aku buru-buru keluar sambil berjalan tertatih dan mengangkang, sungguh memalukan. Jungkook sudah menunggu di depan mobil sambil bersandar dan melipat kedua tangannya, matanya terpejam. bibirnya yang basah sedikit terbuka, lagi-lagi pikiranku meliar. dia begitu terlihat seksi meskipun sedang mengantuk. di sisi lain aku memikirkan Apakah dia merasakan hal yang sama denganku. Apakah dia tidak dapat tidur karena memikirkan apa yang kami lakukan semalam? tapi sepertinya itu tak mungkin.
Aku berjalan mendekat, dia sontak membuka matanya dan menatapku. Aku malu sekali ketika dia melihat cara jalanku, Aku berusaha terlihat biasa saja tapi selalu gagal. rasanya masih sakit, Jungkook tiba-tiba mendekat membuatku bingung. sampai kemudian dia menggendongku.
" Yak! Jungkookie! Apa yang kau lakukan? turunkan aku! Yak!" Protesku sambil memukuli punggung nya. Dia mengabaikanku dan lalu menurunkanku tepat setelah dia membuka pintu mobil.
Jungkook langsung menutup pintunya dan duduk di kursi pengemudi. lalu, dia mulai menjalankan mobil, aku hanya diam. jantungku berdebar karena kami hanya berdua, mungkin karena kejadian semalam aku jadi merasa berbeda.
"Noona, ingin aku melakukan sesuatu agar tidak nyeri lagi?" tawarnya. tetap aja fokus pada jalanan, dia begitu tenang seolah itu bukan hal besar. sementara aku benar-benar kehilangan kata-kata.
" Apakah selalu seperti ini pada wanita yang kau tiduri?" ujarku begitu saja keluar dari mulut. aku sendiri cukup kaget kalimatku sendiri.
Jungkook menoleh menatapku, saat kedua iris mata kami bertemu, aku kembali merasakan kehangatannya. padahal jelas perutnya tidak berubah sama sekali, Jungkook menggeleng. "Tentu tidak."
Tunggu-apa maksudnya ini? Tidak? Maksudnya aku spesial?
" karena biasanya aku hanya melakukan one night stand dan tak pernah dengan gadis yang melakukan untuk pertama kalinya." ujarnya lagi.
perasaan spesial yang hadir di hatiku karena pengalaman kemarin buyar seketika. Jungkook benar-benar. " jadi kamu lakukannya denganku benar-benar karena perintah? well, semalam aku bilang itu bukan permintaan nama permintaan. jangan berdalih lagi
Jungkook terdiam tak langsung menjawab, aku tahu caraku bertanya membuatku terlalu berharap. tapi sungguh, Aku benar-benar mengingat malam itu aku mengatakan bahwa itu bukan perintah melainkan permintaan. dia sendiri tak berhenti bahkan saat aku memerintahnya.
" permintaan darimu sama saja sebuah perintah untukku. Jadi--"
" berhenti mengatakan hal konyol! jelas kau terlihat menikmati." sungguh Kim Taeri kau hebat sekali! nyalimu berani sekali mendebat Choi Jungkook. lagi pula aku sendiri tak mengerti mengapa dengan orang lain aku bisa berbicara santai, sementara dengan Jungkook tidak?
Jungkook menghela nafas panjang, dia menatapku dengan Tatapan yang sulit aku artikan. " ketika wanita cantik memintaku untuk melakukan seks dengannya, Haruskah aku menolak? itu sebuah keuntungan."
dan jawaban itu semakin membuatku membencinya, jongkok lagi-lagi menghancurkan hatiku. Namun, aku lebih membenci diriku sendiri karena aku masih berharap dia menyukaiku sedikit saja. " Jadi, kau tidak peduli Sedikitpun aku tidur dengan orang lain?" tanya aku lagi
Anggukan Jungkook berhasil menyakitiku.