12 Suara Misterius

Di dalam Pertemuan desa

kepala desa yakin bahwa aku akan dapat mengubah dunia ini dengan kemampuanku yang bangkit lebih cepat dari orang lain. Jadi selama pertemuan desa, tetua desa menjelaskan hipotesisnya bahwa aku itu memiliki kemungkinan menjadi kejayaan manusia yang akan datang. Kemudian kepala desa menjelaskan terdapat seorang pejuang manusia untuk kebebasan namun dia gagal untuk menyingkirkan manusia yang serakah bekerja sama dengan iblis, benua ini tidak akan pernah aman. Setelah menjelaskan dengan panjang, tetua desa mengusulkan agar semua orang harus membantu untuk membayar masuknya diriku ke akademi Lotuvia di kerjaan Patovia.

Tentu saja dia masih tidak bisa hadir tahun ini karena dia masih terlalu muda. Yang termuda yang harus bisa hadir adalah pada usia enam belas tahun. Tidak hanya itu mereka perlu membayar seeratus koin emas untuk biaya keluar masuk antar kerjaan, namun juga membayar biaya masuk sekolah 100 koin emas, Ketika orang-orang desa mendengar ini, mereka terkejut. Beberapa dari mereka bahkan tidak mau ikut, tetapi sekarang mendengar harga yang lain yang ingin membantu, sekarang ingin mundur juga.

Tetua desa kemudian mengatakan hal lain yang mengejutkan penduduk desa yang ada didalam pertemuan. Dia mengatakan bahwa dia akan menanggung setengah biaya. Dia sendiri akan membayar 250 emas, dan koin emas lainnya dapat diberikan oleh semua orang lain di desa.

"Aku minta maaf untuk menanyakan hal ini, tetapi mengapa kita harus membayar biaya sekolah Dira? Sudah cukup sulit untuk bertahan bersembunyi di desa Aster. Aku tidak punya cukup, jadi bagaimana aku bisa memberikannya?" Salah satu pria memprotes bernama Joan Cusack.

"Ya itu betul!" Yang lain mengikuti kemudian yang lain. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa karena aku tidak bisa memaksa mereka untuk membantu anakku. Jika aku bisa, aku ingin membayar semuanya, tetapi 2 koin emas sudah mustahil bagiku, apalagi dengan biaya keluar masuk kerajaan dan ditambah biaya akademi Lotuvia di kerjaan Patovia. Aku itu bekerja di pos penjagaan hanya di bayar dengan 50 tembaga itu pun belum dipotong pajak 10 tembaga.

"Kamu bodoh! Apakah kamu lupa siapa yang menyelamatkan hidupmu yang menyedihkan?! Jika Dira tidak membunuh beruang merah bertanduk mahkota yang dibantu oleh seorang misterius, kita akan mengirim setiap orang yang tersedia untuk melawannya, dan bahkan dengan itu tidak ada jaminan kemenangan. Banyak dari Kalian yang akan mati tanpa Dira! Jadi, apakah uang lebih penting daripada Nyawamu?" Tetua desa berteriak, ini adalah pertama kalinya mereka mendengar lelaki tua itu berteriak pada siapa pun.

Meskipun apa yang dikatakan tetua desa membuat mereka merasa malu, mereka masih perlu mengatakan apa yang harus dikatakan.

"Meski begitu! Jika kita membantu Dira membayar untuk akademi Lotuvia di kerjaan Patovia, kita masih akan mati. Bukan oleh beruang merah bertanduk mahkota, tetapi karena kemiskinan." Balas Joan Cusack dan beberapa pria mengangguk pada pernyataan ini.

Tetua desa mendengus mendengar pernyataan itu.

"Mati karena kemiskinan? Benarkah? Kau pasti bercanda denganku, Joan! Daging yang kamu makan itu merupakan kiriman dari para pemburu desa yang berbagi sebagian daging hasil buruan mereka. Mereka juga menyimpan sebagian untuk diri mereka sendiri dan menjual sisanya. Jadi, Pemburu menang! Kalian tidak akan mati kelaparan,

            "Namun bukankah kita akan membayar pajak di desa As…" belum sempat menyelesaikan kalimatnya dipotong oleh Scot bealger kepala desa.

