webnovel

The sole ruler of the new world

Novel ini menceritakan Seorang yang bernama Axelle Daven Digar yang kehilangan kedua orang tuanya sebelum dia beranjak 6 tahun, Demi membalas dendam dia berhasil melalui kehidupan seperti di nereka dan mendapatkan kekuatan sehingga dia berhasil melakukan balas dendam. Pada akhirnya dia mempunyai kekayaan dan pristise tidak tertandingi di kehidupan di bumi yang membuat dirinya dijuluki Khan yaitu raja tunggal di bumi. Namun setelah mendapatkan semua yang dia inginkan, Dia kehilangan Arah, seperti mayat hidup tanpa tujuan dibawah eksterior glamor seorang raja yang kuat. Sehingga membuat Dirinya ingin bereinkarnasi dan hidup normal seperti manusia pada umumnya. Akan tetapi kehidupan tempat Axelle Daven Digar bereinkarnasi yaitu dunia yang penuh dengan sihir dan monster, ditambah dengan kerakusan manusia yang sama dengan di kehidupan sebelum dia bereinkarnasi. Sehingga membuat dirinya mengoreksi kesalahan masa lalunya dan berlatih menjadi kuat agar dapat menjaga keluarganya.

Ak_han · 奇幻
分數不夠
28 Chs

Keberhasilan

Aku pun melihat rin bersama yang lainya, aku menghampirnya dan mengucapkan kata.

"Rin kamu telah melihatnya, pastinya kau sudah mengetahui aku sudah bangkit sejak lama, tolong jaga ini sebagai rahasia Antara kau dan aku untuk kebaikan semua orang, karena akan menarik perhatian pemburu budak!"

            "Iyya aku akan menjaga rahasia ini, tapi jika di waktu luang tolong ajarkan aku untuk bangkit lebih cepat, dari se usiaku dan menjadi sepertimu." Balas rin weasley

            "Baikkk lah rin, aku akan mengajari dasar dasarnya terlebih dahulu, agar kamu bisa bangkit." Aku langsung meninggalkanya dan kembali ketempat pertarungan itu.

Aku kemudian kembali dengan dengan mana yang muncul tampak seperti sinar, aku mulai merasa tambah kuat. Aku merasakan bahwa tidak ada apapun di dunia ini yang tidak bisa aku kalahkan, dan dengan kekuatan divine powerku yang hampir sempurna ini, aku mengayunkan pisau yang aku pegang. Saat aku mengayunkan pisau dan menyerang beruang merah dengan semburan mana api memusnahkan beruang merah dan beberapa pohon di daerah perbatasan pun terbakar, yang tersisa adalah kawah besar dan terbakar. Aku kehilangan inti mana dari beruang dan juga melakukan tindakan yang sangat ceroboh, aku harus menutupinya dengan beberapa batu Kristal agar tidak terlihat oleh orang lain. Karena jika mereka mengetahui terdapat kawah yang baru saja aku buat mereka akan menyadari terdapat pemukiman disekitar sini.

Setelah Melihat beruang merah sudah dikalahkan olehku, semua ketegangan diriku telah menghilang dan setelah itu aku menghampiri Rin dan lainnya. Rin yang menonton adegan itu mengerutkan kening pada apa yang dilihatnya. Dia tidak akan pernah melupakan cahaya itu, dan gelombang mana yang tiba-tiba. Itulah kemampuan divine power yang dapat meningkatkan jenis sihir ke tingkat maksimal tubuhku ini.

Aku yang sebelumnya dikenal sebagai Raja tunggal, penguasa bumi yang terkuat telah bertarung dengan banyak musuh yang aku hadapi. Meskipun mereka semua memiliki keahlian yang berbeda, ada satu kemampuan yang tidak mereka miliki yaitu kekuatan divine power. Aku tidak menyangka kemampuan tersebut dapat di tampung oleh tubuh kecil ini. Karena kekuatan divine power ini adalah salah satu kemampuan yang aku kembangkan ke tingkat maksimal dan hanya akulah yang menguasi kemampuan ini di bumi, jadi tidak semua orang di bumi mempunyai kemampuan ini. Divine power mampu mendorong mana sepuluh kali lipat dan kemudian melepaskan semua mana untuk serangan akhir atau nserangan terakhir.

Sebagian besar musuh yang aku lawan akan menggunakan kemampuan se adanya yang mereka miliki. Kekuatan ini adalah sebagai kunci dari keperkasaanku di hadapan lawanku. Sehingga membuat musuh musuhku tertunduk kalah saat melawanku. Aku telah menggunakan kemampuan ini berkali-kali sehingga membuat aku terlihat seperti Demigod manusia setengah dewa.

