"Ada kecoa!"
"Kya!"
"Lari! Ada kecoa!"
"Prioritaskan cewek dulu. Baru cowok!"
Semua siswa dan siswi pun pergi meninggalkan kelas karena ada kecoa yang sudah siap untuk menghantui mereka semua. Tidak hanya itu, mereka memberikan makanan pada kecoa yang dikiranya kecoa beneran. Ini adalah kecoa robot.
Kelas XI MiA 1 dan XI MiA 2 menjadi kosong karena sudah menjadi sarang kecoa. Tidak ada yang mau mendekati karena kecoa itu sangat menjijikkan. Tidak ada yang mau dekat dengannya, kecuali kecoa dalam bentuk manusia yang telah diberi sertifikat *Kecoa Legal."
Setelah menghantui dua kelas, mereka pun menyebar ke Kelas XI MIA 3 dan XI MIA 4. Begitu terus sampai satu sekolah dihantui dengan kecoa. Mereka yang di kelas mendapatkan reaksi yang sama dari kecoa yang Ilegal itu. Mereka jijik padanya.
Para siswa dan siswi yang masih di kantin cemas karena tidak bisa kembali ke kelasnya. Setidaknya, Virtual Phone, Dompet, dan Tapirware masih aman. Jika Tapirware hilang di sekolah, maka harus dinikahkan dengan pasangan yang sudah dikenal baik.
Orang yang berada di luar kelas enak sekali. Mereka tidak khawatir lagi dengan kecoa yang berada di sekolah mereka. Mereka asyik makan di kantin dan setelah selesai makan, mereka kabur tanpa membayar sepeserpun.
Sementara itu, Riku dan Aprilia selesai makan di kantin. Piring yang kosong bekas seblak dan makanan khas India. Mereka berdua duduk bersebelahan agar mereka bisa saling menyuapi satu sama lain dengan romantis walaupun Riku sedikit menolak karena seblak tidak terlalu baik untuknya.
"Kamu bayar punyaku! Tapi, awas kamu traktir cewek lain!" Suruh Aprilia untuk membayar makanannya di kantin.
"Ready!" Riku menerimanya dan segera membayar ke kasir sebelum pergi ke kelas masing-masing.
Mereka pun segera pergi dari kantin setelah Riku membayar uang sebesar Rp.30.000,00. Mereka tidak mau lama-lama di kantin karena mereka ingin mengerjakan tugas yang sudah diberikan untuk dikumpulkan di kemudian hari.
Tak lama kemudian, mereka menghentikan langkah kakinya karena Aprilia merasa gemetaran akan sesuatu yang mengganggunya. Aprilia gemetar karena ada yang akan menghampirinya. Riku khawatir karena Aprilia
"Kamu kenapa, Aprilia?" Tanya Riku mendekati Aprilia.
Aprilia menjauhi Riku. Ia di belakang Riku yang berbalik badan dan memperpendek jarak antara Riku dan Aprilia. Aprilia semakin gemetaran karena Riku mendekati Aprilia.
"Jangan mendekat kamu! Gelay tahu!" Aprilia menjauhi Riku dengan jijik.
"Apa sih? Kok menjauh gitu?" Tanya Riku melangkah kakinya ke depan.
"Jangan makan aku! Aku masih cantik gini!" Aprilia meronta seolah-olah ingin menjauh dariku.
"Huh? Ayolah! Gue gak paham sama kamu."
"Kecoa di rambutmu!!"
Riku menoleh ke atas dan melihat kecoa yang sedang jingga di rambut Riku. Riku tidak merasakan jijik maupun geli pada kecoa yang hinggap di poninya. Ia memegang kecoa dengan tenang. Tanpa ada rasa ketakutan sekalipun.
"Riku! Jangan dipegang! Jijik tahu! Gelay!"
Riku memeblaikka sekoa di lantai dan menginjak kecoanya. Dengan injakan itu, Aprilia ingin muntah karena kecoa itu memiliki sifat yang cukup tidak mengenakkan. Tapi, Riku melihat percikan listrik dari kecoa itu sekilas.
"April! Ini cuman robot kecoa, bukan kecoa sungguhan. Kecoa ini dibeli di Kalapak untuk membuat konten EluTube."
Ketakutan Aprilia berubah menjadi lega sekaligus sedikit kesal. Ia menjadi membara karena Aprilia merasakan harga dirinya turun akibat kecoa robot itu. Jadi, ia benci orang yang suka prank.
