Not brother by blood
But brother by heart, love and soul.
Sometimes your brothers never say he loves you but they loves you more than anyone else in this world. No matter how much you fight with them, when your life is in danger your brother will risk his life to save you.~ Nostra Santino
Flash on
"COLLINS!!" Teriak Lucas
Duar! Duar! Duar! Duar! Bagian bagian mansion tiba tiba meledak dan diserbu oleh puluhan anak buah Collins. Beberapa tamu meninggal karena ledakan sisanya terluka.
Dor! Dor! Dor! Dor! Para tamu juga melindungi diri dengan menembaki anak anak buah Collins.
Lucas memutar kepala pajangan patung di dekat mejanya dan seketika itu juga di balik dindingnya langsung terbuka senjata senjata rifflenya. Saat itu juga Lucas mengambil beberapa senjata dan melemparkannya pada Vincent.
Vincent menangkap senjata itu dengan cepat dan berlari ke arah meja, membalikkan meja tebal untuk dibuat perisai dan agar tak terkena tembakan dan menggunakan meja itu sebagai tempat berlindungnya metika ia menembakan senjata beratnya.
Sedangkan Luke berlari ke Vincent sambil menembaki musuh musuhnya dengan kedua pistolnya sambil membawa Kenneth bersamanya.
"Sial! Peluruku habis! Lucas! Kau punya senjata lagi?!" Teriak Luke.
"Tidak! Coba tekan beberapa tombol atau patung dan cari di dinding dinding yang belum diambil senjatanya!"
"Sial! Itu berarti aku harus ke arah gudang pelatihan kebelakang!"
"Apa kau gila?!" Kata Vincent
"Aku tak punya pilihan! Aku tak mau duduk manis dan tak melakukan apapun ketika kita berada di dalam medan perang! Yang kupunya hanya granat! Aku akan melemparkan granat ini ke depan dan segera berlari kebelakang!"
"Apa kau punya ide yang lebih baik lagi?! Selain meledakkan mansion yang sudah akan runtuh?! Tetaplah duduk diam. Sebentar lagi peluruku akan habis dan kita akan tamat. Ini pesta terburuk yang pernah kuhadiri!"
Ray bersembunyi di balik dinding kanan dan Tom di balik dinding kiri untuk menghindari tembakan musuh musuhnya, sesekali ia dan Tom menembaki musuhnya.
Charles melemparkan kartu besi dengan sangat cepat ke leher musuh musuhnya hingga kepala musuhnya putus.
Sedangkan Bill berlari cepat ke arah musuh musuhnya sambil mencabuti jantung mereka.
"Cepatlah berlari kebelakang! Sebelum mereka muncul lagi!" Teriak Charles sambil melempari kartu kartu besi itu pada musuh musuhnya yang berada di depan Luke dan Vincent.
"Bagaimana dia bisa mendengarku tadi?"
"Bagaimana dia bisa melempar kartu sampai kepala musuh musuh putus?"
"Kalian mau mempertanyakan itu sambil duduk diam disana sambil menunggu musuhnya muncul lagi atau kalian akan membawa anak itu dan mengambil senjata senjata di gudang untuk teman temanmu?"
"Bagaimana dia-"
"Sudahlah ayo kita pergi kebelakang!" Kata Luke sambil menarik tangan Vincent dan Kenneth.
Vincent menembaki musuh yang berada di ruang tamu sedangkan Luke menutup pintunya dan langsung berlari ke arah boneka teddy bear tang besar yang berada di pojok dan membawanya ke depan.
"Kupikir kita akan ke ruang senjata? Dan untuk apa kau bawa boneka itu?"
"Tidak kau yang akan membawa Kenneth ke ruang senjata dan membawa senjata aku harus membantu Tom, Ray, Robet, Lucas, dan yang lainnya. Aku sudah membawa senjata." Kata Luke sambil mengangkat boneka teddy bearnya yang besar.