"Jadi maksud Anda kita akan mati karena pajak? Pajak memang agak berat, tetapi tidak terlalu masuk akal bahwa Anda tidak akan memiliki yang tersisa dengan rumah besar tersebut!" Tetua desa memandang Juan Cusack dengan jijik, dia juga memandang yang lain yang mendukung orang bodoh itu.

            "Maaf aku masuk dalam pembicaraan ini, karena semua ini tentang anakku Tetua." Aku masuk dalam pembicaraan untuk menyelesaikan pertengkaran kecil.

            "Yah silahkan tuan William." Balas dari Scot Bealger kepala desa Aster.

            "Aku hanya tidak ingin menjadi masalah bagi desa, karena aku juga termasuk orang baru di desa ini. Aku sangat berterima kasih ketua atas bantuan anda, namun sekarang dira masih berumur 6 tahun, aku masih memiliki waktu 10 tahun untuk mengumpulkan uang tersebut, jadi pendapat tetua saya setuju namun tidak memaksakan yang tidak ingin membantu kami." Solusi yang aku berikan pada mereka untuk menyelesaikan permasalahan tentang anakku.

            "Lihatlah tuan William begitu baik, apakah kalian masih tidak mau membantunya!? Terima kasih tuan William, aku akan membantu urusan biaya nantinya"

Semua berjalan dengan lancar setelah perdebatan kecil tentang anakku, kemudian mereka membahas untuk membuat pelindung yang lebih kuat dari Kristal Sihir dan menyembunyikan bekas ledakan di tempat kejadian dengan Kristal Sihir. Namun tidak menyangka bahwa bekas ledakan telah disembunyikan oleh seseorang yang tidak diketahui siapa orangnya. Jika aku menemukan orangnya, aku Haya William mengucapkan terima kasih telah menyelamatkan anakku dan aku akan membalas budi untuk dirinya bagaimana pun caranya.

Sudut pandang Aldira Saquile

Ke esokan harinya aku kembali berburu namun sendirian, tidak ada yang menemaniku, aku berlari keliling hutan yang tidak jauh dengan area desa Aster, karena aku tidak ingin membuat ibuku. Khawatir. Aku Menggunakan sedikit sihir dan sedikit stamina dari pada yang aku pikirkan, bagaimana pun aku telah bangkitkan sejak usia 3 tahun. Jadi aku dapat menggunakan sihir sebelum waktunya, anak se usiaku normalnya hanya bermain dan menenunggu berkumpulnya mana yang terpencar didalam tubuh agar dapat bangkit.

"Baik lah akan kucoba lagi kekuatanku agar tubuh kecil ini terbiasa. Magic search." Magic search sihir ini merupakan sihir pencari yang mencari kebaradaan lawan.

            "Di kehidupanku dulu aku bisa merasakan jumlah musuh yang mendekati wilayahku dari jauh, karena tubuh ini masih belum mampu menampung kekuatan besar, aku tidak dapat melakukannya terlalu jauh, dan sialnya aku harus merapalkan mantra untuk menguatkan mental dari tubuh kecilku ini."

            "Akan aku terus asah kemampuan ini hingga mampus seperti dulu lagi, namun untuk melindungi orang tuaku dari para musuh."

            "Itu dia! Ada se ekor burung! Tunggu burung itu merupakan burung yang suka mencuri di kebunku dan bawahnya adalah Grilin! (kelinci bertanduk)."

            "Aku akan menyerang mereka bersamaan dengan batu, dan itu keliahatanya enak untuk di makan."

            "Pertama menguatkan tubuh ini dengan sihir sampai batas tubuh kecil ini, lalu bahu dan terakhir kanan."

            "Wosh! Wosh! Blam! Blam!" Suara lesatan dari lemparanku membuat burung dan grilin terjatuh tak berdaya di tanah.

"Headshot! Bagus tepat kena kepalanya dalam sekali percobaan, tapi ini tidak sebanding dengan beruang kemarin, kalau tidak karena memperkuat diriku dengan divine power mungkin kalah telak, ini latihan unutk membiasakan tubuh kecilku ini."

