webnovel

bab

pintu kamarku diketuk berkali-kali, Aku sedang sulit tidur. padahal semalaman aku tak bisa tidur sama sekali karena pangkal paha aku teramat nyeri. pikiranku selalu terbayang akan apa yang baru saja kulakukan dengan jongkok. Aku berjalan dengan susah payah agak sedikit mengangkang dan terseok ketika pintu terbuka, aku langsung terkejut. kesadaranku penuh ketika mendapati kakekku dan Jungkook ada di depanku.

kakek tak tahu kan apa yang aku lakukan dengan Jungkook semalam?

kakek memegang Bahuku dan tersenyum bangga, Aku hanya bisa terdiam bingung. "Kerja bagus! Manager dari Kim Taehyung tadi menelepon sekretarisku, dia bilang tehong bersedia menjadi brand Ambassador kita! Dia benar-benar sedang populer, ini sangat membantu. kerja bagus!"

Aku termangu tak mengerti. Seingatku, kemaren Taehyung ingin pergi kehawaii.

" managernya bilang semalam dia berusaha menghubungimu, tapi kau tak mengangkat sama sekali," tambah kakek.

aku tertegun sesaat menatap Jungkook berdiri di belakang kakek. kami sama-sama tahu alasan mengapa aku Bahkan tak tahu sama sekali Kalau ada panggilan telepon. "aku semalam benar-benar kelelahan jadi langsung tidur," jawabku.

Iya, lelah karena Choi Jungkook.

kakek mengangguk. "Baiklah kalau begitu, kau bersiap-siaplah karena taehyung sudah menunggu di restoran yang kemarin."

Mataku membulat kaget. " Sekarang?"

kakek mengangguk. aku tak bisa berkata apa-apa, mustahil untuk menolak pertemuan ini. mengingat Bagaimana susahnya Taehyung dihubungin, aku sendiri tak mengerti mengapa tiba-tiba dia menyetujuinya. alhasil, aku mengangguk dan kakek meninggalkan kamarku.

di sini tinggal ada aku dan si brengsek Choi Jungkook dengan wajah tanpa rasa bersalah. bahkan sialnya lagi dia bertingkah seperti tidak terjadi apapun, dia begitu tenang. sementara semalaman aku tak bisa tidur dengan tenang.

" tunggu saja di depan. aku akan ke mobil kalau sudah siap," ujar sinis untuk menutupi rasa maluku. di kepalaku terus teringat Bagaimana aku meminta untuk dia menyentuhku, bagaimana dia memenuhiku dan bahkan sengaja menawarkan diri agar menyentuhnya.

namun, Jungkook tak beranjak sedikitpun. dia masih berdiri manis di depan pintu bahkan saat aku ingin menutupnya rapat. "Kenapa kau masih berdiri di sini?" tanyaku galak.

" Noona perlu aku bantu?" tanyanya.

Aku mengerutkan kening bingung. "Bantu?"

" Semalam.... Pasti masih sakit kan?"

aku langsung membanting pintu di Bagaimana bisa dia mengatakan itu sementara dia meninggalkanku begitu saja, dia ingin membantuku atas nama perintah? memuakkan!