"Aku hanya memberikan seperempat pelajaran pada kalian tetapi kalian sudah tergeletak kesakitan begini. Sungguh makhluk rendahan yang tak berguna!" ucap Julian yang membuat ketiga nya diam ketakutan mendengar nya. Lalu tak lama setelah nya, Julian menatap sekeliling nya dan kembali menjalankan waktu seperti semula.
Ia pun melangkahkan kaki nya meninggalkan mereka bertiga. Tetapi ketika dua langkah berjalan....
"Oh ya satu lagi ku peringatkan, mulai detik ini kalian tidak boleh mengganggu siapapun terutama mengganggu ku. Kalian akan menjadi anjing ku yang harus mengikuti semua perintah. Kalau kalian sampai tak mengikuti nya alias melanggar nya, maka saat itu juga aku akan membunuh kalian bertiga dan menyiksa tanpa ampun," tegas Julian yang kemudian melangkahkan kaki nya pergi menuju kelas.
Aliando, Alex dan Fang mau tidak mau mengikuti perkataan Julian daripada mereka mati muda. Mereka sangatlah takut dengan Julian yang mereka tau adalah Xavier.
Beberapa menit kemudian...
Julian sampai di dalam kelas. Baru saja membuka pintu dan melangkah masuk, diri nya langsung jadi sorotan siswa-siswi disana. Mereka semua cukup tercengang melihat Julian yang mereka kira adalah sosok Xavier, kini glow up menjadi cukup tampan dan rapi. Awalnya Xavier itu memanglah tampan tetapi dia terlihat cupu yang membuat nya tak begitu menarik. Namun berbeda dengan sekarang yang memancarkan aura luar biasa.
Melihat pemandangan seperti itu, Julian hanya tersenyum tipis. Dirinya sudah kenyang menyaksikan pemandangan seperti ini. Dulu saat berada di masa nya dan menjadi seorang kaisar, Julian selalu menjadi sorotan banyak orang bahkan putri-putri kerjaan terkenal pun terpesona dengan nya.
Julian melirik kearah Floryn yang duduk di samping jendela. Ia langsung menghampiri nya lalu duduk di samping nya.
"Maaf karena membuatmu menunggu," ucap Julian dengan tenang yang membuat Floryn menatap nya.
"Santai aja, hanya sebentar banget tadi kok. Ngomong-ngomong, apakah kau baik-baik saja? atau justru kau terluka?" tanya Floryn yang mengkhawatirkan Julian namun tidak ada luka sedikitpun di tubuh Julian yang pastinya membuat Floryn bertanya-tanya.
"Aku baik-baik saja. Mereka tidak dapat melukaiku sedikitpun! dan kini mereka bertiga sudah menjadi anjing ku yang dapat ku kendalikan untuk melakukan apapun," jawab Julian yang membuat Floryn terdiam mendengar nya. Floryn pun menghela nafas lalu menempelkan punggung tangan nya di kening Julian yang membuat Julian terheran.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Julian dengan ekspresi jengkel.
"Kau tenang saja, aku hanya memeriksa apakah kau sedang demam. Karena semalam kau juga tiba-tiba saja jatuh pingsan dan setelah nya wajahmu terlihat cemas. Tak hanya itu saja, bahkan kau berkeringat dingin. Tetapi sekarang kau terlihat sangat baik," jawab Floryn dengan polos yang membuat Julian tertawa mendengar nya.
"Ah ternyata kau masih saja memikirkan kejadian semalam? aku baik-baik saja kok saat itu. Hanya saja aku terjebak dalam sebuah ilusi saat sedang menenangkan diri. Paman mu bilang aku harus menenangkan diriku hingga sangat-sangat tenang. Dan saat aku mengikuti perintah nya, justru aku terjebak di dalam ilusi yang aneh-aneh," jelas Julian yang membuat Floryn terdiam mendengar nya.