"Jadi kamu menjadi pahlawan seperti yang selalu kamu inginkan … Tapi ini hanyalah permulaan. Aku akan melatihmu mulai saat ini rin." Dengan perlahan aku mendekati Rin dan lainnya, aku menatapnya dengan perasaan campur aduk.

"Rin ingat lah ini, seorang raja, pahlawan apapun namanya, mereka itu adalah makhluk yang hampir tidak memiliki kendali atas nasib mereka, karena mereka dibelenggu oleh takdir yang dirancang oleh para Dewa dan Dewi yang menjengkelkan. Maka dari itu lebih baik kamu menjadi apapun yang kamu mau itu lebih baik." Aku juga mengucapkan ini untuk mengingatkan jika menjadi Pahlawan atau raja hanyakan membuatnya terbelenggu dan agar dia menjadi dirinya sendiri.

"Terima kasih dira telah mengajarku tentang pahlawan yang tidak aku ketahui." Rin mengangguk kepalanya Dan mulai tidak sadarkan diri.

"Hmph, sepertinya aku mulai nyaman dengan Ras Elf." karena aku sudah terbiasa di bumi yang hanya ada ras manusia, sedangkan di dunia ini bermacam macam rasa ada disni. Aku juga telah berubah menjadi seperti yang aku inginkan, yang telah menerima kasih sayang yang lembut dari orang tuaku dan penuh kasih sayang menjengkelkan dari ayahku.

"Baiklah, sebagai temanmu, aku akan membantumu membebaskan diri dari belenggu ketakutan yang mengikatmu. Kamu akan memenuhi takdirmu!" Aku berbicara kepada Rin yang tidak sadarkan diri, berjanji bahwa hanya dia yang akan mengingatnya.

Setelah pertempuran sengit dengan beruang merah bertanduk mahkota, aku menunggu ayahku, Alice, Rin dan Netorius bangun. Sambil menunggu, Aku mulai memikirkan cerita tentang apa yang telah terjadi. Setelah beberapa saat, orang pertama yang bangun tentu saja adalah ayah ku, ketika dia melihat beruang merah yang mati, dan kawah besar dia mulai panik. Aku mendekati ayahku dan segera menenangkan dirinya. Aku kemudian menjelaskan apa yang terjadi.

Tentu saja, Aku memberi tahu ayah tersebut tentang kisah yang aku hiasi dipikiran diriku ini. Sebuah kisah di mana Aku menggunakan kekuatan elemen dasar dan dapat bantuan dari orang lain yang berusaha melindungiku dengan lainnya, dan dengan kekuatan yang dia miliki telah membunuh beruang merah.

Ayahku langsung memeluk diriku dan mangangkatku kemudian dia berkata "Tapi kamu tidak apa apakan? Sayangku, biarkan aku memelukmu." Aku merasakan hangatnya pelukan dari ayahku.

"Iyya ayah lihat lah ini, aku tidak apa apa karena dapat bantuan orang lain ayah." Dan aku sangat senang merasakan kasih sayang dari ayahku ini.

"Ayah cukup pelukannya ayo kita segera kembali kerumah karena ibu sudah menunggu ayah." Dengan melepaskan diri dari ayahku.

"Iyya benner ayoo kita kembali aku akan membawa mereka bertiga juga." Balas ayahku dan melepaskanku dari pelukannya.

Setelah mendengar ceritaku itu tentu saja ayahku mempercayai cerita yang aku hiasi dalam pikiran ku itu masuk akal, karena orang lain membantu diriku melawan beruang merah bertanduk mahkota. Dan ayah ku percaya apa yang dia lihat sekarang. Alice pun sadar bangun, dan menangis  karena dia menjadi beban dari kami.

            "Khuu khuu khuu huu huu hu khu khhu huuu maafkan aku, akuu tidak membantu  kalian, maafkan aku, khuu khuu hu hu." Alice menangis karena dia tidak bisa berbuat apa apa.

            "Sudahlah Alice tidak apa, tenang saja karena ada orang lain yang membantu kita, kamu masih anak anak seperti Dira bukan seorang dewasa." Balas ayahku dan menenangkan alice.

"Iyya benar alice kata ayahku itu, kita telah di selamatkan orang lain, ayo nantinya kita berlatih bersama." mengepalkan tanganku dengan senyuman manisku yang membuat ibuku ngiler siap untuk memakanku di hadapan alice dengan bertujuan menenangkan

"Khuhh hhuu huu iyya, Terima kasih dira, Syukurlah jika begitu aku minta bantuannya untuk kita berlatih bersama dira." Alice pun mulai tenang dan menghapus air matanya yang di pipinya.

"Ayo Dira, Alice kita segera kembali karena ibu dira pasti menunggu di rumah sekarang." Dengan membawa dua ras elf yaitu rin weasley dan netorius.