Inti mana beast dan binatang buas mana berbeda, pada saat mati Leviathan mana beast, akan terdapat inti mana di dalam tubuhnya yang bisa di gunakan sedangkan binatang buas mana atau ternak tidak mempunyainya, meski dapat memperkuat diri dengan mana saat hidup.Tapi setelah beberapa pertarungan saat binatang buas biasa dan mana beast, energi mana mereka dapat di serap seperti atmosfer atau alam sekitar ini.

Kemudian aku memotong kepala burung agar pendarahannya keluar, karena itu penting untuk menjaga nutrisi protein yang di miliki hewan. Tidak lama berselang terdengar terdapat suara yang memanggilku, "Dira!, sepertinya kau asyik berburu."

Aku langsung mengambil posisi bertarung, dengan pisau di tanganku, berbalik menghadap kebalakang apakah ada seseorang.

"Magic search," dengan hati hati aku mencoba mencari keberadaannya tidak terdeteksi oleh jangkauanku, dan aku melihat kembali grilin yang belum aku potong kepalanya.

"Aku bersumpah kepada Dewa jika grilin yang mati ini dapat berbicara…" aku berfikir kalau suara yang memanggilku adalah grilin.

"Ha ha ha ha ha ha ha!" terdengar Sebuah tawa membuatku mencari-cari sumber suara itu.

"Jangan khawatir! Dan juga tidak perlu khawatir tentang Grilin yang dihidupkan kembali." Suara yang tampaknya datang entah dari mana memiliki kualitas yang bermartabat, namun lembut yang berasal rasa royalti. Itu kuat dan resonan, namun suara halus dan menenangkan yang membuat Anda ingin mempercayainya.

 "Siapa kamu? Apakah kamu yang mengendalikan monster beast keluar dari area area Glades Mountain?" Masih waspada, aku berhasil mengucapkan kata dengan respons yang kurang elegan.

"Tidak! Untuk pertanyaan kedua Anda. Sedangkan untuk pertanyaan pertama, Kamu akan segera tahu ketika Anda tiba di tempat tinggal diriku."

Suara ini sepertinya sangat yakin bahwa saya Aku akan mencoba mencari keberadaan dirinya untuk menemui dirinya.

Seolah membaca pikiranku, dia melanjutkan, "Akulah satu-satunya yang mengetahui identitas aslimu berasal bukan dari dunia ini, jadi aku menyarankanmu untuk bergegas memperkuat dirimu karena akan ada musuh yang tidak akan kau bayangkan."

"Apa? Musuh yang tidak akan ku bayangkan?! Memangnya kenapa aku harus berlatih!? Kalau hanya pemburu budak aku dapat membunuh mereka dengan mudah." Hal itu membuatku tersentak dan menanyakan musuh seperti apa yang dia ucapkan.

"Mengapa suara itu menyuruhku berlatih memangnya dia siapa?" , aku terus berfikir siapa suara ini kenapa dia mengetahui diriku. "Selain itu aku harus menemukannya!"

"Itu benar musuh yang tidak mampu kau lawan karena mereka berkelompok, dan tentu saja kamu akan dapat mengalah sesama manusia sepertimu." Balas dari suara itu.

"Sampai kapan hari aku akan melawanya? Jika kau mengetahui kau sudah tau aku masih lah anak anak, untuk musuh yang tidak akan aku bayangkan itu"

"Aku tidak dapat memberitahumu detailnya, tetapi hanya kamu yang dapat melawanya, jika sudah waktunya kamu akan mengetahuinya.

 "Ahem, sayang uhh … Tuan Suara. Bolehkah aku ingin menanyakan arah ke lokasi tempat keberadaan sehingga Anda dapat memberkati saya dengan kehadiran Anda?"

"Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha!" Suara itu mengeluarkan tawa lembut lainnya sebelum menjawab dengan, "Tidakkah menurutmu itu sedikit kasar untuk memanggil seorang wanita dengan kata Tuan? Dan ya, aku akan menunjukkan jalannya."

"Ahh… jadi itu seorang wanita!" Dalam pikiran diriku dengan sambari mencari keberadaan dirinya di sekitarku.