"Kau itu benar-benar sama aneh nya seperti paman ku ya. Ckckck sudah deh itu masalah kalian, aku tidak mau ikut campur. Tetapi yang masih aku bikin penasaran, bisa-bisanya orang lain seperti mu langsung diterima begitu saja oleh paman bahkan paman begitu terlihat perhatian padamu. Selama ini paman tidak pernah menerima siapapun bahkan keluarga nya sendiri. Tapi baru saja bertemu dengan kamu untuk pertama kalinya, dia langsung benar-benar menerimamu begitu saja," ujar Floryn yang membuat Julian agak-agak bingung menjelaskan situasi nya.
"Duhh gimana ya. Sebenarnya aku pun juga sama-sama bingung semalam, kenapa paman mu menerimaku begitu saja. Padahal yang kupikirkan saat di perjalanan, kami akan bertarung secara sengit! tetapi ternyata dugaan ku salah. Justru paman mu menjadikan ku sebagai murid nya dan mau melatih ku setiap hari, sepulang sekolah," kata Julian yang membuat Floryn memasang wajah datar.
"Haruskah aku bergabung dengan kalian supaya dapat mengerti kondisi nya? hmm tetapi aku kadang-kadang mengerti sih dengan perkataan mu karena kebetulan aku sering sekali menonton atau membaca cerita fantasi. Namun di sisi lain, aku tidak percaya bahwa yang ku lihat pada dirimu benar-benar nyata! yang kita tau bahwa reinkarnasi, kultivasi, memiliki kekuatan dan lainnya hanyalah sebuah fiksi belaka. Pastinya takkan ada di dunia nyata seharusnya. Meskipun di berita banyak sekali terdengar bahwa ada reinkarnasi dari seseorang tetapi tetap saja itu aneh," tutur Floryn yang membuat Julian terdiam.
"Aku tau bahwa kau tidak mempercayai hal itu tetapi di sisi lain kau juga begitu penasaran. Tetapi sebaiknya, kau tidak perlu banyak bicara seperti ini. Kalau kau mau mengetahui apa yang terjadi, bergabung saja denganku dan dengan yang lainnya. Aku yakin bahwa kau pasti akan menemukan jawaban sendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kau ciptakan," cakap Julian dengan tenang yang membuat Floryn membatu.
"Ah hahahaha terlalu rumit membahas hal-hal seperti itu. Bagaimana kalau kita bahas yang lain saja?" singkat Floryn yang akhirnya mengalihkan pembicaraan. Ketika Floryn mengalihkan pembicaraan, secara tiba-tiba saja Julian mengeluarkan kotak makan berisi dan memberikan nya pada Floryn.
"Ini bekal buatan ku. Makanlah! pasti kau bakalan suka," ucap Julian. Mendengar hal itu, Floryn terdiam lalu segera membuka tutup kotak bekal tersebut. Saat membuka nya, tiba-tiba muncul sebuah cahaya hitam melewati mereka yang membuat Julian bereaksi.
Mata kiri Julian terasa sakit yang membuat Julian langsung menutup mata nya. Hal itu tentu membuat Floryn dan teman-temannya heran.
"Xavier, kau kenapa?" tanya Floryn yang cemas. Julian awalnya hanya diam hingga akhirnya...
"Ah aku tidak apa-apa. Hanya kelilipan saja," singkat Julian sembari membuka mata nya. Mendengar hal itu tentu saja membuat Floryn cukup kesal, pasalnya Julian sudah membuat nya panik.
"Xavier, bercanda mu ini benar-benar tidak lucu! aku panik lho saat melihat mu kesakitan," ucap Floryn dengan raut wajah kesal yang membuat Julian merasa sedikit bersalah.
"Aku minta maaf, Floryn. Aku benar-benar tidak melakukan hal ini secara sengaja! tiba-tiba saja mata kiri ku terasa sakit maka dari itu reaksi ku sebelum nya begitu," jelas Julian yang membuat Floryn terdiam mendengar nya.
"Hmm begitu ya? ada-ada saja kau ini. Kemarin ketabrak bis, mati tapi bangkit kembali. Terus ketika kau melukai tangan mu, kau dapat menyembuhkan nya. Saat kau bertemu dengan paman ku, kau diterima begitu saja bahkan terlihat dijaga sebaik mungkin. Sungguh aneh!" ucap Floryn yang membuat Julian cengar-cengir.
"Hehehe aku tidak dapat menjawab nya," singkat Julian sembari tersenyum tipis.