Saatnya menapaki cerita baru, Arasely. Tutur batinku menguatkan.
Arasely, merupakan seorang mahasiswi yang memulai kembali bangku perkuliahan, setelah lama berpetualang di tanah Indonesia.
" Ma, Pa. Pamit dulu ya." Ujarku seraya memeluk dan mencium tangan kedua orang tuaku secara bergantian.
" Hati-hati ya, nanti kalau sudah sampai di Bandung jangan lupa telepon Papa sama Mama ya." Pesan Papa Imran
"Oke, siap bosku." Aku tersenyum seraya menapaki jalanan Bandara.
Bandar Udara Internasional Mahmud Badaruddin II merupakan Bandara yang terletak di Kota Palembang. Terlihat disekitarku pengguna jasa transportasi udara sedang bergerak melakukan aktifitasnya masing-masing. Ada yang sedang mencetak tiket, ada yang sedang menunggu antrian untuk di periksa, dan ada juga yang sedang memperhatikan sekitar seperti aku.
Sekilas aku menoleh ke arah mereka, tergambar raut wajah yang penuh harapan dan keharuan. Membuatku bertekad untuk tidak mengecewakan kedua orang tuaku.
" Aku akan berhasil dan membahagiakan mereka." Batinku lagi.
*.....
"Dimana ya? Aku mencari-cari gate selanjutnya. Oh, aku melihatnya." Setelah 55 menit mengudara, saatnya transit sebentar di Bandara Soekarno Hatta.
"Masih ada waktu, sebaiknya aku membuat rencana untuk beberapa jam disini. Pertama aku akan mencari musholla, tempat makan dan toilet."
"Itu, seperti seseorang deh." Selidikku seraya mengingat-ingat. "Siapa ya?"
" Oh iya, Daffa. Azky Daffa bukan ya?" Tanganku seketika menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.
" Sapa tidak ya?" Nanti salah orang lagi. Ditambah situasi pandemi saat ini yang mengharuskan setiap orang untuk memakai masker.
"Sudahlah, tidak usah saja." Akhirnya aku memutuskan sendiri perdebatan dengan pikiranku. Waktu telah berakhir.
*.....
" Beberapa saat lagi kita akan mendarat di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Diharapkan agar para penumpang menaikkan sandaran kursi dan memasang sabuk pengaman. Terima kasih atas perhatiannya, Enjoy!"
" Permisi, Kamu Azky bukan ya?" Aku mulai memberanikan diri untuk bertanya ketika melihatnya lagi untuk kedua kalinya di Bandara yang berbeda.
Ada beberapa hal yang membuatku berasumsi bahwa dia adalah seseorang yang ku kenal. Pertama, atribut ke-Jepang-an yang di pakainya. Sepertinya dia baru datang dari Kota Sakura tersebut. Kedua, tampilan dan gesture tubuhnya seperti Azky walaupun wajahnya tertutupi masker.
"Hmm, iya. Kamu siapa ya?" Maaf, karena memakai masker, Aku jadi kurang bisa mengenali orang lain." Jawabnya ramah.
" Oh iya, mungkin kamu juga kurang mengenalku. Kita dulu bertemu saat SMA di Jakarta. Ingat tidak? Acara Mading antar sekolah, 7 tahun yang lalu ada Jenny, Zack, Wira" Aku mulai menyebutkan satu persatu nama yang mungkin di ingatnya.
" Iya, iya Zack. Aku tahu. Nama kamu Arasely, ya?" Tanya Daffa menimbang sesuatu ingatan di dalam kepalanya.
" Iya benar, Arasely." Kujawab dengan senyumku yang khas seperti orang Cina.
" Gimana kabarnya? Liburan ya disini?" Tanya Azky yang sedang memegang stroler bagasi.
" Alhamdulillah baik, kamu? Bukan liburan, Aku sedang melanjutkan kuliah lagi disini. Jawabku tepat disamping Azky.
" Alhamdulillah kalau begitu, Aku sama baiknya" Azky tertawa kecil.
"Kamu pulang ke Bandung?" Aku melanjutkan obrolan.
" Iya, aku mengambil cuti 2 minggu. Lumayan, lebaran tahun kemarin kan tidak pulang ya. Baru sekarang bisa pulang lagi.
Kami mengobrol sebentar seraya menunggu bagasi di siapkan. Ada banyak pertanyaan yang ingin kusampaikan, jika waktunya memungkinkan. Sayangnya, bagasi masing-masing sudah siap dan selesai dikemas. Saatnya berpisah ketujuan masing-masing. Azky pulang ke rumahnya dan aku ke tempat baru ku.
" Ketemu lagi nanti ya. Aku permisi, keluargaku sudah menunggu di depan pintu masuk kedatangan. Nanti aku ajak keliling Bandung, ya."
" Oke, terima kasih. Mohon bantuannya, Bapak tour guide. Aku tertawa kecil membalas ajakannya
Perlahan, punggungnya hilang di balik tembok. Dan taksi pesananku pun akan segera tiba. "Saatnya kita pergi!"