webnovel

Teruntuk Kamu Yang Pernah Jadi Bucin

Untuk kamukah cerita ini dibuat? Jika 10 tahun yang lalu belum populer kosa kata bucin, lalu kosa kata apakah yang bisa menggambarkan seorang Nyanya? Nyanya seorang Mahasiswi di Perguruan Tinggi Negri di Bandung, hidupnya lurus-lurus saja selama ini. Tidak ada yang menarik dari hidup seorang introvert yang senangnya menulis blog seperti Nyanya. Tapi suatu hari, seorang teman kelasnya mengajakanya ikut mendaftar menjadi anggota BEM Fakultasnya. Di permulaan semester baru ini semuanya tampak berbeda, Nyanya yang kini menjadi salah satu dari anggota BEM yang terkenal gaul, memang tak disangka Nyanya bisa menjadi salah satu dari pengurus BEM tersebut. Nyanya yang cupu, introvert, dan lurus ini pun bertemu dengan 'Dia'. "Dasar pungguk merindukan bulan, dasar nggak tahu diri, bisa-bisanya suka sama cowo pupuler dan gaul, bisa-bisanya Nyanya ga ngaca siapa dirinya?!" Kata-kata narasi tersebut terbesit di benak Nyanya. "Nyanya, ini cinta monyet, udah sebulan juga udah lupa..." Lagi-lagi Nyanya meyakinkan dirinya. Apakah kamu juga salah satu makhluk bucin seperti Nyanya?

HYEONA · 现代言情
分數不夠
24 Chs

23. Overthinking

Hari baru yang kujalani karena patah hati tentu membuatku tak mood melakukan banyak hal. Baru saja perasaan di hati sedang mekar berbunga- bunga, namun harus rela dihempaskan begitu saja dalam waktu yang singkat. Perasaan ini tentu berkecamuk terus menerus di hatiku. Baru saja Aku menikmati rasanya perasaan cinta yang begitu indah namun harus kusudahi dengan cepat.

JP mungkin tak akan pernah thu perasaanku ini. Dia mungkin tak akan peduli dengan segala perasaan ini. Aku hanay menanggung perasaan cinta sendiri kepadanya. Harusnya Aku sudah tahu jika perasaan ini hanay perasaan yang tak akan pernah bisa sampai ke tujuan. Aku yang terlalu memaknai dengan dalam perasaan ini pada akhirnya akan membuat hatiku terluka. Meski goresannya baru sedikit namun ini sudah cukup membuatku merintih di dalam hati.

Tak seharusnya Ku menaruh rasa kepada JP karena Dia bukan orang yang bisa Aku gapai. Aku bahkan sudah tahu di awal. Aku sangat bodoh karena mendambakan yang tak mungkin Aku bisa dapatkan.

Rasa perih terhadap hati yang sangat dalam ini sudah pasti hanay bisa aku tutupi sendiri tanpa bisa Aku bisa sampaikan pada seseorang.

"Vanya, Lo yang nyatuin laporan kelompok Kita ya?" tanya Zaki. "Lo bisa kan? Gue percayain sama Lo laporan Kita!" Zaki tiba- tiba menyodorkan flashdisknya kepadaku.

Aku hanya mengangguk. "I, Iya Zak, Sini Gue aja yang nyatuin kerja kelompok Kita. Lo tenang aja!" Aku mengambil flashdisk dari tangan Zaky dan mencolokannya di laptopku.

"Di foder Jartel terus buka folder nugas." Zaky mengarahkan kemanda Aku harus mengcopy data dari flashdisk Zaky.

"Ini udah ada sourc code nya kan, Zak?"

"Udah kok!"

"Ok Zak, ditunggu ya! Eantar malem pasti Gue kerjain!"

"Sip, thanks ya Vanya!" ujar Zaki kepadaku.

Zaki salah satu cowok yang bisa kubilang cukup baik kepadaku. Maksudnya Dia tak pernah membullyku, Dia juga selalu bersikap baik kepadaku. Mungkin ada benarnya jika orang yang baik itu biasanya akan terlihat tampan. Walau kenyataannya secara fisik Dia memang tampan, namun Aku percaya attitude baiknya yang membuat nilai plusnya semakin terlihat aura tampannya. Karena banyak orang tampan namun memiliki prilaku dan attitude yang buruk maka kelihatannya menjadi tak seberapa tampan. Aku sudah dari awal masuk kuliah kenal dengan Zaky, jadi Aku sudah tahu bagaimana sifatnya. Dia cukup digandrungi banyak junior karena kebaikan, kepintaran, dan ketampananannya tentunya namun Dia selalu tampil low profile.

Satu hal yang entah kenapa Aku sringkali memperhatikan kebiasaannya, Dia seperti enggan memberikan nomor Hpnya saat ada orang baru yang dikenalnya meminta nomor kontaknya. Seperti Dia bilang lupa, atau mencari alasan lainnya, entah benar atau tidak. Aku suka berprasangka buruk dan menyangka jika Dia memang pelit membagikan nomor Hpnya karena Dia adalah seorang artis yang punya fans. Entahlah hanya perasaanku saja mungkin.

Kalau Aku tentu punya nomor kontaknyam, jadi jangan ditanya karena Kita teman sekelas dan bahkan juga sekelompok dalam beberapa tugas kuliah.

