Lonceng berbunyi dari bangunan prisma berwarna kuning. Akihiko dan Bara langsung menuju bangku mereka di depan pojok kanan, tempat favorit mereka. Akihiro tidak belajar di satu atap dengan 2 teman mereka. Amami memilih sekolah lain yang jaraknya tidak terlalu jauh. Amami menilai akihiko dan akihiro tidak akan baik jika di satukan dalam satu sekolah, akihiko memiliki sikap yang kuat dan ambisius, akihiko selalu ingin menjadi yang pertama sedangka tingkat kemahiran dengan akihiro pun seimbang, amami takut jika satu sekolah mereka akan bersaing keras sedang mereka saudara. Akihiro memiliki sikap yang lebih tenang, dia tak keberatan jika harus tidak satu sekolahan dengan akihiko, dia mengerti bahwa bundo amami telah mempertimbangkan baik.
Sikap akihiro yang lebih tenang dan mudah beradaptasi, sedikit membuat amami tidak terlalu merisaukan. Amami meminta Bara untuk menjadi teman bangku akihiko diharapkan bara bisa mengawasi akihiko di sekolah dengan karakter akihiko yang mudah emosi dan mudah terpancing kekeributan. Bubu bara tidak keberatan bara untuk bersekolah dengan akihiko. Mereka berkawan dari sejak kecil terlihat makin kompak dan saling melindungi satu sama lain. Gaga pun selalu menjaga bara selama bara di luar rumah, bubu bara selalu merasa bahwa bara akan selalu aman dan selamat.
Kembali di lingkungan sekolah Bara dan akihiko, ada guru yang selalu memperhatikan bangku bara dan akihiko, dia puk saka guru sejarah. Pernah suatu ketika puk saka menepuk bara yang sedang menulis, akihiko merasa tergangu dan bertanya, " ada apakah puk saka, kenapa kau tepuk Bara, apakah Bara mengantuk, puk saka kan sudah memakai 4 mata kok masih salah saja menegur" sindir akihiko. Bara sudah merasa sejak puk saka mulai mengajar di kelasnya tatapan dengan bola mata yang nampak banyak sekali draft pertanyaan yang ingin di sodorkan ke bara, namun bara bersikap layaknya murid normal."bara boleh bicara sama puk selepas kelas ini" "mau kasih kisi-kisi ulangan ya puk, bolehlah berbagi" ujar akihiko dengan gaya guyon. "iya pak" respon singkat bara.
Kursi panjang di bwah pohon rindang sejuk dan asri dengan sepoi-sepoi angin dan suara kicauan burung-burung di saat maahari mulai redup sinarnya. "akihiko, bara ayok balik"seru akihiro menghampiri 2 murid yang sedang menikmati keasrian halaman sekolah. "kemrilah akihiro, kami sedang menunggu bara selesei urusannya dengan puk saka" ucap akihiko. " wah ada gerangan apakah bara, kau buat puk saka marah kah?" "sepertinya puk saka ingin bertanya tentang tanda yang ada di pelipis mata mu yang berwarna abu-abu, dia ingin tahu asal ku dari mana, dan masih pertanyaan lain yang akan dia tanyakan" ujar bara. Akihiko dan akihiro sudah tidak heran bara bisa membaca apa yang dipikirkan seseorang. "lalu kau akan menjawab pertanyaan puk saka?' tanya akihiro "puk saka kan guru sejarah, coba ku ingin tahu apa yang diketahui puk saka dengan asal usul ku" ucap bara dengan penasaran.
Puk saka kemudian datang dan menghampiri tiga murid yang sedang duduk di bangku panjang halaman sekolah. dalam batin puk saka bergumam " akhirnya saya bisa bicara juga dengan Bara, sebelum semua terlambat dan saya akan merasa bersalah, karena bagaimanapun aku dan bara senasib satu suku pula. sementara murid-murid yang lain pun sudah berangsur pulang kerumah masing-masing. "bara, boleh kita bicara ber dua saja" usir puk saka ke akihiko dan akihiro. "amboi, puk saka kami tuh sudah berkawan lama sejak kami usia 6 tahun, jadi kami pun harus saling tahu, apapun itu, jika puk saka tetap kekeh usir kami, ya sudah yuk Bara pulang sajalah kita" ucap sinis akihiko. "oke oke baiklah, kalian ber dua boleh disini." "bara, aku sudah yakin kamu pasti sudah tahu kalau saya memiliki rasa penasaran dengan kamu, saya mengenal tanda abu-abu yang di pelipis mata kamu adalah penanda bahwa kamu keturunan campuran dari pasangan desa layoka dan kota modern, dan kamu mempunyai kawan yang menemani kamu kemana dan kapan saja, bukan begitu bara?" tambah puk saka. "puk pusaka tahu asal orang tua saya? Lalu apakah puk pusaka tahu hutan suzokoya?" semakin semangat bara ingin tahu dimana keberadaan baba nya, apakah dia bisa menemukan baba nya dan membawa pulang bertemu dengan bubu, bubu satu pekan silam cerita bahwa baba hilang di hutan suzokoya. "hutan suzokoya adalah gerbang menuju desa layoka, ayah kamu telah melanggar aturan desa layoka, yaitu menikah dengan penduduk kota, layoka menolak hadirnya baba kamu dan bubu kamu, tapi tidak dengan kamu bara, jika kamu penasaran lebih kamu bisa masuk dan tinggal sementara di layoka. Kamu yang terlahir di dunia dalam keadaan suci, aturan layoka menilai bayi ang terlahir dia tidak membawa dosa orang tua nya." jelas puk saka.
Bara ingin sekali singgah di tempat lahir baba nya, tapi dia tidak bisa pergi dengan gaga, penjagaan gaga ada pengecualian di hutan suzokoya dan layoka. "bara, aku tahu kau ingin pergi ke sana bukan? Kalau begitu kami akan temani kamu" ucap akihiro. "untuk si kembar kau tak bisa ikut, kecuali kalau kau makan buah kendara yang akan dipetik bara, karena hanya bara yang dapat melihat wujud buah kendara itu." jelas puk saka "bagaimana puk saka tahu semua hal ini"tanya heran akihiko. "saya guru sejarah dan saya keturunan campuran seperti kau bara, lihat pelipis abu- abu bukankah kita sama.
baba ku sudah ku temukan saat ku usia 22 tahun dan satu tahun setelah saya bertemu baba telah wafat. Sebelum terlambat kau harus bertemu baba mu dan ambil obat yang telah diracik baba mu untuk bubu kau biar bisa melihat kembali. baba mu tidaklah hilang begitu saja, dia sudah berkali-kali mencoba untuk kembali ke kota namun dia tertutup, tak bisa Tembus gerbang hitam suzokoya. Layoka dan suzokoya terkenal dengan waktu yang bagaikan pedang, jika terlambat sudahlah tebas nasib nya. Saya ucap seperti ini karena saya merasa senasib dengan kau, saya pun tahu ini semua dari kitab yang baba puk saka punya, namun kitab itu sudah dikembalikan ke kepala desa layoka."ucap puk saka. "pergilah kalian, garap tugas kalian sebagai keringanan agar sekolah mengizinkan, untuk bundo kau si kembar, biar puk saka bantu membujuk agar kalian diizinkan pula" lanjut puk saka. mereka pun akhirnya pergi ke rumah si kembar.
dalam perjalanan, mereka banyak bertanya ke puk saka bagaimana perjalanan puk saka bertemu dengan ayah dan apa sajakah rintangan nya. anggap aja bekal agar mereka tidak kebingungan dan lancar misi nya.