"Kau menyembunyikan senjata di dalam beruang?!"
"Ya, kenapa? Patut dicoba kan?"
"Pffft." Vincent langsung menarik buku dan terbukalah pintu lift yang menuju ke ruang senjatanya.
Robert menembakkan beberapa drone pembunuh keatas dan drone itu pun menembaki mereka.
Annie berlari cepat dan mematahkan leher leher musuh musuhnya.
John melempar pisau pisau hingga mengenai kepala kepala musuhnya. John juga menghabisi mereka dengan pistol dan beberapa senjata apinya.
Sedangkan James menembaki mereka dengan Thompson.
Luke menembaki kepala mereka dengan sniper rifflenya. Ia juga membawakan senjata bagi teman temannya yang kekurangan senjata dan peluru.
Arthur menembaki mereka dengan machine gunnya.
Beberapa anggota The Black Cobra terluka, dan sebagian lagi masih menembaki musuh musuhnya.
Vincent kembali dengan senjatanya dan menembak habis semua musuhnya yang baru saja tiba di koridor.
Ray pergi menuju lorong lorong dan menembaki musuh musuhnya.
Sangking banyaknya, Ray bahkan tidak memperkiraan ada musuh yang menembakinya dari belakang.
"Arrgggh!"
Ray pun mengerang dan dengan cepat menembaki musuhnya itu.
"Ray! Kau tak apa?! Aku dengar teriakan!" Kata Tom yang baru saja datang.
"Aku tidak apa apa. Aku hanya kaget." Kata Ray berbohong dan menutupi luka tembaknya dari Tom
Ray pun mengikuti Tom sambil menembaki musuh musuhnya.
Robert menembaki musuh musuhnya dari atas mansion sedangkan Charlie menembaki musuh musuhnya sambil berparkour memanjat ke atas mansion.
Semua musuh sudah musnah berkat kerja sama mereka sedangkan Charles, Annie dan Bill memberikan darah mereka untuk diminum kepada orang orang yang terluka dan sekarat untuk menyembuhkan mereka.
"Ray, kita akhirnya berhasil, mereka sudah habis."
"Ray?" Tom pun menoleh ke belakang dan melihat Ray sudah tergeletak.
"Sial! Beraninya kau membohongiku, Ray! Bangun! Kau lehilangan banyak darah!"
"Ray!? Tolong Jangan mati! Aku masih butuh kau untuk menceramahiku!" Kata Vincent baru saja datang dan berlutut disebelah Ray.
"Aku tak akan kemana mana aku akan selalu bersama kalian. Sepertinya aku akan menyusul Grace. Jaga anak anakku, Tom." Kata Ray lemah
Air mata Tom mulai mengalir dan ia mengepalkan tangannya.
"Tidak! Aku masih membutuhkanmu kawan. Aku tak tahu harus berbuat apa tanpamu. Aku tak siap kehilanganmu. Ini semua salahku. Aku tidak bisa melindungmu dengan baik. Seharusnya aku tahu kau terluka. Jika aku tahu, aku akan langsung menyuruh doketer datang dan mengobatimu."
"Tidak itu semua bukan salahmu. Ini semua keputusanku. Aku tahu aku akan mati, jadi aku tak akan membiarkanmu memanggil dokter karena aku akan terlambat diselamatkan. Jadi aku ingin menghabiskan sisa waktu hidupku bersamamu Tom. Dengan menghabisi musuh kita dan melakukan aksi kita yang terakhir kalinya. Aku yakin kalian bisa melakukannya dengan atau tanpaku. Lanjutkan misi misi kalian. Kalian teman terbaik, terkonyol, dan paling kekana- kanakan yang pernah kumiliki. Aku berterimakasih sudah bertemu dengan kalian. Aku akan merindunkan kalian. Selamat tinggal." Kata Ray lemah dan perlahan menutup mata.
