webnovel

8. Sisi Vampir Yang bangkit

"Kenapa kau begitu terkejut mendengar kematian ayah dan ibuku? memangnya kau mengenal mereka juga?." Pertanyaan Ele membuat Marvel buru buru berdehem dan dan mengatur mimik wajahnya yang sudah mulai aneh.

"Ah.. tidak, aku hanya menerka-nerka saja. Kau sudah mau pulang? ini juga sudah sangat malam." Kata Marvel memberitahu Ele. Karena bianglala yang mereka naiki sudah hampir sampai ke bawah.

Ele mengangguk, Ele terlihat mengeluarkan Kunciran dari saku jaketnya. Dengan perlahan Ele mulai mengikat Rambutnya dan itu membuat Marvel langsung menutup hidungnya.

"Kenapa?." Tanya Ele yang langsung melihat pergerakan Marvel.

"Ah.. tidak, jika disaat dingin begini. Hidungku suka sakit." Elak Marvel.

padahal yang sebenarnya adalah, Marvel tidak bisa menahan dirinya saat Leher jenjang Ele yang putih bersih itu terlihat sangat jelas. Apalagi saat angin menerpa kulit leher itu dan menciptakan Aroma yang harum. Aroma yang sudah sejak lama Marvel rindukan.

"Ayo kita turun." Kata Ele yang sudah lebih dulu berjalan ke arah pintu.

Pintu di buka oleh beberapa pengawal Marvel, Ele melangkah keluar dengan perlahan.. Saat Ele keluar, Saat itulah semua pengawal membalikkan badannya dan menutup hidung mereka. Ele menaikan sebelah alisnya bingung, kenapa mereka semua menutup hidung? apakah aku sangat bau?. Batin Ele menerka-nerka, Lalu Ele mulai mencium sendiri tubuhnya. Namun Ele tidak mencium aroma apapun.

Marvel tau bahwa para pengawalnya tidak bisa menahan diri mereka saat mencium Aroma sang Ratu, Aroma darah segar yang sangat manis dan memabukkan. Jika para pengawalnya saja Tidak tahan, Bagaimana Marvel yang merupakan pemilik Sah darah murni itu.

Marvel menggandeng tangan Ele dan menarik tangannya dengan cepat, Ele mengikuti saja saat langkah kaki Marvel bergerak begitu terburu-buru.

"Marvel? apakah aku memang sangat bau?." Tanya Ele yang memang sedikit resah dengan apa yang dilihatnya tadi.

"Tidak.. kau sangat harum, Aroma dari tubuhmu membuat para pengawalku tidak bisa menahan dirinya." Ujar Marvel pelan, Hal itu bukan membuat Ele tenang. Tapi semakin membuat Ele penasaran dan resah. Harum? mereka yakin? Jika memang harum, kenapa harus menutup hidung? memangnya mereka adalah orang orang seperti apa? yang tidak menyukai keharuman?.

Ele memijat keningnya pelan, Kenapa semua orang-orang yang ada di sekitar Marvel. semuanya aneh, Sama seperti Marvel yang juga terkadang suka aneh..

Saat mereka sampai di pinggir jalan, Ternyata mobil Milik Marvel Sudah terparkir dengan sempurna disana. salah satu pengawal memberikan kunci mobil dan Marvel menerimanya dengan cepat. Marvel membuka pintu mobil untuk Ele, Ele lagi lagi melihat pengawal Marvel membuang wajahnya dan berjalan menjauh dari Tempat itu. Ele masuk dengan cepat, sedikit bergidik saat tidak sengaja melihat tatapan Sinis dari mata pengawal itu.

Marvel masuk lewat pintu satunya, Mereka memakai sabuk pengaman dan mobil mulai bergerak perlahan melewati jalanan ibukota yang masih saja ramai di jam segini.

Keheningan tercipta di dalam mobil, Ele dapat melihat tangan Marvel yang mencengkram erat stir mobil. "Marvel? kau baik baik saja? apa kau sakit? wajahmu memerah dan kau sepertinya sangat kuat memegang stir mobil." Marvel hanya menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya Pelan. berusaha berkonsentrasi pada jalanan yang ada didepannya.

"Bisakah kau tidak usah mengikat rambutmu? kau lebih cantik saat rambutmu tergerai saja." Ujar Marvel, Ele semakin merasa aneh.. Ele baru sadar bahwa Marvel bersikap aneh saat Ele menguncir rambutnya tadi. sebenarnya apa yang terjadi sih? kenapa Ele semakin penasaran!.