Ayah kemudian membawa kami kembali kerumah bersama dan tanpa bosannya ayahku menceritakan ke bangkitan ku yang masih di usia 3 tahun. Cerita itu membuat alice paham alasan dira di ajak berburu, karena dira sudah terbangkitkan sejak 3 tahun. Sedangkan alice sendiri belum terbangun atau terbangkitkan.

Dan kemudian semua penduduk desa atau orang orang yang di selamatkan ayahku bersama Soul Light mulai mengelilingi kelompokku. Ketika orang tua Rin melihat putra dan putri mereka pingsan dan terluka, keduanya bergegas maju dan mengambilnya dari ayahku yang juga terluka. Orang tua dari rin weasley dan netorius langsung kembali dan mengucapkan terima kasih telah menyelamatkannya.

Kemudian Tetua desa bertanya apa yang terjadi pada ketiganya. Ayahku mulai menjelaskan bagian pertama dari cerita dan bagian terakhir dijelaskan oleh diriku.

Tentu saja aku mengatakan banyak kebohongan untuk menutupi apa yang aku lakukan. Ada kegemparan lain ketika penduduk desa mendengar sisi cerita karanganku. Tetua desa memandangku dan mengadakan pertemuan desa dengan orang-orang desa.

Sudut pandang Teresa Carolina

Pada saat itu aku sedang dirumah seperti biasa, aku menyiapkan makanan setelah anak dan suamiku di tambah Alice menjadi keluarga kami. Alice adalah anak yang cantik baik dan lembut, namun siapa sangka Haya William memperbolehkanya ikut untuk berburu di hutan sekitar rumah ini. Memang daerah sini terdapat banak hewan kecil untuk di buru, karena tidak jauh dari area Glades Mountain. Jadi jangan heran jika sering terjadi pencurian di kebun kami yang di lakukan oleh hewan beast kecil atau monster kecil.

Begitu mereka kembali, Aku terlihat sedang menunggu mereka seperti biasa, aku gempar atau terkejut. Aku istri dari William sekaligus ibu Dira memeluk suamiku yang terluka sambil menangis.

"Sayang bagian mana lagi tubuhmu yang terluka, akan ku sembuhkan." Itu adalah reaksiku yang melihat suamiku terluka.

"Tenang lah sayang aku hanya terluka kecil saja, sekarang tenangkan dirimu kemdian dengankan penjelesan ceritaku." dia menenangkanku dan kemudian ayah dira menceritakan semuanya.

Karena aku mendengar cerita beruang merah bertanduk mahkota yang dira anakku hadapi dan ada juga orang yang menyelamatkan anakku dengan lainya yang ikut bersama bersama mereka. Haya William atau suamiku menceritakan kekuatan orang yang menyelamatkan anakku dan lainnya, dapat membuat ledakan keras di hutan sehingga membuat kawah. Memang aku terkejut karena ledakan itu membuat rumah kami bergetar kecil pada saat aku berada di kebun.

"Tapi anak ku ini tidak apa apakan sayang, alice anakku juga tidak apa apakan." Sikap alami dari seorang ibu yang mengkhawatirkan anak anaknya dalam bahaya dengan memeluk mereka berdua yaitu dira dan alice.

"Iyya ibu aku baik baik saja, alice juga lihat lah kami sangat tampak baik, aku mau membersihkan diri dulu ibu." Dira balas dengan senyum manisnya itu dan langsung ke kamar mandi.

 "Iyya aku juga baik baik saja ibu Teresa." Balas alice juga, namun terlihat tampak sehabis menangis dari matanya itu, karena kekecewaaanya, aku bisa merasakan karena perasaan dari  ibu itu bisa merasakan apa yang di rasakan anaknya.

"Alice sebaiknya kamu membersihkan diri sehabis dira, terus ikut makan bersama kami seperti biasa, jangan terlalu di pikirkan apa yang telah terjadi, dan jangan terkejut jika dira aku memperbolehkan berburu karena dira sudah bangkit di usia sangat muda, dira juga sudah kami latih. "

"Iyya ibu Teresa maafkan aku, hanya saja aku sangat ingin ikut, karena anak sepertiku sudah di perbolehkan berburu." Alice kembali berkaca kaca.

"Iyya namun kasus dira itu berbeda karena dia anak kami yang istimewa, yang secara ajaib bisa bangkit di usia 3 tahun." Dengan sambil memeluknya kembali, agar dia tenang, aku memahami perasaanya, alice adalah anak yang lembut dan sangat baik.

"Iyya ibu terasa maafkan karena ke inginanku ini jadi membuat mereka dalam bahaya dan melindungikku." Balas alice kepadaku.

