"Kamu yakin sudah menemukan Firman?" tanya Papa Galih dengan kilatan keraguan yang terpancar dari kedua manik matanya.
Ayu mengangguk mantap atas pertanyaan yang papanya ucapkan, Papa Galih menilik tajam ke dalam netra mata milik Ayu mencoba mencari sedikit saja kebohongan tapi yang dia dapatkan hanya kejujuran.
"Dia, di mana?" tanya Papa Galih.
Ayu pun menuntun papanya untuk duduk di sofa yang berada di ruang tamu agar anak bapak itu nyaman dalam bertukar cerita.
Papa Galih mendengar cerita Ayu mulai dari awal sampai akhir dengan seksama. Kemudian pria paru baya itu bisa menyimpulkan bahwa ada yang Ayu belum ketahui soal Firman.
"Kamu belum tahu tentang penyakit yang di derita Firman?" tanya Papa Galih.
Dengan polosnya Ayu hanya memberi jawaban lewat gelengan kepala.
"Jadi Firman itu mengalami gangguan depresi mayor, penyebabnya bisa banyak hal. Dugaan sementara Papa, tentu saja batalnya pertunangan dia dan Bella," yang dikatakan mungkin saja benar.
"Kamu istirahat sana, besok ingat pagi-pagi kamu ke Firma Hukum Om Agasa," titah Papa Galih.
~~~
Sesuai dengan titah sang papa semalam, kini Ayu mengendarai mobilnya, membelah jalanan ibu kota untuk sampai di tempat yang dia tuju.
"Firma Hukum Agasa dan Rekan," eja Ayu pada papan nama yang berada di depan halaman bangunan dua lantai tersebut.
Setelah mengucap basmalah Ayu memasuki gedung tersebut dengan tekad yang bulat untuk menyudahi garis perjodohannya dengan pria yang dia nikahi 6 tahun silam, Yudi Eka Setiawan.
"Dengan Ibu Suci Indah Ayu?" terka wanita berbalut gamis itu.
Atensi Ayu tertuju pada nametag yang wanita itu gunakan, "Vilia Khareani," batin Ayu.
Ayu mengangguk seraya mengulum senyum termanisnya.
"Mari, saya antar ke ruangan Pak Agasa! Beliau telah menunggu kedatangan Ibu," jelas Vilia.
KREK~~~
Daun putih berwarna coklat itu terbuka lebar menampilkan sosok Ayu yang tengah menghirup napas panjang sekedar menghilangkan sesak tapi sangat susah.
Sejurus dengan Ayu, Agasa pun terkejut melihat kedatangan Ayu. Dua sosok berbeda generasi yang kemarin saling bertukar umpatan kini kembali dipertemukan dalam bingkai hubungan client dan lawyer.
"Om Agasa ....,"
"Ayu ....,"
Vilia yang merasa canggung segera pamit undur diri.
"Om, maaf kemarin aku nggak sengaja nabrak ....,"
"Aku juga salah kok, aku jalannya nggak hati-hati soalnya asistenku kemarin kecelakaan," pangkas Agasa.
Melihat Ayu masih mematung di depan pintu, Agasa segera mempersilahkan Ayu duduk. Saat ini Ayu dan Agasa duduk saling berhadapan bersekatkan meja kerja Agasa.
Agasa kembali membuka berkas yang dibawakan oleh Papa Galih kemarin.
"Jadi masalah kamu ini adalah cerai talak, betul?" Agasa memulai percakapan mereka. Untuk pertanyaan Agasa, Ayu hanya mengangguk samar.
Cerai talak adalah permohonan yang diajukan suami kepada Pengadilan Agama untuk memperoleh izin menjatuhkan talak kepada istri. Sedangkan, cerai gugat yaitu gugatan yang diajukan oleh istri terhadap suami.
"Selama kamu menikah dengan suami kamu, apakah dia rutin memberikanmu nafkah lahir?" tanya Agasa masih dengan pembawaan yang tenang.
Jangan lupakan, ibu dari Zaskia Azzahra Khumairah itu adalah lulusan fakultas hukum dengan predikat kelulusan camlaude, dia pasti paham kemana muara pertanyaan Agasa barusan.
"Aku nggak butuh sepeser pun nafkah dari Mas Yudi, yang aku inginkan hanya akta perceraian," tegas Ayu.