**

Aku masih saja galau dan bentuk kegalauanku ini kutumpahkan di blog pribadiku.

Aku terus menerus menuis dan menulis. Akau meyakinkan diriku untuk segera move on secdpat mungkin.

Namun ternyata Aku tergerak hatinya untuk membuka facebook JP karena benar- benar pacar dari JP. Namun ternyata Aku lebih tertarik untuk membrowsing akun instagram JP. Benar saja dengan mudah menemukan akun instagram JP. Aplikasi instagram hanya bisa diinstal di iphone. Di kampusku, cukup banyak yang memakai iphone, apalagi kalangan anak yang bisa dibilang gaul, gadget Mereka rata- rata sudah pakai iphone, sedikit yang menggunakan android.

Aku menemukan akun instagram JP yang sudh bisa kutebak Dia sudah memposting beberapa foto di akun instagramnya tersebut bersama pacar barunya yang bernama Ghanisa. Mahasiswi cantik ITB itu ternyata yang telah memikat hati JP. Aku tak bisa komplain karena Dia memang secantik itu, tentu tak heran jika JP bisa jatuh hati dengannya.

Aku pun hanya bisa patah hati lagi.

Aku hanya mendumel dalam hati. Nya, Lo udah ya... janagn dilihat lagi, Cuma bisa makan hati aja tahu! Lo pasti juga bisa menapatkan yang lain suatu hari nanti!

Aku pun memutuskan menyudahi semua ini. Kututup semuanya, kulupakan semuanya, Akau ingin besok menjadi hari yang benar- benar baru.

**

Aku memulai hari baru di hari ini, Aku sudah kembali menjadi Vanya yang ceria dan terang benderang seperti matahari yang terik.

"Vanya... Kamu mau sarapan bubur nggak?" tanya Tiara.

"Mau dong! Aku mau makan bubul juga!" sahutku sembari loncat dari tempat tidur.

"Cepet siap- siap Kita ke pasar kaget sekarang nih!" ujar Fira.

Akau pun mencuci muka dan mengambil kerudung segi empat yang tidak aku setrika. Akau sudah pakai baju oanjang dan celana training panjang sehingga tak perlu ganti baju lagi.

"Kamu keren banget deh..." puji Tiara padaku tiba- tiba.

"Apa kerennya?" tanyaku keheranan.

"Kamu nggak ngaca ya! Kamu keren banget loh!"

Aaku pun keheranan dan berkaca ke depan cermin panjang. "Astaga... Baju Gue kebalik!"

"Dasar ceroboh! Masa Kamu mau keluar pakai baju kebalik begitu!"

Aku membuat alasan. "Ini jahitannya tipis banget, nggak keliatan, aku kira udah Aku balik, duh akibat pakai baju cuci-kering-pake jadi nggak kesortir dulu deh!"

"Cari pembelaan aja nih Nyanya..." ujar Tiara. "Emang dasar cewek ceroboh, pecicilan..."

"Grasak- grusuk..." tambah Fira.

Akau hanya diam tak mencoba melawan.

"Ndablek lagi!" tambah Tiara.

"Kalau Ibuku punya anak kaya Kamu kayanya Ibuku ngomel terus sepanjang hari deh!" ujar Fira menmpali kembali.

Keisha hanya menahan tawa saja mendengar Tiara dan Fira mengkritisiku. Aku tahu jika Aku salah, Aku nggak ada hal positifnya sama sekali apa? Aku pun jadi kembali overthinking.

Jangan- jangan karena semua sifat tadi makanya cowok ilfil padaku? Duh kena lagi deh Aku. Yaudah deh, mau gimana lagi? Nasib- nasib.

Akhirnya Kami pun berangkat menuju ke pasar kaget dan mencari tempat tukang bubur langganan Kami.

Kami pun tiba di tukang bubur yang dimaksud, tempatnya cukup ramai karena memang sedang waktunya orang sarapan juga.

Tak lama ternyata Keisha dihampiri oleh sang Pacar, siapa lagi kalau bukan Fajar.

"Eh ada Fajar." Aku menyapanya.

"Halo Nya!"

"Fajar, Pjnya mana!" tagihku.

"Tanya Kei lah!" ujar Fajar sembari bertatapan dengan Keisha.

"Dasar dua orang kasmaran!" celetuk Tiara.

"Fajar, sana balik!" perintah Keisha.

"Aku baru datang udah disuruh balik aja!" protes Fajar.

"Maksudnya habis Kamu pesen, Kamu bungkus, terus makan di kosan!" ujar Keisha.

"Tega banget Keisha sama Gue... Iya nggak Nya?!" Fajar melirikku.

"Au ah!" jawabku sewot. "Pacaran terooosss... di kontrakan, di sekre, di tukang bubur..."

"Makanya cari juga Nya!" ujar Fajar.

"Au, bodo amat!"

"Pengen Gue jodohin sama JP tapi sayang JP baru jadian... sama siapa ya Kei kira-kira Kita jodohin Nyanya?" Fajar melirik kembali ke Keisha.

Keisha haya tertawa kecil. "Nggak tahu Aku juga, Nyanya tipenya susah abisnya!"

Aku hanya pasrah menjadi bahan bully Mereka dan menikmati semangkuk bubur hangat ini.

**