Hari kedua Kamp Pelatihan Musim panas dimulai, Tugas Akira pada hari kedua ini akan dilakukan disebuah Bangunan di dekat gudang penyimpanan daging, Alumni yang akan menjadi pengawasnya hari ini adalah Mizuhara Fuyumi.
Saat Akira telah masuk ke tempat pengujiannya, ia melihat wajah yang familiar, seorang wanita dengan rambut putih. Melihat wanita itu, Akira mendatanginya dan melambai.
" Yo, Alice, sepertinya kita memiliki tugas yang sama hari ini. " Ucap Akira, Alice yang mendengar suara Akira, langsung mengalihkan pandangan kearahnya.
" Ara~, Akira-kun ? Lama tidak bertemu. " Ucap Alice membalas lambaian Akira.
" Benar juga, haha. " Ucap Akira.
Setelah itu, Alumni yang bertugas mengawasi Tugas Akira dan Alice kali ini masuk, ia adalah Wanita berambut Abu-abu kebiruan dengan wajah datar, dia memakai pakaian chef putih dengan syal biru terikat di depan lehernya. Saat ia telah sampai di ditengah kelas, ia mengambil kursi dan duduk berjongkok di atas kursi menggunakan kakinya.
Matanya kelihatan sangat bosan saat menatap sekelilingnya, lalu ia berbicara.
" Namaku adalah Mizuhara Fuyumi, aku yang akan memberikan tugas pada kalian hari ini. "
Ucap wanita itu, memperkenalkan dirinya sebagai Mizuhara Fuyumi.
Setelah itu, Mizuhara mengeluarkan secarik kertas dari dalam sebuah kotak kecil diatas meja, ia lalu menunjukannya ke seisi kelas.
" Hari ini kalian harus memasak salah satu Hidangan di Restoranku, Resepnya sudah ada disini, kalian bisa maju kedepan untuk mengambilnya. " Ucap Mizuhara.
Setelah itu, para siswa langsung maju kedepan dan mengambil Resep yang sudah disediakan di sebuah kotak kecil, saat Akira melihat judul dari resep itu, ia mengerutkan kening, dan berpikir.
' Hmm? Hidangan Italia lagi ? '
Resep yang seluruh siswa terima adalah, ' Risotto alla carne ', Risotto adalah hidangan Nasi khas Italia, yang dimasak dengan kaldu sampai teksturnya bagus dan lembut. Kaldu yang digunakan untuk memasak risotto biasanya adalah kaldu daging, ikan, dan sayuran. Namun, jika dilihat dari resep yang diberikan oleh Mizuhara kali ini, Risottonya menggunakan kaldu dari daging.
Mizuhara lalu kembali melanjutkan perkataannya.
" Ini adalah tugas individu, kalian bisa mengambil Daging untuk membuat kaldunya, maupun bahan bahan lainnya di Cold Room yang ada disebelah Ruangan ini.. " Ucap Mizuhara.
Cold Room, seperti namanya, itu adalah tempat khusus untuk menyimpan bahan-bahan memasak seperti daging, buah dan bahan masakan lainnya, yang membutuhkan ruangan dengan suhu tertentu agar tetap awet dan terjaga kesegarannya, Cold Room biasa ditemukan di Supermarket, Restoran, maupun Hotel.
Setelah mendengar perkataan Mizuhara, seluruh siswa mulai keluar ruangan dan mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat Risotto, Akira juga pergi ke Cold Room untuk mengambil daging sapi, yang dibutuhkan untuk membuat kaldunya.
Setelah itu, proses memasak dimulai, karena sudah memiliki resep, Tugas hari kedua ini jauh lebih mudah daripada Tugas hari pertama, karena itu, Akira sama sekali tidak menggunakan Bandonya untuk tugas kedua ini.
Setelah itu, waktu berjalan dengan cepat, hampir seluruh siswa telah maju untuk dinilai oleh Mizuhara, walaupun Tugas kali ini sangat mudah bagi Akira, tapi, bagi para siswa, resep yang telah disiapkan oleh Mizuhara cukup sulit, sekitar 19 orang gagal untuk memuaskan Mizuhara dan terpaksa harus dikeluarkan.
Alice juga telah maju dan berhasil lulus dengan mudah, sekarang giliran Akira yang maju untuk penilaian. Akira alu membawa sepiring risottonya kedepan Mizuhara.
" Silahkan dinikmati. " Ucap Akira dengan senyum sopan.