"Aaa! Orang itu! Seenaknya saja buat prank gak ngotak ini! Aku akan bacotin dia biar tahu rasa!"
Api yang membara membakar tubuh Aprilia. Riku terdiam sejenak karena tingkah laku Aprilia.
"Yosh! Kita cari orang itu dan kita tegur dia habis-habisan!" Ajak Aprilia menunjukku untuk menanaminya.
"Terserah! Aku mau ke kelas dulu!" Riku meninggalkan Aprilia untuk kembali ke kelasnya.
"Hei!! Tunggu! Temani aku dong!" Aprilia memaksa Riku untuk menemaninya.
^****^
Kelas Reita dan kelas tetangga sudah menjadi korban kedatangan kecoa terbang. Kecoa menyebar ke lingkungan sekolah dan membuat teror untuk kepada gurunya agar pelajaran setelah istirahat ditiadakan karena serangan kecoa yang meresahkan.
Madun dan lainnya segera menuju ke sana dan menghindari kecoa yang merupakan mimpi buruk baginya.
Reita menghampiri Madun sambil lari dari kejaran Kecoa Terbang. Ia berpura-pura takut, padahal ia sangat menantikan Madun akan dikerjai dan dituduh menggunakan alat prank untuk menakutkan seisi sekolah.
"Reita. Tolonglah aku! Lihat! Kecoa Terbang menghantui kami!"
"Ya kumaha atuh! Gue juga takut tau,".balas Reita berlarian sama seperti Madun.
"Tapi, kabar gembiranya, kita agak belajar hari ini! Ini jam kosong!"
"Hore! Jam kosong lagi!"
"Kita bisa main Titokku sepuasnya!"
Reita hanya terdiam karena beberapa teman di kelasnya mendapat berita gembira dengan tidak ada pelajaran di pertemuan selanjutnya.
"Emang kelakuan mereka tuh. Tapi, gue udah sebarin Kecoa Terbang biar langsung ke ruang guru. Hihihi." Reita tertawa dalam hati.
Mereka bersembunyi dan memberitahu kepada siswa dan siswi yang lain untuk lari dari Kecoa Terbang yang akan meneror mereka.
Tidak sedikit dari mereka yang ketakutan lalu lari menyelamatkan diri setelah Kecoa Terbang itu menghampiri mereka dan membuat mimpi buruk bagi mereka.
Mereka pun berlarian entah kemana dan menghilangkan diri dari Kecoa Terbang yang jijik itu. Selly dan Zeni masih berada di kantin. Mereka memposting makanan mereka ke Instogram.
Mereka berdua malah mengabaikan ketakutan para siswa dan siswi yang diliputi oleh ketakutan akan Kecoa Terbang.
Sementara itu, di ruang guru, para guru yang sedang istirahat karena mereka sudah capek mengajar siswa dan siswi yang di kelas mereka. Setelah memberikan tugas, mereka pun ke ruang guru untuk istirahat sambil makan di ruang guru.
Mereka mengobrol dengan baik dan seperti biasa. Tidak jarang mereka menggosipkan Bu Echidna yang tidak ada di sekolah. Alhasil, Bu Echidna mendapat uang sebesar 1 juta karena ia cantik. Orang yang tertabrak itu memberikan uang pada Bu Echidna yang cantik itu.
Belum lagi, ia mendapatkan juara utama Lomba HUT RI yang mendapatkan 600 juta. Video Bu Echidna memenangkan lomba tersebut.
Dengan berita itu, guru cewek sangat iri padanya. Mereka ingin mendapatkan uang itu untuk bermalas-malasan di rumah.
Pada saat yang sama, ada Kecoa Terbang yang menghampiri para guru yang sedang mengobrol sambil menggosipkan sesuatu
Tak lama kemudian,.... "Kyaaa! Kecoa!"
Kedua guru yang tadinya mengobrol segera berlarian ke sudut ruangan tersebut. Teriakan itu mendapatkan perhatian dari guru lainnya di dalam ruangan guru itu.
Mereka sedikit menganggap kedua guru itu aneh karena mereka lari tanpa sebab yang jelas.
Beberapa saat sebelum melanjutkan aktivitas mereka, ada kecoa yang sedang hinggap di rambut seorang guru yang memeriksa tugas kelas XI MIA 1.
