webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#COMEDY
#MAFIA

The Black Swan Behind (Bahasa Indonesia)

WARNING! 18+ Mature Content (Kekerasan, pelecehan, alur rumit) Di bawah cahaya rembulan, sebuah kota berdiri di dalam bayang-bayang gengster yang kerap kali berbuat onar dan meresahkan masyarakat. Gengster-gengster beranggotakan pria-pria kuat yang mahir bertarung. Tidak disangka mereka adalah anak-anak muda yang gila uang dan kekuasaan. Kota itu adalah arena bertarung bagi mereka. Emma Hilland pindah seorang diri ke sebuah kota bermil-mil jauhnya dari rumah dimana ia dibesarkan sebagai tuan putri. Karena sebuah masalah, ia memutuskan pergi dan melanjutkan studi kuliahnya di kota ini. Kali ini ia akan mencoba untuk menjadi gadis normal. Namun yang namanya api, diletakan dimanapun pasti akan membakar sekelilingnya juga. Ini adalah kisah bagaimana kelompok The Black Swan terbentuk di Kota Handway. Dibalik kaki-kaki indah yang melompat di tengah hamparan bunga, terdapat duri-duri beracun yang mematikan. Namun apakah hati seekor angsa dapat ditakhlukan? **** Mohon berikan support (Power stone, Komen, Review) kalau kalian suka ceritanya ya!! Trimakasih & Selamat membaca!! \^^/ Karya Lydia_Siu di Webnovel : - The Prince Of The East Sea (Tamat) - The Black Swan Behind (Tamat) Banyak quotes, visual, dan info menarik di sosial media author! Yuk difollow! Instagram : @author_lydia_siu FB Page : author Kalong_ungu / Lydia_Siu Twitter : @kalong_ungu

Lydia_Siu · 现代言情
分數不夠
439 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#COMEDY
#MAFIA

Ice Skating

Meski duduk berdampingan, namun Emma dan Levi tidak lagi mengobrol. Mereka hanya saling berdiam diri dengan menikmati suasana malam itu yang kebetulan tidak dihujani salju.

Emma tidak tau apa yang ada di dalam pikiran Levi. Namun apa yang ia lihat di atas air sungai yang sudah membeku tersebut sangat menyita perhatiannya. Orang-orang yang sedang bermain ice skating terlihat bergitu gembira. Suara pisau dari sepatu yang menggeret es terdengar begitu ramai. Ternyata masyarakat Handway sangat banyak yang mahir bermain ice skating. Bahkan anak-anak yang masih sangat kecil saja terlihat sudah mulai lancar bermain.

"Jika kau menatapnya sampai seperti itu, kenapa kau tidak turun main?" Tiba-tiba suara Levi mengalihkan fokus Emma.

Gadis itu tertawa kecil dengan mengusap batang lehernya, "Kebetulan aku tidak bisa bermain ice skating. Hahaha.." Lalu ia menatap ke depan pada sungai kecil itu lagi, "Tapi itu terlihat sangat menyenangkan dan indah." gumamnya sendiri.