"Ray, Akan kubunuh bajingan itu!" Kata Tom marah
Charles langsung tiba tiba muncul di dekat Ray secepat the flash berkata dengan cepat.
"Tak ada yang akan mati."
Dia langsung menggigit pergelangan tangannya dan memberikannya pada mulut Ray untuk diminum. Vincent dan Tom kaget sampai tak bisa berkata kata.
"Ayolah, bangun! Aku tak mau anak anakku kehilangan temannya."
Lama kelamaan Ray mata Ray terbuka dan kembali sambil meminum darah Charles. Charles pun menarik pergelangan tangannya dan membiarkan Ray duduk. Lalu menarik peluru di punggung Ray dengan kekuatan telekinesisnya yang membuat Tom dan Vincent makin kaget.
"Cepat panggil dokter atau ambulan untuk kesini dan singkirkan mayat mayatnya."
"Ray, jangan pernah lakukan itu lagi." Ucap Tom
"Aku akan mencari Draco." Kata Vincent beranjak pergi.
Flash Off
***
"Siapa itu Collins, Vincent?"
"Seharusnya aku tanya padamu, Siapa sebenarnya ayahmu dan teman temannya. Karena dia memiliki kekuatan telekinesis, darahnya bisa menyembuhkan Ray yang hampir mati, dan larinya sangat cepat bagai kilat." Kata Vincent sambil pergi cepat menuju mansion diikuti Draco, Edward dan Laura di belakangnya.
"Dia vampir kecuali dengan kekuatan telekinesisnya. Ayahku mempunyai kekuatan yang mustahil yaitu bisa mengendalikan elemen, telekinesis, serta beberapa kekuatan lainnya yang tak bisa kujelaskan."
"Sebenarnya aku punya jutaan pertanyaan untukmu tapi kita harus bantu korban korban yang meninggal karena ledakan dan tembakan di mansion yang sudah terlamat diselamatkan oleh ayahmu dan teman temannya. Mansion keren kita berubah menjadi mansion penuh darah. Aku akan memanggil beberapa anak buahku untuk membersihkan dan membangun ulang mansionnya."
"Siapa yang melakukan itu?"
"Collins Skyfall, dialah penyebab semua keluarga Lucas mati karena penghianatannya. Seharusnya dia mati karena ledakan yang dilakukan oleh John dan Lucas dulu tapi entah bagaimana dia bisa muncul dengan sangat sangat berbeda malam ini. Rambut hitamnya nerubah menjadi platinum blonde. Salah satu mata cokelat kehitamannya berubah menjadi biru." Kata Vincent sedikit marah.
"Dia juga bisa lolos penjara dengan keamanan yang ketat entah bagaimana caranya dia melakukannya. Jadi kemungkinan misi kita mencarinya dan membunuhnya. Dia orang yang sangat berbahaya dan sulit ditebak." Tambah Vincent. Sambil memasuki mansion.
"What the fuck." Ucap Edward melihat mayat mayat yang berada di luar dan dalam mansion.
"Aku tak bisa menyelamatkan semua orang karena terlambat. Beberapa dari mereka memang sudah mati karena tertembak dan terkena ledakan." Kata Charles. Beberapa orang memperhatikan Charles dan Edward berbicara.
"Apa kau gila? Kau menunjukkan kekuatan vampirmu di hadapan semua orang." Ucap Edward. James sampai menoleh karena mendengar ucapan Edward
"Edward, kecilkan suaramu." Kata Charles sambil menarik Edward keluar mansion agar mereka bisa berbicara berdua.
"Lalu apa yang harus kuperbuat huh? Duduk diam lalu kabur. Tidak menolong mereka dan membiarkan mereka mati? Aku tak punya pilihan, Ed. Jika kau jadi aku, kau akan melakukan hal yang sama." Kata Charles
Edward mengambil nafas panjang
"Kau benar, kau tak punya pilihan. Ayo kita menyusul Annie dan Bill yang sudah pergi darisini, sebelum mereka bertanya yang aneh aneh."
