Kalimat Emma membuat Calvin terdiam beberapa detik untuk mencernanya. Kemudian ia tersenyum seraya menghela panjang.
"Oh, benarkah? Syukurlah. Aku sangat takut kau kecewa padaku," Sahut Calvin dengan mengusap lehernya.
"Apakah itu yang membuatmu berhenti?" Tanya Emma.
Kening Calvin seketika mengkerut. Ia tertawa kecil dengan bingung. "Apakah kau berkata kau ingin aku melanjutkannya, bahkan sampai.. kau tahu.." Ia tanpa sadar menggigit bibir bawahnya sendiri.
Emma tahu kedua pipinya sudah memerah sejak tadi. Ini memang adalah pengalaman pertamanya. Namun, ia bukan tipe wanita pemalu yang akan memendam rasa penasarannya untuk menjaga harga dirinya. Lagipula, Calvin adalah kekasihnya. Mereka sangat dekat dan saling mencintai. Tidak ada yang perlu ditutupi lagi, 'kan?
"Sebenarnya.. itu tidak masalah denganku," Jawab Emma dengan suara pelan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者