Mizuhara hanya mengangguk dan mengambil sendok, ia lalu langsung menyuap Risottonya kedalam mulut, saat tekstur risotto menyentuh mulut Mizuhara, Ia melebarkan matanya karena rasa yang tidak terduga.
" Mmmhhm, Tekstur risottonya sangat pas, lembut namun tidak hancur, kaldu dagingnya sangat terasa, ini sangat luar biasa, Hyoujou Akira, kau lulus. " Ucap Mizuhara.
Akira yang mendengar itu hanya tersenyum dan berterima kasih.
" Terima Kasih, Mizuhara-senpai. " Ucap Akira, bersiap untuk pergi dan mengembalikan bahan yang tidak terpakai kedalam Cold Room, namun ia dihentikan oleh Mizuhara.
" Tunggu dulu. " Ucap Mizuhara, Akira yang mendengar itu menghentikan langkahnya.
" Hmm? Ada apa, Mizuhara-senpai? " Tanya Akira.
" Apa kau mengubah resepku saat memasak Risotto tadi ? Rasa masakannya sedikit berbeda dari yang seharusnya ada di Resepku. " Ucap Mizuhara.
" Apakah itu menganggumu Mizuhara-senpai ? " Tanya Akira, sekaligus menjadi konfirmasi bahwa ia merubah Resep yang diberikan oleh Mizuhara.
" Tidak, itu malahan membuat rasa dari hidangannya semakin lezat, Apa yang kau tambahkan kedalam resepku ? " Tanya Mizuhara.
" Aku hanya menambahkan sedikit rempah kedalam kaldunya saat memasak nasinya, tapi kukira aku sudah menambahkannya sangat halus sehingga mendukung komponen lainnya dan tidak merusak cita rasanya, tapi ternyata aku salah, kau sangat hebat Mizuhara-senpai. " Ucap Akira, lalu ia pergi tanpa menunggu jawaban dari Mizuhara.
Melihat Akira pergi, Mizuhara hanya bisa mengejek dalam pikirannya.
' Hanya menambahkan sedikit rempah dia bilang ? Mau dirasakan bagaimanapun, hidangan ini telah berubah sepenuhnya kearah yang positif, dari hidangan biasa menjadi sangat luar biasa, Proses memasak yang sudah tercantum didalam resep, diubah sepenuhnya oleh orang ini, pengoptimalisasian waktunya sangat pas sehingga membuatku terkagum, dengan kata lain, hidangan yang ia siapkan ini adalah versi sempurna dari Risotto alla carne milikku, sepertinya Sekimori tidak hanya berkata omong kosong saat membicarakan Orang ini. ' Pikir Mizuhara, ia lalu mulai berdiri dari kursinya dan meninggalkan ruangan.
Sementara itu, Akira yang kembali ke mejanya untuk membereskan bahan-bahan bersih yang tak terpakai, dan mengembalikannya ke Cold Room, melihat Alice yang dengan susah payah mencoba untuk mengangkat barang-barangnya dari meja, sambil mengeluh dengan wajah kesal.
" Mou~ Kenapa Ryo-kun tidak ada disaat seperti ini. " Ucap Alice.
Mlihat itu, Akira berinisiatif untuk membantu.
" Apa kau ingin kubantu ? " Ucap Akira kepada Alice. Alice yang mendengar itu wajahnya menjadi cerah.
" Tentu saja, terima kasih Akira-kun. " Ucap Alice, lalu Akira mengambil setengah dari bahan Alice dan membawanya sekaligus dengan miliknya.
Ruangan juga sudah kosong karena para siswa telah keluar lebih dulu untuk mengembalikan Bahan sisa mereka. Setelah itu, Akira dan Alice mulai keluar ruangan menuju Cold Room. Sepanjangan perjalanan tidak ada yang memulai obrolan, hingga tidak terasa, mereka berdua telah sampai di Cold Room.
Setelah itu, Akira dan Alice langsung masuk ke Cold Room untuk menaruh bhan yang mereka bawa.
" Fiuuh~, disini sangat dingin. " Gumam Akira saat ia merasakan dinginnya Cold Room.
" Heh~, aku sudah terbiasa dengan dingin seperti ini. " Ucap Alice dengan sombong.
" Oh benar juga, lagipula cuaca di Skandinavia tempat kau tinggal sebelumnya sangat dingin kan ? " Ucap Akira kepada Alice.
