guru lainnya.
"Floryn, sudah hentikan! jangan bertindak begini terus," ucap Julian secara tegas. Floryn terdiam lalu menepis tangan Julian.
"Kau tidak perlu ikut campur. Bukankah kau juga melakukan hal yang sama pada bawahan nya dia?" ujar Floryn secara sinis yang membuat Julian terdiam.
"Ti-tidak, aku hanya menegur nya saja dan mereka langsung menuruti keinginan ku," singkat Julian dengan wajah polos. Ketika mereka sedang beradu mulut, tiba-tiba saja sebuah pisau melewati mereka berdua yang membuat kedua nya seketika terdiam.
Walau begitu, daun telinga Julian sempat tergores oleh pisau itu tetapi untungnya luka tersebut menghilang dengan cepat.
"Siapa yang melempar pisau?" tanya Floryn sambil menatap sekeliling nya.
"Aku....aku lah yang melakukan nya," seorang pria muncul yang kemudian berjalan melewati kedua nya lalu menarik pisau nya yang tertusuk di dinding. Satu kantin tersebut begitu terkejut ketika melihat keberadaan pria itu.
"Kenapa kau melakukan ini? siapa kamu?!" ucap Julian dengan tegas.
"Dia adalah Amos, sang ahli pisau yang cukup terkenal di sekolah. Kebetulan di sekolah ini terdapat ekstrakurikuler yang mengajarkan siswa-siswi nya untuk melempar pisau ke arah musuh yang benar dan tepat sasaran pastinya. Dan dia satu-satunya siswa yang berhasil menguasai itu," ujar Floryn yang membuat Julian membatu. Amos tersenyum tipis mendengar Floryn yang menjelaskan begitu detail pada Julian mengenai dirinya.
"Wah Floryn, kau menjelaskan itu semua pada Xavier? bukankah Xavier sudah mengenal diriku dengan baik tetapi kenapa kau masih menjelaskan nya lagi? oh iya aku baru ingat bahwa kekasih mu itu lupa ingatan setelah kecelakaan besar yang menimpa nya beberapa hari lalu," kata Amos yang membuat Floryn kesal.
"Sebaiknya kau diam saja, Amos! sifat sombong mu itu tidak membuatmu hebat justru kau akan semakin bodoh!" teriak Floryn yang membuat Amos langsung mengacungkan pisau nya di leher Floryn.
"Beraninya kau berteriak seperti itu, Floryn?! kau mau dijadikan eksperimen lagi?" ucap Amos yang membuat Julian terheran-heran mendengar nya.
"Apa kau bilang? Floryn mau dijadikan eksperimen? enak saja! hadapi aku," ketus Julian sembari menarik pisau di tangan Amos yang membuat Amos diam terpaku.
"Wah...Wah...Wah.... berani-beraninya kau merebut pisau dari tanganku," ucap Amos. Mendengar hal itu membuat Julian memberikan sebuah ancaman dengan berpura-pura seperti mau menyerang nya padahal hal itu adalah sebuah ancaman.
"Bisa-bisanya kau memberikan ku ancaman seperti itu ya?! kau benar-benar menyebalkan! rasakan ini," Amos menonjok Julian. Julian berniat menyerang nya tetapi Floryn menghentikan mereka berdua.
"Hentikan! jangan ribut-ribut begini terus! memangnya kalian tidak malu?" ucap Floryn yang membuat Amos memutuskan untuk meninggalkan mereka.
"Kali ini aku melepaskan mu tetapi pertemuan selanjutnya, aku takkan melepaskan mu. Ingat itu, Xavier!" ucap Amos sembari berlari pergi.
Julian yang terdiam menghela nafas lalu memegangi tangan Floryn yang membuat Floryn menatap nya.
"Sudah yuk, katanya kau lapar?" ucap Julian dengan tenang. Floryn tersenyum tipis sembari menganggukkan kepala nya. Setelah itu mereka berdua membeli makanan sesuai keinginan.
Beberapa menit kemudian...
"Makasih karena telah mentraktir ku, Xavier!" ucap Floryn yang membuat Julian terdiam lalu tertawa kecil.
"Hahahaha, kau sungguh lucu Floryn. Hanya karena sebuah hal kecil, kau bersikap seperti ini," ujar Julian yang membuat Floryn ikut tertawa.
"Kau juga lucu. Kadang-kadang kau bersikap seperti anak kecil dan terkadang kau bersikap dewasa," kata Floryn.
"Hmm iyakah? padahal aku merasa bahwa aku tidak berubah, sama saja," singkat Julian.
"Ah ngomong-ngomong, Julian. Kau mau ikut latihan piano bersama ku sepulang sekolah nanti gak? kebetulan aku berlatih sendirian hari ini," cakap Floryn yang membuat Julian terdiam sejenak.
"Hmm terserah kau saja sih, aku menuruti keinginan mu," singkat Julian yang membuat Floryn tiba-tiba membelai poni Julian.
"Poni mu, bagus deh. Gak kaya dulu! cupu gitu keliatan nya," ucap Floryn yang membuat Julian tersenyum tipis.
"Hmm kau tertarik dengan poni ku saja?" tanya Julian sembari mendekatkan wajah nya yang membuat Floryn sempat terdiam.
"Wajahmu juga tampan kok," singkat Floryn.
"Kupikir kau hanya tertarik dengan poni ku saja," jawab Julian sembari menjauhkan wajahnya lalu menyantap makanan nya.