"Yaa tidak usah di pikirkan karena kamu itu sudah aku anggap sebagai anakku sendiri alice, meski kamu tidak lahir dari ku." Jawabku karena memang aku sangat menganggap alice sebagai anakku sendiri.

"Terima kasih ibu, aku menyayangimu dan ayah, aku menyayangi kalian semua yang ada disini." Sehingga hati alice tersentuh dan menangis kembali, tangisan alice ini akan membuat dia lega agar tidak memikirkan hal yang tidak perlu tentang kami atau pun kejadian saat berburu.

"Bagaimana dengan elf itu sayang, dimana dia sekarang." Aku bertanya karena aku ingin menyembuhkannya dengan kekuatanku.

"Mereka bersama orang tuanya, mereka baik baik saja, sekarang mereka sedang istirahat dan di rawat oleh ibunya yang sama sepertimu." Balas haya William.

"Benarkah jadi ibu mereka sama sepertiku? Jika aku akan melanjutkan memasak karena masih ada yang belum selesai sayang." Aku langsung kembali ke dapur dan memasakkan ke sukaan dira yaitu ayam dan daging sapi manis.

"Aku akan membantumu ibu, bolehkan aku membantumu memasak di dapur aku ingin bisa memasak juga karena aku perempuan." balas alice dengan menghapus air matanya.

"Jika begitu ayo kita memasak untuk William sama dira, sehabis itu kamu mandi bersihkan diri ya alice." Balasku, kemudian kami memasak dan aku mengajarkannya.

Sudut Pandang Haya William

"Baguslah berakhir seperti ini, berakhir begitu saja." Dalam benak diriku aku tenang karena berakhir seperti ini.

Namun aku masih penesaran oleh orang yang menyelamatkan dan seperti apa kekuatanya sehingga membuat ledakan dan membentuk kawah. Tapi sebaiknya tidak perlu memikirkanya, karena kejadianya pada saat itu aku pingsan tidak sadarkan diri dan juga aku tidak ingat apa pun. Jadi semua berjalan dengan baik seperti biasa, orang orang yang aku selamatkan membuat desa ini seperti kota.

"Aku harus memberitahu kepala desa di pertemuan desa dirumah kepala desa, namun aku harus melindungi mereka dari bahaya karena tempat ini tambah berbahaya, setelah beruang merah bertanduk seperti mahkota muncul." Aku berfikir ingin memperingati kepala desa Aster tentang area ini, karena aku menyadari kalau disini sudah tidak aman lagi.

Sejak kejadian itu aku juga berfikir akan mencari tempat yang aman buat anakku dan lain yang telah aku selamatkan. "Namun dimana tempatnya, semua tempat di benua ini sama saja, dan ada yang lebih bahaya di bandingkan Leviathan mana beast yaitu manusia yang serakah yang memperbudak semua  orang tanpa bulu."

Di saat yang sama aku bangga pada anakku karena dapat melawan beruang merah bermahkota.

"Aku akan menceritakannya pada lain dan terutama Soul light mereka harus tau betapa berbakatnya anakku itu." Bukan karena dira bangkit sejak umur 3 tahun namun itu adalah sifat dari diriku yang bangga bangga dengan prestasi anaknya.

            "Mulai besok aku akan mencari tempat terlebih dahulu untuk anak dan istriku dan semua oranng yang aku selamatkan, daerah ini sudah mulai bertambah berbahaya." Niatan yang ada pada dalam diriku ini.

Kami pun kembali bersama dan makan bersama pada saat sekitar jam tujuh malam, seperti biasa melakukan aktivitas yang sama pada saat itu, hari hari yang ku nikmati bersama anak anakku dan istriku. Namun yang paling ku tunggu adalah kelahiran anak keduaku yaitu adik dari Dira putraku tersayang.

"Anak yang kedua, apakah seperti dira? Ya dewa cepat lahirkan anak yang keduaku ini." Aku tidak sabar menantikan kelahiran anak keduaku bersama Teresa nantinya.

"Seperti apa ya anakku nantinya, apakah anak laki laki atau perempuan, terserah laki laki atau perempuan yang terpenting dia lahir dengan selamat dan Teresa sehat"

Bersambung…

Spesial dari Author

Terima kasih yang telah membaca cerita novel fantasi ini, jika nantinya novel ini updatenya sedikit lama. Mohon maaf sebelumnya, dikarenakan saya seorang guru, jadi saya disibukkan dengan kegiatan mengajar dan kerja keperluan rumah lainya. Terima kasih lagi untuk para pembaca, terus dukung novel ini dengan cara like komentar yang positif agar saya tambah semangat dalam mengerjakan novel ini yang penuh Fantasi, Misteri, Dialog di dalamnya.

Terima kasih selamat membaca dan tunggu kelanjutan dari ceritanya.