"Coba aja"
DOR!
Vierre membulatkan matanya kaget. Baru saja sebuah peluru masuk ke tubuhnya. Ia menatap Archer sinis. Ia segera berlari ke arah archer . Menghindari semua peluru yang mengarah padanya. Menangkap leher Archer menjatuhkannya ke lantai.
"Lo bukan penjaga biasa.."
Sebuah senyum sinis terukir di wajah archer. Karena gelap dan posisi archer yang menggunakan kacamata hitam layaknya penjaga lain membuatnya tak dikenali oleh Vierre.
"SIAPA LO—ARGHH!!!"
Vierre segera menjauh dari jangkauan Archer. Didalam tubuhnya serasa ada yang menusuk.
'Peluru..'Batin Vierre tersadar bahwa peluru tadi bukanlah peluru biasa.
"SIAPA—(Muntah darah)-- SIAPA LO?!!"
DARRR!!!
Suara petir menyertai diikuti kekehan darinya. Ia melepas kacamatanya dan diijak oleh dirinya sendiri. Ia berjalan pelan mendekati Vierre.
Dan seterusnya..
Sesudah vierre pergi lalu tak lama mors pergi, Archer bangun dalam keadaan darahnya berceran dimana-mana. Ia melepas bajunya membiarkan baju itu menyerap semua darah di lantai kemudian menyemprotkan cairan mikroba untuk menghilangkan bau pada bekas darah di lantai miliknya membuang bajunya didalam toilet dan membakarnya.
Sebelum benar-benar pergi, Ia memakai jas milik korban untuk menutupi bekas luka yang dihasilkan vierre tadi kemudian menghadap kamera dan tersenyum mengerikan lalu pergi.
~
Seluruh keluarga Barney langsung merasakan kaki mereka lemas, Tanpa sadar mereka duduk didepan TV tanpa berkata-kata. Bahkan Randi si bodyguard Vierre sekalipun melihat bagaimana archer bertindak membuatnya tak bisa apa-apa jika tadi ikut membantu vierre saat bertemu dengan archer.
"ARGHHH.."
Semua pandangan jatuh pada vierre. Gadis itu masih menangis namun kini berganti bukan karena ketakutan tapi karena kasakitan. Peluru yang ditembakkan archer benar-benar bukan peluru biasa.
"Natha.. Bawa vierre ke rumah sakit sekarang juga.. aku bakalan pikirin cara jauhin archer dari keluarga kita.."Ucap Alvind hampir saja melupakan vierre
"Iya, pah.. Deo, Bantuin bunda ya.."Ucap Natha pada anak keduanya
"Iya bun.."Ucap Deo Ezra Barney, Kaka kedua vierre membantu bundanya mengantar vierre ke rumah sakit
"Pah, Kita bahas di ruang kerja papah aja.."Ucap Aldiran Zeo Barney, Kaka pertama vierre
"Iya.. kita harus bener-bener fokus untuk kali ini"Ucap Alvind pergi ke ruang kerjanya
'Ga akan pernah gue biarin lo macem-macem ama adek gue, Archer'Batin Diran menatap layar TV yang masih menunjukkan wajah archer tersenyum ke CCTV sebelum mengikuti ayahnya ke ruang kerja.
Sedangkan archer dan mors..
Keduanya ada di rumah sakit, Archer tengah meminjam kamar pasien ditemani rekannya yang belajar kedokteran. Fabio Erlangga.
Namun yang terjadi adalah..
"Pasien gw banyak gausah lama-lama.. ini bukan ruang inap"Ucap Fabio
"Lo gausah kasi tau juga gue tau.."Jawab archer fokuus pada lukanya
"Ya terus lo ngapa disini?"Ucap Fabio
"Pinjem alat operasi sini"Ucap archer mengabaikan fabio
"Lo pikir gue pembantu lo?"Sangkal Fabio
"Sekarang gw nanya, Lo emang bisa operasi ginian?"Ucap archer dengan tatapan malas
"E-engga.. ya kan lo bisa ke ruang ICU operasi disana.."Ucap Fabio
"Ga ah.."Ucap Archer menghentikan aktifitasnya
"Napa?"Ucap fabio bingung
"Dokternya ga ada yang gateng"Ucap Archer meledek fabio
Fabio menatap archer kesal menahan emosinya untuk menjahit mulut archer yang tak bisa diam itu. Ia beralih menatap Mors meminta bantuan. Namun percuma mors hanya menatapnya polos sambil memakan pizza mozarella kesukaanya.
'Yang waras disini emang Cuma gue'Batin Fabio
"Sembarangan ya lo! Gue juga waras gila!"Balas Archer
"Lu waras apa gila?"Ucap Fabio kesal
"Dua2nya.. Alat operasinya mana,bego?!"Ucap Archer sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit ini.
Dengan pasrah, Fabio berjalan keluar mengambilkan alat operasi dengan kembali berbohong pada atasannya mengatakan itu untuk eksperimennya dalam mengoperasikan pasien padahal ia spesialis saraf.