" Itu benar, hanya dingin seperti ini, tidak ada apa-apanya. " Ucap Alice dengan sombong.
Lalu setelah beberapa menit merapikan barang mereka, Akira dan Alice telah selesai dan bersiap untuk keluar untuk keluar, namun, saat mereka berdua ingin keluar, pintu yang tidak mereka tutup tadi sudah tertutup. Akira yang melihat itu langsung mencoba untuk membuka pintunya.
* Krek *
Mendengar itu, Akira tahu situasi macam apa yang ia hadapi sekarang, lalu saat dia masih belm sembuh dari keterkejutannya, terdengar suara bingung Alice dari belakangnya.
" Ada apa, Akira-kun ? " Tanya Alice.
Mendengar itu, Akira berbalik dan dengan wajah serius berkata kepada Alice.
" Sepertinya kita berdua terkunci di ruangan ini. " Ucap Akira, namun Alice masih belum terlihat percaya.
" Hah ? Jangan bercanda disaat seperti ini, Akira-kun. " Ucap Alice, lalu ia mencoba membuka pintu Cold Room, namun saat ia mencoba menarik gagang pintu, terdengar suara yang sama seperti saat Akira mencoba membuka pintu tadi.
* Krek *
Mendengar itu, Alice langsung melebarkan matanya, dan bergumam.
" Kau benar. " gumam Alice, setelah sempat diam, ia lalu menggedor gedor pintu.
" Jangan bercanda denganku ! Siapapun, tolong buka pintu ini. " Teriak Alice sambil menggedor gedor pintu besi agar dapat didengar oleh Orang diluar.
Akira juga tidak diam saja, ia langsung memeriksa kantongnya untuk mengambil Handphone dan menelepon siapapun, saat ia merogoh sakunya, ia sama sekali tidak menemukan Handphonenya. Merasakan itu, Akira membuat senyum pahit dan berkata.
" Sial, aku meninggalkan Handphone ku di kamar hotel. " Ucap Akira, ia lalu berbicara kepada Alice yang masih beusaha menggedor pintu.
" Alice, apa kau membawa Handphone atau alat komunikasi semacamnya ? " Tanya Akira, Ali yang mendengar itu berbalik lalu menggelengkan kepalanya.
" Jika aku membawanya, aku sudah mencoba untuk menelepon sejak tadi. " Ucap Alice, lalu ia kembali menggedor pintu dan berteriak, Akira yang melihat itu lalu memutar otaknya untuk mencari cara keluar dari tCold Room.
' Pikikan sesuatu Akira, apakah ada cara untuk keluar, Ruangan ini merupakan ruangan kedap udara, dengan suhu yang sangat rendah, mungkin sekitar -20 derajat celsius, itu artinya jika kami terlalu lama disini..... ' saat Akira tengah memikirkan keadaan terburuk.
Ia melihat Alice yang sepertinya sudah putus asa menggedor pintu besi Cold Room, dan berhenti melakukan hal itu. Alice lalu berbalik kearah Akira dan bertanya.
" Apakah kau menemukan cara untuk keluar dari sini ? " Tanya Alice dengan serius.
Mendengar pertanyaan itu, Akira hanya menggelengkan kepalanya, yang langsung menghancurkan harapan Alice.
Setelah melihat Akira menggelengkan kepalanya, Alice lalu merosot dan duduk bersandar di tembok, hawa dingin perlahan merembes kedalam kulitnya, karena dia hanya mengenakan seragamnya yang biasa, dengan rok, yang membuat bagian bawahnya terbuka lebar.
Alice lalu duduk sambil memeluk lututnya untuk membuatnya tetap hangat, Akira yang melihat itu, lalu melepas Blazernya dan menyerahkannya kepada Alice.
" Ambil ini dan tutupi kakimu. " Ucap Akira sambil menyerahkan blazernya kepada Alice.
Alice yang melihat itu, langsung mengambil blazer Akira, lalu menutupi kakinya. Ia lalu berkata.
" Terima kasih. " Ucap Alice, Mendengar ucapan Alice, Akira hanya menganggukan kepalanya, lalu ia mengambil Bando hitamnya dari saku, lalu memakainya.
Setelah itu, ikut duduk disamping Alice sambil bersender di dinding. Alice yang melihat Akira memakai bandonya disaat seperti ini, bertanya dengan penasaran.