Segera, pandangan diriku berubah menjadi pandangan luas. Memperkecil, lokasi yang kira-kira sekitar perjalanan sehari ke barat mulai terlihat dan menyala sebelum penglihatan diriku bergeser kembali ke normal.

"Aku sarankan segera berangkat. Akan jauh lebih aman bepergian di sebelum siang nanti agar kamu dapat kembali kerumah sore hari" Dengan lembut mencaci suara itu.

"Ya Bu!" Aku segera mengambil ransel dan memasukkan hasil dari perburuanku tadi, kemudian berlari menuju tujuanku.

Setiap langkahnya menjadi berkurang dan, menjelang mau siang hari, dari condong matahari sekitar jam 10, aku hanya merasakan sedikit rasa sakit di sana-sini, karena efek samping tidak kuatnya tubuh  kecil ini menampung kekuatan yang besar pada diriku. Apapun yang wanita itu lakukan adalah sihir yang kuat. Aku belum pernah mendengar atau membaca mantra dengan jarak sejauh itu. Atau mungkin dia pergi setelah merapal mantra tepat sebelum aku mendarat? Lalu bagaimana dia bisa tahu bahwa aku sedang berburu di hutan ini, dan mengapa dia hanya memanggil diriku? Semakin aku mencoba untuk memecahkan misteri itu, semakin banyak pertanyaan yang sepertinya saya dapatkan. Semoga saja semua ini berjalan sesuai ekspetasi harapanku.

Mendengar suara gemericik air yang samar samar, saya menuju ke arah, melihat sungai kecil.

"Air segar!" Aku berseru dan bergegas membersihkan diri.

Aku benar-benar kotor karena perjalanan yang melawati kubangan, dan tertutup semak semak. Wajah dan leher saya masih berbau asam lambung, sementara pakaian saya terlihat berlumuran kotoran. Hampir berlari, aku meriam ke sungai, dengan kuat menggosok wajah dan tubuhku. Melepas pakaian saya dan setelah mencucinya sebentar, saya meletakkannya di atas batu terdekat untuk dikeringkan. Setelah selesai mandi menyegarkan, aku berjalan menuju pakaianku yang masih basah ketika…

"Ehm ehm Kukuku… keliatanya kau sedang bersenang senang."

Refleks, kedua tangan saya terangkat untuk menutupi area berharga diriku saat aku membungkukkan punggung, mencoba membuat tubuhku sekecil mungkin agar tidak terlihat olehnya.

"Ha ha ha ha Jangan khawatir, tidak banyak yang bisa dilihat disitu."

Aku merinding menggigil saat aku hampir merasakan Suara itu mengedipkan mata ke arah diriku.

"Dia hanya asal bicara dira, seorang raja harus tetap tenang dan tidak mudah terpengaru oleh dirinya." Sambil menggerutu, aku hampir ingin membantah bahwa tubuh diriku tidak berkembang, tetapi saya memilih untuk mengabaikan Suara itu dan mengenakan pakaian yang ku kenakan tadi.

"Aww… jangan cemberut. Aku minta maaf." Suara itu menahan tawa.

Setelah aku memakai pakaianku, suara mesum itu sepertinya diam. Tidak peduli terlalu banyak, saya mengobrak-abrik tas saya dan mengeluarkan sisa makanan kering saya. Air tidak akan menjadi masalah untuk sementara waktu karena saya baru saja mengisi kembali kantong air miliku, tetapi aku akan membutuhkan kayu, untuk membakar hasil buruanku ini dan aku makan segera, semoga suara itu memberiku sesuatu yang bisa mengasilkan api.

Melihat sekeliling, Aku mulai bertanya-tanya di mana diriku berada. Karena aku jatuh dari gunung ke arah barat, aku pasti berada di dekat wilayah yang tidak tersentuh manusia. Aku tidak berpikir aku berada di Hutan Aishire karena aku tidak dikelilingi oleh kabut. Apakah Aku di Glades Mountain? Tidak . Tidak ada Leviathan Mana Beast… Aku melihat beberapa kelinci dan burung, tapi aku belum melihat yang lain. Sesuatu yang lebih aneh yang aku perhatikan sedikit sebelumnya adalah banyaknya mana di tempat ini. Itu sebagian besar karena kekayaan mana dapat memulihkan ke kondisi awal diriku dengan sangat cepat. Meskipun itu aku berharap sumber di balik suara itu akan memberitahuku.

