Sepulang sekolah, Bara dan si kembar ke rumah shera untuk mengucapkan terimakasih secara langsung dengan paman Hideoki. selain itu Bara juga ingin bertanya kapan paman kembali ke desa untuk memberikan surat balasan dari Bara.
"Hai sher" sapa Akihiro
"Hiro, harusnya aku yang sapa duluan my sweety girl. Kau ini gitu aja tak tahu, makanya geh cari pacar" Ucap Akihiro
"apaan sih, kan sapa teman. Gitu aja cemburu huuuu" ujar Akihiro
Bara dan shera hanya tersenyum saja melihat tingkah lucu si kembar.
"oh ya sher, paman masih di rumah mu kah?"
"masih, kau mau nitip surat balasan ya buat shiori"
"iya, hehe.. Kapan paman akan kembali ke desa"
"ehmm.. sepertinya dalam jangka waktu yang lama, paman sudah mengontrak rumah di kota dan sudah mendapatkan pekerjaan di kota"
"huuuufff" hembusan nafas yang kecewa.
mendengar kabar itu, Bara sedih dia tak bisa berkunjung langsung karena libur sekolah juga masih lama lalu bagaimana cara kirim surat ku, Semoga aja shiori tidak berpikir yang tidak-tidak.
"Bara sedih ya" shera menatap wajah bara yang larut putus asa.
"sedikit, ya inilah hubungan jarak jauh harus kuat"
"Bara, tenang saja. Paman memang belum bisa kembali ke desa tapi aku dan orang tua ku akan berkunjung ke desa pekan depan lepas aku selesai praktek kursus ku"
"are you serius? terimakasih sher, the best lah"
"hahahaa.. Bara Bara muka kau berubah 180 derajat dari murung sedih ini sudah senyum ceria aja, seakan hidup untuk kedua kalinya" Akihiko meledek Bara
"Ya begitulah suasana hati ku, kamu kan ga tau bagaimana di Posisi ku, kau dan shera kan dekat rumah nya ya dua puluh menit aja sampe, bisa ketemuan kapanpun sedangkan aku lihatlah sepekan sekali itu pun Lewat perantara orang"
"ya, jangan sampailah.. Shera akan selalu ada di dekat ku"
"Punya saudara dari pemarah kok bisa berubah bucin gini sih"
"itu lah cinta Hiro, kau susul lah kami pasti akan tau rasa nya jatuh cinta" pundak Hiro ditepuk Bara.
mereka pun senyum dan ketawa.
"Hiko Hiro bubu kau di rumah kah"
hideoki mendekati si kembar
"ada paman, paman mau bertemu dengan bubu"
"iya, boleh di antar kah"
"Tentu, kami pun mau pulang"
"paman, terimakasih ya sudah berkenan mengirimkan surat shiori untuk ku" Bara menahan paman
"iya bara, tapi paman minta maaf ya paman tidak bisa memberikan balasan surat mu, paman masih ada keperluan di kota "
"iya paman, saya akan titipkan ke shera pekan depan"
"baguslah kalau sudah ada solusi, kalau begitu ayo hiko Hiro kita menuju rumah mu"
"siap paman, ikuti kami ya"
"pakai sepeda shera aja paman"
paman menganggukkan lalu diambil sepeda shera dan paman berjalan di belakang Hiko.
___...___
sesampainya di rumah si kembar, hideoki menunggu di halaman rumah dan Hiro memanggil bubu nya.
"Bu, njum keluar. ada seseorang yang ingin berjumpa dengan bubu"
"siapa"
chiozie sedang menyiapkan makanan buat si kembar
"sudah lah, bubu keluar dulu aja, njum Bu" ditarik lah tangan chiozie oleh Hiro.
chiozie dan Hideoki saling berhadapan dan menatap satu sama lain, chiozie belum menyadari yang didepannya adalah sahabat kecil nya dulu.
"iya tuan, ada apa bertemu dengan saya" ucap chiozie
seperti sebuah mimpi, dia bertemu kembali dengan gadis yang pernah ia sukai dulu. perasaan yang masih tersembunyi.