"Kecoa Terbang!" Teriak Bu Misha jijik karena kecoa ada di rambutnya.
"Jijik!"
Mereka berlarian ke suatu tempat setelah mendengarkan teriakan itu. Mereka melihat Kecoa Terbang yang mendekati mereka dan mereka menjaga jarak dengan perasaan jijik mereka.
Belum lagi ada guru yang di luar yang sedang berada di kantin dan tempat lainnya.
Salah satu guru di kumpulan guru yang panik akibat keberadaan Kecoa Terbang itu. Ia melihat orang yang sedang duduk diam di meja gurunya sendiri. Guru itu adalah Guru Matematika Kelas Reita.
"Pak Sinetron! Awas ada Kecoa Terbang!" Seru salah satu guru itu menunjukkan Pak Sinetron.
Pak Sinetron, seorang guru dari ras Decepticon hanya terdiam dan mengabaikan mereka yang panik di ujung ruangan itu. Kecoa Terbang itu
Pak Sinetron melihat kecoa dengan tatapan wajah yang sedikit murka. Bukannya takut dan melarikan diri, ia menatap Kecoa Terbang dengan sinis karena kehidupannya sudah diliputi dengan keseharian yang tidak ada akhlaknya.
"Aaaa!!" Pak Sinetron memukul Kecoa Terbang itu, sehingga kecoa itu seketika mati dan menimbulkan percikan listrik.
"Gara-gara kelakuan Riku, gue jadi stres sama soal yang ia berikan. Dia membalas soal yang kuberi dengan soal yang lebih susah."
Para guru di ruang guru itu mengeluarkan perasaan jijik kepada Pak Sinetron karena tidak sengaja membunuh Kecoa Terbang. Mereka tidak melihat Pak Sinetron yang menyelamatkan nyawa mereka dari Kecoa Terbang yang membawa mimpi buruk.
"Sana pergi! Mengganggu saja kalian!" Pak Sinetron menangkap dan mengusir Kecoa Terbang secara refleks.
Kecoa Terbang yang berada di ruang guru memilih untuk lari meninggalkan ruang guru karena tidak mau mendengar suara Pak Sinetron yang galak itu.
Para guru bersuka cita karena Pak Sinetron mengusir Kecoa Terbang itu meskipun mereka awalnya jijik padanya akibat Pak Sinetron membunuh kecoa itu dengan tangannya.
Bu Misha memisahkan diri dari rombongan itu dan mengecek tubuh Kecoa Terbang yang mengganggunya. Ia sudah berada di mejanya dan memeriksa tubuh milik dirinya sendiri.
"Ini mah bukan kecoa beneran. Ini cuman robot. Robot yang dibeli di Kalapak," sodor Bu Misha menunjukkan anatomi kecoa yang sebenarnya kecoa robot, bukan kecoa asli.
"Wah! Gak ada akhlak emang! Bikin resah aja nih!* Bu Rena menjadi murka karena ia dikerjai dengan Kecoa Terbang.
"Kalau gitu, kita cari saja kecoa itu dan menangkapnya. Kalau sudah ketangkap semua, kita cari sumber pengendali kecoa terbang itu dan hukum dia!" Usul Bu Misha bertekad dengan api yang semangat.
Para guru yang di ujung ruangan menjadi pemberani untuk membasmi atau menangkap Kecoa Terbang itu dan melegalkan kecoa itu.
"Pak Sinetron tolong bantu kami. Kami membutuhkanmu!" Bu Misha memohon pada Pak Sinetron yang terdiam di meja gurunya.
Pak Sinetron hanya mengangguk saja. Tidak ada yang lain. Ia masih kesal karena ia teringat dengan jawaban Riku dengan soal yang lebih sulit.
Mereka pun segera memberantas Kecoa Terbang dengan protokol kesehatan mereka. Mereka menggunakan masker dan Baigon untuk memberantas Kecoa Terbang. Pak Sinetron ikut dengan semprotan Baigon yang melekat di tangannya meskipun ia awalnya menolak.
Mereka pun segera ke sumber dari masalah yang awalnya mengakar dan meneror para guru yang sedang istirahat itu. Jadi, mereka ingin mengakhiri Kecoa Terbang itu dan kembali ke pelajaran ketika bel masuk secara otomatis.
Tempat itu adalah Kelas XI MIA.