Aku harus cepat.

Terlepas dari kenyataan bahwa tidak ada jalan, ternyata perjalanan itu cukup damai, dengan rintangan dan medan minimal yang harus aku lalui. Saat diriku mendekati lokasi suara, kepadatan mana semakin kaya dan lebih tebal. Mengabaikan godaan untuk berhenti dan menyerap mana di sekitarnya, aku memberanikan diri. Perburuan hari ini tidak penting sekarang. Aku harus tau dia siapa, dan kenapa hanya aku yang bisa melawan musuh yang dia katakan.

Akhirnya aku mencapai area di mana Suara itu mengarahkan saya, tetapi saya tidak dapat melihat apa pun selain gugusan batu yang dikelilingi oleh sekelompok pohon.

"Aku senang kamu bisa sampai di sini dengan selamat." Suara itu menggema dengan percaya diri, seolah sudah tahu aku akan melakukannya.

"Senang bertemu denganmu uhh … Bu? Nona. Mana tidak ada apa batu itu? aku menyilangkan tangaku dan menundukkan kepala sedikit.

"Aku bukan batu, Ada celah di antara bagian belakang bebatuan yang berdekatan. Di sanalah aku akan berada." Suara terkekeh.

Melihat sekeliling, saya berhasil menemukan celah kecil, kira-kira selebar orang dewasa, di antara dua batu besar yang bersandar satu sama lain. Angin sepoi-sepoi yang keluar dari celah memberi tahu saya bahwa saya telah menemukan apa yang saya cari. Jika bukan karena Suara mengarahkan saya ke lokasi yang tepat ini, saya tidak akan pernah menyadari celah kecil itu.

"Anak muda. Pergi dan masuk melalui celah, tapi perkuat dirimu dengan mana sebelum kamu melakukannya."

Tanpa ragu-ragu sedetik pun, aku memperkuat tubuh dengan mana terlebih dahulu kemudian aku masuk menyelinap melalui celah tersebut. Aku telah mengharapkan platform untuk diinjak tetapi sebaliknya, aku segera jatuh ke lubang gelap.

Suara itu gagal memperingatkan diriku bahwa aku akan melakukan gerakan jatuh vertikal.

'Kurasa itu sebabnya dia menyebutkan menggunakan mana untukku' adalah pikiran yang melintas di kepalaku saat aku turun, menjerit di bagian atas paru-paruku yang berusia empat tahun. Menggosok pantatku, mengerang, aku perlahan menopang diriku.

"Akhirnya kita bertemu anak."

Aku merasakan darah mengalir dari wajahku saat mulutku menganga dan mata membuncit. Merasa pening saat kakiku gagal menopangku, aku jatuh kembali ke pantatku yang sakit, menatap orang yang telah membantuku selama ini.

"A a Apa?" Aku menganga ketakutan sehingga mulutku terbuka, aku ketakutan karena tubuhku belum mampu melawan monster golem itu.

Bersambung…

Cangkir (Cangkruk Mikir)

1.  Berapa jumlah keseluruhan biaya yang di tanggung Haya William untuk membayar akademi?

2.  Coba kau bayangkan jika kalian berada diposisi MC!

Spesial dari Author

Terima kasih yang telah membaca cerita novel fantasi ini, jika nantinya novel ini updatenya sedikit lama. Mohon maaf sebelumnya, dikarenakan saya seorang guru, jadi saya disibukkan dengan kegiatan mengajar dan kerja keperluan rumah lainya. Terima kasih lagi untuk para pembaca, terus dukung novel ini dengan cara like komentar yang positif agar saya tambah semangat dalam mengerjakan novel ini yang penuh Fantasi, Misteri, Dialog di dalamnya.

Terima kasih selamat membaca dan tunggu kelanjutan dari ceritanya.

avataravatar
Next chapter