webnovel

Awkward Birthday

Dan inilah hari yang ku mulai dengan skenario dadakan tanpa perencanaan.

Pagi ini kami terbangun dengan suara benda jatuh dari arah dapur yang awalnya membuat kami berfikiran negatif. Nyatanya, benda itu sengaja dijatuhkan oleh mereka semua yang kini memenuhi dapur rumah kami.

"Selamat pagi pengantin baru!!"

Apakah ini kejutan kedua yang direncanakan Hoseok? Entahlah meskipun aku membenci pria ini tapi terimakasih atas kejutannya, juga terimakasih kecupannya. Ah, lupakan soal itu!

Tidak ada kata terimakasih yang pantas untuk pria menjengkelkan ini. Setelah Ia sok romantis membuat kejutan kecil di resto kemarin, ia bahkan menyusahkan ku untuk menopangnya menuju kamarnya sebab kakinya terkilir saat turun dari mobil. Entahlah, mungkin dia memang pria yang ceroboh. Dan lagi, ia menahanku  untuk tidur di kamarnya dan membantunya  jika ia membutuhkan  sesuatu.

Ah, aku melupakan hal ini. Selama menikah aku meminta kamar yang berbeda darinya. Sebab tak ingin suatu kekhilafan terjadi diantara kami. Dan selama ini tidak ada yang mengetahui itu. Toh, di rumah mewah ini hanya aku dan Hoseok yang jadi penghuninya.

Lanjut. Pagi ini Ia membuat kejutan lagi dengan menghadirkan mereka semua? Apakah ini tanda terimakasih?

Kau tahu? Mereka semua hadir disini. Ibuku, Ayahku, kedua mertuaku, juga keluarga kecil dari kakak ipar ku yang cantik ini.

Ah, bukannya sok tahu ini kejutan darinya atau inisiatif dari keluarga kami. Tapi, apakah mungkin mereka hadir tanpa diundang? Tidak mungkin kan? Jika tidak ada yang mengundang mereka, bagaimana bisa mereka membuka kode rumah ini dengan mudah. Sebab aku sendiri yang sudah mengganti kode kunci pintu rumah ini.

Ptak! Ptakk!!!

*Anggap ae petasan ultah😌

"Selamat ulang tahun Haera!"

Aish, mengapa tiba-tiba aku terharu dengan semua ini. Berkumpul bersama keluargaku dan keluarga suamiku. Ini adalah impianku sejak dulu ketika aku membayangkan tentang pernikahanku.

"Selamat ulang tahun Nyonya Jung!"

Omo, gelar baru yang bagus, tapi aku belum menyukainya. Nggak tahu kalau sore, tunggu saja.

Semuanya bersalaman dan memelukku seraya mengucapkan selamat ulang tahun. Ini benar-benar momen yang indah.

"Selamat ulang tahun adik ipar. Apa kau menyukai kejutan kami?" Ucap kakak perempuan Hoseok dengan kue tar ditangannya.

Setelah memohonkan keinginan rahasiaku, aku pun memadamkan api di lilin-lilin kecil itu dengan kekuatan angin Avatar the Legend of Eng.

"Terimakasih semuanya! Terimakasih juga Eonnie. Apa kau merencanakan semua ini?" Tanyaku yang dibalasnya  dengan anggukan kecil.

"Kau terbaik dalam hal kejutan." Lanjutku seraya memeluknya sesaat.

"Eomma! Haeji mau kue!" Rengek Haeji dari meja makan. Keponakan Hoseok yang baru berusia 2 tahun.

"Nee, baby!" Kakak ipar ku pun menghampiri anaknya itu.

~

Semua orang sudah berkumpul di meja makan, kecuali aku dan Hoseok yang kini tengah mencuci buah-buahan di westafel.

Seketika ku tatap lekat wajah Hoseok yang bermimik wajah susah dijelaskan. Seperti pria yang tak ingin bertanggung jawab atas kesalah tingkahanku saat ini.

Entah ikatan batin antara kami mulai terjalin atau apa, Ia pun menoleh ke arahku seraya mengusap lehernya yang menurutku hanya perlakuan orang yang tengah salah tingkah saja. Ia mengangkat bahunya seakan berbisik bahwa Ia tidak mengetahui apa-apa.