Dengan berani Ele mendekatkan dirinya ke sisi tubuh Marvel, Lalu dengan sengaja memperlihatkan lehernya dengan berpura pura melihat jam tangan apa yang Marvel pakai. "Jam tanganmu bagus, ini pasti sangat mahal." ujar Ele.

"Iya.." suara Marvel semakin serak, Ele yang mendengar itu semakin penasaran. sekali lagi Ele membiarkan Dirinya berdekatan dengan Marvel. Meyakinkan diri sendiri bahwa memang Ele tidak bau..

"Ele.. Bisakah kau sedikit menjauh? sebelum aku kehilangan kendali.", Ujar Marvel yang sudah mendorong Ele pelan, Ele yang tidak terima kembali mendekatkan wajahnya dan menatap wajah Marvel yang sudah sangat memerah. Seperti orang marah, Tapi dia marah ke siapa?

"Apakah aku benar benar bau?." Tanya Ele sekali lagi.

"Tidak.. kau harum, sangat harum. Aku bahkan tidak bisa menahan diri lebih lama jika kau masih saja seperti ini.", Ujar Marvel.

"Seperti apa? menahan diri kenapa?." Ele masih saja keras kepala, Marvel yang sudah sangat kesal memarkirkan mobilnya di sebuah gang sepi dan gelap. Mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan, Marvel mencengkeram pundak Ele dan sekali gerakan membuat Ele berbaring di atas bangku yang mereka duduki. Marvel mencium harum dari leher Ele dan mulai menjilat leher tersebut.

Ele yang merasa sedikit Syok akibat gerakan Marvel yang sangat terburu-buru, hanya bisa terdiam dengan tubuh kaku. Ele bahkan tidak bisa memproses otaknya yang mendadak bingung, bingung dengan apa yang sebenarnya Marvel lakukan?

"Kau... Ahhh.. berani sekali menggodaku ya!." Ujar Marvel yang suaranya semakin serak dan aneh.

"Aku.. aku.. aku hanya memastikan saja..." Kata Ele yang sudah berhasil tersadar dari lamunannya dan mampu berbicara.

"Memastikan Heh!? Kau terlalu lancang sayang." Marvel mengecup dan menjilati leher Ele seperti bayi yang menyusu pada ibunya, Ele merasa tubuhnya sudah panas dingin karena kecupan yang diberikan oleh Marvelo.

"Marvel.. Kau.. Ahh.. jangan lakukan ini." Ujar Ele yang sudah resah di bawah tubuh Marvel.

"Kau yang memulai sayang, aku hanya memberikan apa yang kau inginkan." Marvel menarik kedua tangan Ele dan di satukan di atas Kepalanya. Menahan kedua tangan itu agar Ele tidak bisa memberontak. Ele memandang wajah Marvel saat tatapan mata mereka sengaja tidak bertemu, Saat mata itu terlihat.. Ele dapat melihat Mata merah terang yang menyeramkan. Lalu Ele juga melihat Dua taring di di dekat mulut Marvel..

Taring? Ele langsung bergidik dan berusaha lepas dari dekapan Marvel.. Marvel yang tenaganya sangat kuat, membuat Ele tidak bisa melakukan apapun.

Marvel mulai menancapkan Taringnya di leher putih jenjang Ele, Perlahan lahan menghisap darah Ele dan meminumnya seperti orang yang sangat kehausan.

"Marvel... hahhh.. hahh.. apahhh.. yang sedang kau lakukan!.", Ujar Ele yang sudah merasakan sakit amat dahsyat dan seluruh tubuhnya mendadak panas. sangat panas serta kepalanya juga pening, Ele berusaha meraih kesadarannya. namun tetap tidak bisa, perlahan-lahan dirinya masuk ke dalam lubang kegelapan dan kesadaran mulai menghilang. Hanya suara nafas Ele yang teratur menandakan dia masih hidup..

Setelah Marvel puas dengan menghisap darah Ele Yang segar dan juga manis itu, Marvel langsung melepaskan dekapannya dari tubuh Ele dan mengelus lembut pipi Ele yang sudah memucat.

"Kau yang menggodaku sayang, jadi jangan salahkan aku jika sisi vampirku bangkit dan membuatmu seperti ini." Marvel membersihkan darah yang masih sedikit mengalir di leher Ele. Dengan membaca beberapa mantra, luka di leher Ele tertutup sempurna. Marvel membersihkan mulutnya dan mulai mengembalikan kesadaran manusianya perlahan-lahan.

Marvel sedikit merasa pusing karena tubuhnya mulai beradaptasi lagi dengan Darah Ele setelah 50 tahun lamanya.

Marvel hanya memijat keningnya perlahan dan mulai menjalankan kembali mobilnya, untuk membawa mereka ke Apartemen milik Marvel.