***
"Kau tahu seharusnya, kau berhenti menyalahkan ayahmu karena tak mempedulikanmu. Dia sebenarnya orang sangat peduli tapi dia bertindak seolah tak peduli." Kata Edward sambil membaca buku bersampul kulit dan terukir huruf "K" di tengahnya." Kata Edward
"Hei! Kembalikan itu! Kau baru saja membaca lembar lama bukan lembar baru. Jangan mengambil kesimpulan terlebih dahulu." Kata Draco merebut bukunya
"Jadi kau menulis buku harian huh?"
"Itu tak hanya buku harian tapi itu juga jurnal. Beberapa informasi penting ada dalam buku ini juga."
"Ah begitu. Maksudmu seperti petualangan mafiamu, transformasimu, musuh musuhmu, dll?"
"Ya."
"Untuk apa kau menulis itu semua?"
"Agar, keturunanku bisa membaca semua misteri dan kehidupanku yang aneh ini. Sebenarnya ini ide ayah. Dia juga menulis jurnal dan dia yang memberikan buku ini. Dia bilang jurnal itu juga bisa dijadikan sebagai diary sekaligus jurnal. Ngomong ngomong jika aku vampir. Kenapa aku bisa bertumbuh besar sedangkan ayahku tidak?"
"Sudah kubilang itu karena efek serum serum yang ayahmu suntikan pada dirinya saat sebelum mempunyaimu. Entah apa saja yang disuntikkannya. Tapi serum serum itu memperlambat transformasinya. Jadi dia semacam vampir campuran. Kalau kau bisa menjadi vampir karena kau keturunan ayahmu. Serum serum itu mungkin juga mempengaruhimu. Ditambah lagi ibumu manusia. Jadi bisa menjelaskan kenapa kau seperti manusia bukan vampir."
"Jika kau vampir. Kenapa kau, ayah, Annie, dan Bill tak terbakar saat terkena matahari?"
"Kalau aku menjadi vampir kaum asli karena seorang penyihir. Ayahmu bisa dikatakan kaum asli mungkin itu juga karena serum serumnya, Bill dan Annie adalah vampir biasa jadi mereka harus menggunakan cincin kebal matahari. Itu yang melindungi mereka. Cincin itu tentu saja dibuat oleh penyihir dan para kaum asli tak butuh cincin karena mereka menjadi vampir karena dibuat oleh pengihir."
"Oh, begitu rupanya. Jadi, beri aku alasan kenapa kau tak membenci ayahku?"
"Ayahmu memang egois, menyebalkan, sedikit kekana kanakan, tak pernah memikirkan resiko, tak peduli, dan selalu berpikir tak perlu bantuan padahal ia selalu membutuhkannya, selalu berbohong ketika ia membutuhkan teman, dia selalu menyembunyikan perasaan dan kepeduliannya itu. Dia menyayangimu hanya saja dia tak mengakuinya, karena dia terlalu gengsi. Bahkan ketika kehilangan seorang teman. Ia bertindak seolah tak peduli padahal hatinya hancur saat itu. Dia rela melakukan apa pun untuk orang yang disayanginya. Aku tak akan membenci orang yang juga sangat menyayangi anak anaknya. Selalu memata matai kalian dari jauh meskipun tak bisa berbuat apa apa ketika kalian dalam kesusahan. Dia bingung dengan apa yang akan dilakukannya. Karena beberapa saat dia terkadang hampir hilang kendali untuk menahan rasa laparnya. Khawatir pada anak anaknya meskipun hampir tak ditunjukkannya perasaan itu secara terang terangan, tapi aku bisa melihatnya. Dia bertindak seolah tak peduli pada anak anak tapi setiap malam selalu berada di kamar kalian melihat kalian tidur dan tersenyum. Menyentuh wajah kalian dan mencium kening kalian saat tidur. Aku punya dua anak kembar jadi aku tahu betul bagaimana perasaannya. Mungkin dia selalu mengeluh dengan pekerjaannya dan anak anaknya yang nakal tapi sejauh yang kuketahui, dia ayah yang baik." Kata Edward sambil tersenyum.