^****^
Sementara di luar kelas, para siswa dan siswi bersembunyi dari Kecoa Terbang yang menakutkan itu. Meskipun begitu, mereka senang sekali karena tidak ada pelajaran di jam mendatang. Tinggal tunggu waktu sampai pulang sekolah.
Reita bersembunyi di balik tembok dan meninggalkan kerumunan yang lari entah kemana. Bukannya sembunyi dari kecoa terbang itu, mereka malah keluyuran entah kemana.
"Rencana gue berhasil. Tinggal tunggu waktu sebelum para guru basmi Kecoa Terbang itu dan Madun pun disalahkan. Tidak sabar gue lihat Madun nih.*
"Moga aja rencana gue berhasil."
Reita masih bersembunyi sementara yang lainnya malah keluyuran. Mereka belum sempat mmengmabio tas mereka dan oulangkarena kelas suddah dipenuhi dengan kecoa yang disetting untuk berkembang biak setiap 1 menit.
Riku yang sedang berjalan menuju ke kelasnya dengan santai. Ia sedikit lelah karena telah menjadi pacar Aprilia dengan menguras uang miliknya di Kartu Kredit Bisa Limited Edition. Ia tidak terlalu kesal dan justru senang dengan itu.
Namun, pada saat Riku ingin ke kelas, ia melihat siswa siswi yang sedang berlarian di lingkungan sekolah. Ia hanya mengabaikan mereka dan melanjutkan perjalanan ke kelas.
"Mereka kenapa sih? Gabut apa?" Tanya Riku dalam hatinya.
"Sebaiknya, gue ke kelas sebelum terkena masalah yang dapat merugikan Aprilia. Entar gue dimarahi lagi," gumam Riku ingin ke kelas secepatnya.
Ia pun meninggalkan siswa dan siswi yang berkeliaran karena takut dengan Kecoa Terbang. Padahal, itu adalah kecoa robot yang dibeli di Kalapak, bukan kecoa sungguhan.
Namun, saat ia ingin pergi menuju ke kelasnya, ada seorang cewek yang lari dikejar Kecoa Terbang. Ia berlari karena kecoa itu akan memberikan rasa yang jijik padanya.
"Tolong! Ada kecoa!" Teriak cewek itu menghampiri Riku dari belakang dan memeluk Riku dari belakang.
Riku mencium bau wangi yang menenangkan di tengah kelelahan karena menemani Aprilia. Pelukan yang dari belakang itu sudah cukup membunuh orang yang dipeluk karena cewek itu dipenuhi dengan budi pekerti dan kecantikan seperti malaikat.
"Apa ini? Kok baunya harum sekali? Martin! Kumohon jangan cabut nyawaku! Aku masih mau hidup! Entar diceramahi Aprilia lagi!" Riku memohon pada Malaikat Martin agar tidak mencabut nyawanya.
Cewek itu memeluk Riku sambil mencium bau Riku yang harum akibat semprotan parfum yang menyegarkan. Pelukan semakin erat karena Ruka tidak mau berpisah dari Riku.
"Tolong aku, Pangeranku! Ada Kecoa!"
Teriakan itu memberi perhatian pada siswa dan siswinya. Mereka melihat momen pelukan sekali lagi. Pelukan itu menumbuhkan rasa iri pada pada setiap orang yang melihatnya. Cewek maupun cowok.
"Kyaa! Riku! Ganteng banget!"
"Gampang banget. Modal ganteng doang bisa deketin Ruka."
"Cie! Pelukan lagi! Minta pj (pajak jadian) dong!"
"Jangan tidur lagi yah! Aku iri sama kamu yang hobi tidur."
"Tutorial Bangunin Riku yang selalu ketiduran di kelas!"
Riku tidak mengerti dengan cibiran yang menyebar di sekitarnya. Mereka tidak takut dan jijik lagi kepada Kecoa Terbang yang melekat pada mereka.
"Apa sih? Napa mereka melototin gue? Gue kan cuman ...."
Riku terkejut. Wajahnya menjadi memerah karena ada cewek cantik yang memeluknya dari belakang. Ia sudah melihat sosok cewek itu dengan pantulan cahaya Virtual Phone miliknya.
"A-a-a-aaaa!!" Teriak Riku melihat Ruka dari cerminan Virtual Phone miliknya...
"Jangan peluk gue!"