" Kenapa kau memakai bandomu disaat seperti ini, Akira-kun. " Tanya Alice, Akira yang memakai bandonya, tidak terihat terlalu berubah sikapnya, karena dia juga tahu bahwa menjadi sombong disaat kritis seperti ini tidak ada gunanya, ia lalu menjawab pertanyaan Alice.
" Karena, dengan memakai bando ini, bukan hanya kemampuan memasakku saja yang ditingkatkan, tapi seluruh kemampuan fisik, pikiran, dan mental, semuanya ditingkatkan, hanya ini yang bisa kulakukan untuk saat ini. " Ucap Akira, namun Alice tidak terlalu terkejut, mungkin karena dia sudah sangat lelah dengan semua kejadian ini.
Seperti yang dikatakan Akira, kepribadian kedua Akira merupakan suatu hal yang sangat unik, itu karena bukan hanya kemampuan memasaknya yang ditingkatkan atau dikali 5, tapi seluruh fungsi tubuhnya, mental, dan pikiran, dengan kata lain, Kepribadian kedua Akira yang ditingkatkan 5 kali lebih kuat dalam segala aspek.
Walaupun begitu, keadaan saat ini sangatlah buruk, di suhu seperti ini tubuh manusia manapun tidak akan mampu menahan suhu dingin ini terlalu lama, walaupun Alice yang sudah terbiasa dengan udara dingin, ia tetap merasa dampak yang cukup parah dari suhu ruangan ini.
Sudah sekitar 15 menit sejak mereka berdua terkunci diruangan ini dalam diam, tidak ada yang bicara sepatah kata pun, hingga tiba-tiba Alice membuka mulutnya.
" Kau tahu, Akira-kun. " Ucap Alice.
Mendengar Alice berbicara, Akira menaikan alisnya.
" Hmm ? "
Alice lalu kembali berbicara.
" Awalnya saat aku baru pindah ke Skandinavia bersama ayahku, aku sangat membenci dingin." ucap Alice, Akira hanya diam mendengarkan tanpa menyela.
Alice kemudian melanjutkan.
" Saat itu aku sempat berpikir untuk kembali pulang ke jepang, aku pikir ' kenapa aku harus berada di tempat dingin ini. ' begitu pikirku, namun, aku kembali mengingat alasan kenapa aku pergi ke Lab Penelitian ayahku disana. " Ucap Alice, Akira masih diam tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Alice kemudian melanjutkan.
" Yaitu untuk membuktikan diriku kepada Erina. " Ucap Alice, walaupun Akira mendengar nama yang Akrab, ia tetap diam dan membiarkan Alice melanjutkan ceritanya.
" Sejak kecil, Erina selalu melakukan sesuatu yang lebih hebat daripada aku, dia bahkan sampai mengatakan bahwa masakanku sangat buruk waktu itu, aku sangat kesal dan bahagia di saat yang sama, kesal karena aku tidak seberbakat Erina, namun Bahagia karena memiliki sepupu sepertinya, itu perasaan yang membuatku bingung, hingga aku menguatkan tekad untuk pergi ke Skandinvia, disana aku belajar banyak hal, termasuk Gastronomi Molekuler, yang menjadi andalanku sekarang, sebagai senjata untuk melawan Lidah Dewa Erina, namun.... " Alice diam sebentar, lalu ia kembali berbicara.
" Aku kembali menyadari, saat aku kembali ke Jepang, jarak antara aku dengannya semakin menjauh, dan yang membuatku lebih kesal, senjata yang selama ini kupelajari untuk melawannya tetap tidak menyentuhnya sedikitpun, itu sangat membuatku kesal, Apakah yang aku lakukan selama di sana tidak berguna, begitu pikirku. " Ucap Alice, Akira masih diam.
Alice kemudian kembali berbicara.
" Apa aku memang tidak berbakat ? " Gumam Alice dengan pelan, namun, Akira mendengar hal itu, dan untuk pertama kalinya membuka mulutnya.
" Tidak, Pikiranmu salah. " Ucap Akira, yang membuat Alice mengangkat kepalanya. Akira kemudian melanjutkan.
" Harus kukatakan, kau adalah wanita paling cerdas yang pernah kutemui dalam hidupku, mungkin Sepupumu terlihat sangat berbakat, namun dia malah terlihat seperti burung dalam sangkar bagiku, jangan menjadi rendah diri seperti itu. " Ucap Akira.
" Kenapa ? " Tanya Alice sambil mengalihkan pandangannya kearah Akira.
Akira lalu menjawab dengan wajah datar.