Aku menarik sedikit sudut bibirku dan melempar tatapan mematikan ke arahnya. Aku pernah meminta kesepakatannya untuk tetap memberitahu jalan cerita apa saja yang akan kami lakukan di depan keluarga kami. Termasuk kejutan. Ia harus memberitahu ku agar aku tidak terkejut seperti sekarang ini.

"Gomawo chagia, kau sungguh membuatku terharu hari ini." Ucapku menghampirinya seraya mengelus bahunya. (Sayang)

"Aku benar-benar tak tahu mereka ada di sini!" Bisiknya padaku.

"Ah, Jeongmal?" Bisikku tak percaya. (Benarkah?)

"Eoh, Jika kau minta, maaf aku tak punya hadiah untukmu." Ucapnya datar.

"Tak perlu. Ada kau disini saja sudah cukup untukku." Balasku melempar senyuman paksa dengan ekspresi yang ku buat sedikit genit di depannya.

"Aku serius, bodoh!" bisiknya.

"Boleh aku jujur?"

"Mwo?"

"Aku tak mengharapkan apa-apa darimu! Kau harus ingat itu!" Ucapku.

"Heol! Tapi aku mengharapkan sesuatu darimu." Jawabnya semakin mendekatkan wajahnya ke arahku.

"Tapi aku tak akan mengabulkannya!"

"Kau tak akan bisa menolak setelah mereka mengatakan sesuatu nanti!" Dengan percaya diri pria itu mengucapkannya.

"Jeoge mwoya?" (Apa itu)

Memangnya apa yang akan mereka katakan? Mengapa pria ini sok tahu sekali.

"Molla, tapi aku tahu jawabannya. Mendekatlah sedikit jika kau tak ingin mereka mencurigai obrolan kita!" Perintahnya yang langsung ku turuti karena rasa penasaran ku. (Entahlah)

"Cepat katakan apa yang akan mereka bahas!" Pintaku.

"Intinya, malam ini segalanya tentangmu jadi milikku!" Nyengir kuda.

"YAKKKK!!!"

Sentakku dengan tanpa sadar aku menutupi kedua gundukan kesayanganku dan menjauhkan diriku dari tubuhnya yang sudah dipenuhi dengan jiwa mesum itu.

Cup!

"Aish, eottokke. Kau menggemaskan sekali, istriku!" Ucap pria kuda itu tanpa dosa meninggalkanku di dekat westafel setelah melakukan perbuatan hina pada pipi mulusku. (Bagaimana ini)

"Haera-ya, ambillah beberapa makanan. Kau harus mengisi perutmu. Aku tak mau ibu mertua memarahiku karena membiarkan tubuhmu tetap kurus!" Seru Hoseok yang sudah duduk di kursi makan.

Dengan pasrah ku ikuti Hoseok menuju meja makan. Ya Tuhan, apakah hidupku takkan lama lagi? Mengapa setiap hari pria ini menjengkelkan?

"Yang jelas kami akan membunuhmu jika kau biarkan perut Haera tetap kosong tanpa nyawa!" Ucap ayah mertuaku yang tak ku mengerti apa maksud dari kata-katanya itu.

~

"Haera-ya!" Panggil ibuku yang tengah mencuci tangannya.

"Nee, eomma!" Jawabku menghampirinya.

"Haeji itu menggemaskan sekali!" Ucapnya ketika aku sudah berada di sisinya.

"Ia, dia anak yang pintar dan menggemaskan."

"Jangan menunda sesuatu yang tidak baik, Haera-ya!"

"Nee? Tentang apa?" Tanyaku tak mengerti.

"Eomma juga ingin yang seperti Haeji!"

Seketika aku melirik Haeji yang tengah bermain robot bersama Hoseok.

"Eomma ingin mengoleksi robot seperti itu?" Tanya ku menebaknya.

"Aish! Susah ngomong sama orang susah!"

"..."

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Cerita ini aku up di wattpad ya. disana sudah sampai chapter 6. silahkan berkunjung ke @NacrePatrician atau cari aja Fake Love bisa juga search di #1 problem love