Tak lama kemudian, Fabio sudah kembali dengan alat operasi lengkap. Dibarengi ribut-ribut dari luar ruangan. Archer mengode Mors untuk memeriksanya sedangkan Ia mengoperasi dirinya sendiri. Untungnya vierre menusuk perut bagian bawahnya jadi tidak membahayakan jantungnya sedangkan peluru yang ditembakkan mors sangat dalam dan di luka yang sama.
Menyakitkan memang tapi bukan archer jika kesakitan bahkan dengan luka separah itu.
Sedangkan Mors, Ia berpura-pura duduk di bangku tunggu melihat keributan dari jarak 50 m itu. Ia berpura-pura memakai earphone mendengar musik sambil menutup mata. Ia mengaktifkan alat sadap suara menghubungkannya dengan hpnya mendengarkan setiap yang dikatakan orang-orang itu.
"Gimana bisa?!!"Teriak seorang nyonya
"Apa ga ada dokter yang bisa di rumah sakit ini?"Ucap seorang lelaki
"Maaf, Nyonya barney.. tapi kami sudah berusaha.. Kami takut ini akan berbahaya untuk nyawa nona"Ucap Seorang dokter operasi pada Natha, Ibunda Vierre
"Apa kalian mengenal dokter yang mampu?"Ucap Deo
"Saya sudah menghubungi teman-teman dokter saya.. sayang sekali tidak ada yang bisa.. karena peluru itu menusuk 0,001 cm jantung membuat banyak dokter tidak berani mengambil resiko.. pasalnya selamat dari operasi hanya 5% sedikit kesalahan saat mengambil peluru itu bisa membuat nona meninggal"Jelas dokter dengan hati-hati
Natha menangis. Kakinya lemas duduk di lantai. Deo berusaha menenangkan diri kemudian baru bertanya pada dokter.
"Memangnya itu peluru apa?"Ucap Deo frustasi
"Itu peluru yang sepertinya didesain sendiri.. ketika masuk ke dalam tubuh dalam hitungan detik peluru itu akan mekar seperti bunga.. bagian ujungnya menusuk semua bagian tubuh dalam di sekitarnya.. "Ucap Dokter itu.
Anak lelaki itu kembali memijat kepalanya pusing. Ia mengambil handphone menelfon seseorang.
"Pah.. Gawat! Kita terpaksa harus bawa vierre ke luar negri.. Masalahnya peluru itu bukan peluru biasa, pah.. iya.. aku sama bunda nunggu disini.."
Mors yang mendengar nama Vierre itu segera membuka mata mengerti apa yang tengah terjadi. Sebenarnya kenapa archer menembakkan peluru berharga yang ia buat untuk gadis itu. Peluru itu kan susah dibuat. Dengan dengusan kesal, Ia kembali ke ruangan dimana archer berada.
Sesampainya..
Archer sudah selesai menjahit perutnya dan memerbannya dengan kuat. Ia kembali memakai pakaiannya berdiri hati-hati agar lukanya tidak terbuka padahal luka itu masih basah. Ia menatap mors seakan bertanya "Ada apa diluar?"
"Keluarga barney ribut gegara peluru yang lo buat.. kemungkinan vierre ga bakalan bertahan lama"Ucap Mors dengan santainya kembali memakan pizza miliknya.
"Dibantu kaga ya?"Ucap archer
"Lo mau bantu?"ucap Mors
"Di negara segede ini masa ga ada yang bisa ngeluarin?"Ucap Archer mengelus perutnya takut-takut luka itu terbuka. Susah-susah ia menjahitnya dengan rapih tanpa bantuan Fabio
"Jelas ga ada yang berani.. peluru itu hampir nusuk jantung tu anak.. di ambil sama aja ambil nyawanya juga"Ucap Mors santai
Ting..
(Panggilan dari Zegas)
"Ap--?"
"Apa yang kamu lakuin selama saya ga ada?"
"Lo lagi marahin gue?!! Berani??"
"Hh.. Archer, saya lagi ngurusin masalah di prancis.. Ini bahkan belum satu minggu kamu udah bikin ulah? Tuan Alvind Barney barusan menelfon saya menanyakan kamu dimana"
Archer yang awalnya mau marah tidak jadi mendengar nama Alvind disebut. Iya seorang lelaki yang dulu pernah menyelamatkannya.
"Hubungin dia ke gue"Ucap archer sebelum menutup telfonnya
"Zegas?"
Archer hanya mengangguk singkat lalu keluar ruangan melihat keluarga barney disana. Tak lama kemudian telfonnya berbunyi. Ia mengangkatnya sambil menatap dimana keluarga barney berada melihat lelaki berumur sekitar 40an menelfon seseorang.
"Halo, Om alvind"
"... Kamu ga pantes manggil saya om, Archer.."
"Haha.. Santai dong.. Gimana kejutannya? Kaget ga?"
"Kayaknya udah dari dulu kamu ngincer keluarga saya yah.."
"Pede bet.. Kalo bapak lo ga nyembunyiin info soal Savierre gue ga bakal sampe nglakuin kek gitu.. Lo juga pasti udah tau kan.. Gue juga ditusuk ama anak lo.. Udah maen kabur aja lagi.."
"Saya ga peduli.. Dimana kamu sekarang?"
"Katanya ga peduli tapi nanyain gw dimana"
"DIMANA KAMU SEKARANG?!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Waiting for the next part.