"Chio, kau lupa dengan wajah ku ini. ya aku tahu sudah tiga puluh tahun kita ga berjumpa, pasti aku tambah gagah kan"
ditatapnya sekali lagi, memang tidak asing bagi chiozie dan dia menyadarinya
"amboiii,, Deki akhirnya kau menemui ku" ucap chiozie
"iya, berkat misi putra mu kita dipertemukan, kau sudah jadi seorang Bubu pasti seru nih kehidupan mu selama ini. Bagaimana kabar mu"
"iya nih, aku baik dong. ada putra ku yang selalu menjaga ku. kau ini sudah menikah belum"
"iya deh, putra mu pahlawan desa (ketawa). aku sudah pernah menikah hanya tiga bulan istri ku meninggal"
"maafkan pertanyaan ku membuat mu bersedih"
"kau ini, aku kan lelaki dan itu sudah lama juga. tentu tak terlalu larut lah dalam kesedihan"
sementara itu Hiro menyadari bahwa perbincangan ini biarkan mereka berdua tanpa ada keberadaan Hiro dan kawan-kawan.
"Bu, kami masuk ke kamar dulu ya"
"ouh iya, kalau sudah lapar makan lah bubu udah menyiapkan makanan di meja makan"
"iya bubu" ucap si kembar sembari masuk ke rumah.
"Deki, selamat ya akhirnya desa layoka akan berkembang. selanjutnya, apa yang akan kau lakukan, apakah kau akan memilih kota sebagai tempat melanjutkan hidup mu?" ucap chiozie
"thats right, aku juga udah mengontrak kalau dari sini sekitar dua puluh menit pake mobil"
"IT's good, udah ada pekerjaan apa kau"
"wartawan surat kabar"
"wihh ... seperti dengan cita-cita mu dulu ya, congratulation"
"iya, masih ingat aja."
"iya dong, kamu yang suka menirukan gaya bicara wartawan dan aku menjadi narasumber mu"
"iya, hehe bahkan kau kadang mati kutu tak bisa menjawab pertanyaan ku lalu marah dan meninggalkan ku lebih parahnya kau tak mau main dengan ku"
"yeah, tapi marahku hanya satu hari saja dan itu tidak lama "
hideoki ketawa
"chio, aku sangat berterimakasih kepada mu kau kirim putra mu dan kawan nya untuk membebaskan desa ku dari peraturan kuno, kau tak lupa dengan aku yang sudah lama sekali tak ada kabar. kalau gitu aku berkesan banget ya di hidup mu" Hideoki kedipkan mata.
" eh siapapun yang pernah aku temui tentu berkesan apalagi kau yang ku kenal sudah tiga tahun, bagaimana bisa sirna bayang mu"
"memang kau yang ahli pengingat segala moment"
"sekarang sudah waktunya makan siang, njum ikut makan ke dalam"
"emang cukup masakan mu, kan kau gak tahu aku akan datang"
"amboii,, tenang aku udah punya firasat bahwa massa untuk makan siang akan lebih dari biasanya, malah ku kira yang datang shera"
"ya ga ponakannya, paman nya pun bisa ya. memang firasat mu tak diragukan lagi kebenaran nya"
"ah sudah lah jangan mulai kau tinggikan aku, njum masuk"
mereka pun akhirnya masuk dan menuju meja makan.
"mana pula ini anak-anak, kenapa belum mulai makan, sebentar ya Deki aku panggilkan anak-anak dulu biar bisa makan bareng dengan kita"
hideoki menganggukkan tanda tak keberatan.
anak-anak sedang berada di kamar Akihiro
"hiko Hiro bara ko belum makan sih, njum turun makan dengan bubu dan paman hideoki"
"cik, saya makan di rumah saja. saya pamit ya cik chio" ucap Bara
"lho, gak bisa karena makanan sudah sedia tak patutlah kau tak makan, kau pulang setelah makan baru itu dibenarkan" ucap chiozie
"betul sekali, udah bara njum makan dulu" ajak Akihiko