Draco sedikit terkejut namun dia tersenyum.
"Kurasa, dia tak ingin hal hal baik yang dilakukannya diketahui karena dia tak mau orang orang berharap padanya ketika dia melakukan hal hal buruk. Dia pikir dirinya orang yang buruk jadi dia tak mau orang orang berharap sesuatu padanya untuk berbuat baik. Jadi dia selalu menunjukkan sisi terburuknya dan menyembunyikan sisi baiknya. Terkadang dia takut akan mencelakakan orang terdekatnya jika selalu didekatnya jadi terkadang dia menjauhkan mereka meskipun mereka akan membencinya karena ayah selalu mengacaukan semuanya. Ayah membuat masalah untuk kebaikan. Dia selalu tahu konsekuensinya tapi dia tak akan peduli meskipun itu berarti harus menyakiti hati orang orang terdekatnya. Tapi kau dan Bill adalah sahabat yang baik karena sudah mau bersamanya, menemaninya, dan menendang pantatnya jika berbuat hal yang ceroboh. Terimakasih Edward untuk segala yang kau lakukan untukku dan ayahku." Kata Draco sambil tersenyum.
"Kata katamu persis seperti dulu dia pernah bilang padaku alasannya. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang sahabat. Lagipula dia juga menyelamatkan nyawaku berkali kali. Terimakasih juga sudah mengerti ayahmu." Senyum Edward.
"Anggap saja karena kebenaran yang dikatakanmu tentang ayahku, aku jadi bisa menarik kesimpulan dengan baik." Senyum Draco.
"Ngomong ngomong bagaimana kau bisa menulis semua yang terjadi di jurnal mu, sebelum kau masuk mafia. Apakah ayahmu memberikan jurnal itu sejak kecil?"
"Tidak, ayahku memberikannya beberapa minggu lalu. Aku menyalin semua ke jurnal dari buku harianku."
"Ah, ternyata semuanya lebih masuk akal sekarang."
"Satu hal lagi Edward. Bisakah aku meminta sesuatu padamu?"
"Tentu, apa pun itu."
"Bisakah kau mengembalikan ingatanku? Dan seperti apa gambar iblisku dan iblis ayahku."
"Iblis yang tinggal di dalam dirimu bentuknya seperti tengkorak raksasa, kekar, punya tanduk dan selalu berapi merah, jika dia mengeluarkan kekuatannya atau marah apinya akan bertambah panas dan berubah menjadi biru. Senjata favoritmya adalah senjata malaikat pencabut nyawa yang berapi. Nama iblismu Diablo. Sedangkan iblis ayahmu bernama Darius. Dia seperti naga kegelapan yang sangat besar, berwujud tengkorak dengan api warna ungu, punya tanduk yang sedikit mirip dengan Diablo. Rupanya mirip dengan Diablo hanya saja Darius berbentuk naga. Senjata kesukaannya yaitu nafas api ungunya yang mematikan. Kalau soal mengembalikan ingatanmu, Aku takut hal itu hanya bisa dilakukan Leo karena ingatanmu adalah sesuatu yang banyak dan besar. Aku yakin aku tak mampu melakukannya."
"Maksudku, bukan semua ingatanku tapi semua ingatanku dengan ayahku dan keluargaku, Kingstone. Hanya hal hal baik saja. Aku yakin itu tak sebanyak semua ingatanku. Kau kan dibuat menjadi sekuat kaum asli Vlad oleh penyihir. Seharusnya kau bisa mencobanya."
"Baiklah, akan kucoba."