" Itu karena kau adalah salah satu dari sedikit orang yang kuakui bakatnya. " Ucap Akira, yang membuat mata Alice melebar, lalu senyum manis terpampang diwajahnya dan berkata.
" Terima kasih, Akira-kun " Namun, setelah mengucapkan itu, Alice kehilangan kesadarannya dan pingsan dipundak Akira. Akira yang melihat Alice pingsan langsung menyentuh kulitnya untuk mengecek suhu tubuhnya.
" Tck, Sial ! Suhu tubuhnya sudah terlalu rendah, jika begini terus dia akan terkena..... " Saat Akira tidak ingin memikirkan apa yang akan terjadi pada Alice jika dibiarkan di Ruangan ini lebih lama, sebuah suara terdengar.
* Fiushhhhhh *
Lalu, tepat setelah suara itu, terdengar suara seorang wanita.
" Hyoujou Akira, Nakiri Alice, Apakah kalian ada disini ? " Ucap Suara itu dengan panik, Akira mengenal suara itu, suara itu adalah milik Mizuhara Fuyumi.
Akira yang mendengar itu, langsung cerah wajahnya, dia lalu berteriak.
" Mizuhara-senpai, kami ada disini. " Ucap Akira ia lalu mengambil tubuh Alice dan menggendongnya gaya putri.
Mendengar suara Akira, Mizuhara langsung masuk dan bergegas kearah suara, saat itu, ia melihat Akira yang menggendong tubuh Alice yang sudah pingsan.
" Kalian bedua, syukurlah kalian selamat. " Ucap Mizuhara.
Namun, Akira langsung berjalan kearahnya.
" Mizuhara-senpai, tidak ad waktu lagi, kita harus segera menyesuaikan suhu tubuh Alice dan membawanya ke staf medis. " Ucap Akira.
Mendengar itu, Mizuhara menganggukan kepalanya dan berkata.
" Ayo kita keluar. "
Setelah itu, Akira yang membawa Alice mengikuti Mizuhara untuk pergi ke ruangan medis Totsuki Resort, dan memeriksa jika ada kelainan fisik yang terjadi pada Alice.
____________________________________________________________________________________
Akira saat ini telah duduk di samping tempat tidur Alice, Alice juga telah selesai didiagnosa oleh dokter, dan diindikasikan bahwa tubuhnya baik-baik saja, mendengar itu, Akira menghela nafas lega, untuk saat ini ia masih menunggu Ryo yang sedang dalam perjalanan kesini.
* Tok *
Mendengar itu, Akira langsung mengalihkan tatapannya ke pintu yang terbuka, dan berkata.
" Kau lama sekali, Kuroki- " Sebelum Akira bisa mengucapkan perkataannya, ia tidak melihat Kurokiba sendirian, melainkan bersama 2 orang, yaitu lelaki kekar yang ia temui di Aula, dan seorang lelaki tua yang ia kenal dengan baik.
" Sepertinya kau tidak datang sendirian, Kurokiba. " Ucap Akira dengan senyum tertarik.
Lelaki kekar itu adalah pemilik dari Totsuki Resort ini, Dojima Gin, lalu orang tua yang ada didepan mereka saat ini adalah, Kepala Sekolah Totsuki, sekaligus Kakek dari Alice, Nakiri Senzaemon. Setelah memasuki ruangan Senazaemon lalu langsung mendekat kearah Alice untuk memeriksa keadaan cucunya itu, Melihat itu, Akira yang tidak ingin mengganggu momen keluarga seperti ini, langsung berdiri dan berjalan keluar dari ruangan, dan tidak ada yang menghentikannya.
Saat ia keluar, ia melihat dua orang yang akrab, yaitu Erina dan Arato. Namun Akira hanya dengan santai melewatinya, karena urusan selanjutnya sudah bukan tanggung jawab dia, Namun senyum sempat terpampang diwajahnya, ia lalu berpikir saat melewati Erina dan Arato.
' Yah, mau bagaimanapun, mereka berdua tetaplah bersaudara. '
Akira lalu berjalan pergi untuk langsung kembali ke ruangan hotelnya, sambil berkata.
" Ahh~, Ini waktu yang tepat untuk Onsen~ "
Tidak ada memasak di bab kali ini, aku ingin sedikit mempererat hubungan Alice dan Akira, maaf jika kalian tidak suka. Lagipula, bab seperti ini akan cukup jarang terjadi.