Bola mata Agasa membeliak kala mendengar ucapan Ayu yang penuh penekanan itu.
"Tapi itu hak kamu sebagai seorang istri, Papamu juga mau agar Zaskia menerima haknya sebagai seorang anak," Ayu hanya bisa memutar bola matanya mendengar ucapan Agasa yang tidak bisa dia cerna denganh baik.
"Di sini client om itu siapa? Aku atau Papa, hah?" tanpa Ayu sadari suaranya meninggi di hadapan sahabat papanya.
"Kamu kenapa sih, Yu? Jiwa kamu memang di sini tapi pikiranmu itu, aku nggak tahu di mana," keluh Agasa.
Yang dikatakan Agasa memang benar, saat ini yang memenuhi pikiran Ayu hanya Firman, Firman dan Firman.
"Maaf," cicit Ayu.
"Oke, kita lanjutin lagi diskusi kita," titah Agasa.
Agasa kembali menyinggung tentang hak yang akan dia perjuangkan untuk Ayu dan Zaskia. Bukan Ayu namanya jika dia mengubah pilihannya. Galih Surya Atmadja adalah ayah biologis dari Ayu, tentu saja sifat keras kepala Ayu Merupukan turun dari Papa Galih.
Akhirnya Agasa lah yang mengalah walaupun dia yakin setelah ini dia pasti akan menjadi sasaran amukan Papa Galih, tapi kedudukannya Ayu adalah pemberi kuasa dan Agasa adalah penerima kuasa jadi apapun yang keluar dari mulut Ayu adalah perintah untuknya dan Atthar.
Ayu mengernyitkan dahinya ketika hendak membubuhi tanda tangan di bagian akhir surat kuasa yang Agasa berikan padanya.
"Kenapa?" tanya Agasa.
"Atthar siapa?" bukannya menjawab, Ayu justru balik bertanya pada Agasa.
Agasa mengangguk mengerti lalu mulai menjelaskan siapakah Karim Atthar Firdaus SH.
"Calon advokat yang sedang mengikuti magang sebagai syarat utama menjadi pengacara," jelas Agasa.
"Asistenku yang bertindak sebagai penerima kuasa kedua sedang tertimpa musibah, dia mengalami kecelakaan kemarin," tambah Agasa.
Karim Atthar Firdaus adalah calon advokat pemegang izin sementara. Dan kedudukan Atthar di sini adalah asisten dari advokat pendamping, yaitu Firman Afif SH.
Sekarang Ayu paham kenapa Agasa kemarin terburu-buru saat berada di Rumah Sakit pasti dia sangat mengkhawatirkan kondisi asistennya.
Dari sini Ayu bisa menyimpulkan bahwa Agasa memiliki jiwa empati yang cukup tinggi pada orang-orang sekitarnya.
"Yu, kamu yakin nggak mau minta suamimu untuk tetap memberi nafkah atas anak kalian, sampai umur 21 tahun loh, Yu," Agasa rupanya masih belum pantang menyerah untuk membujuk wanita keras kepala ini.
Tapi Ayu hening, tak sedikit pun menggubris ucapan Agasa. Ayu sudah bersedia menjadi tameng untuk Agasa jika harus mendapatkan amukan dari Papa Galih.
"Kamu itu bergelar sarjana hukum, kamu pasti tahu apa sanksi untuk orang yang melanggar Pasal 49 huruf a UU PDKRT, kan?" tanya Agasa.
BRAK~~~
Ayu menggebrak meja kerja Agasa, membuat si empunya meja terkejut kedua pangkal bahunya pun sampai terangkat karena aksi Ayu itu.
"HARUS BERAPA KALI AKU BILANG AKU NGGAK BUTUH UANGNYA YUDI, AKU CUMA BUTUH AKTA CERAI," bukan hanya telinga Agasa yang merasa panas karena mendengar teriakan Ayu, Vilia pun merasakan hal yang sama dengan Agasa meskipun kini wanita itu berada di ruangan Agasa.
"Tapi kamu jelasin dong, kamu nggak maunya karena apa? Biar kita bisa melangkah ke hal yang lain," nada bicara Agasa memang tidaklah sekeras Ayu, tapi bisalah membuat Ayu menngedik ngeri.
"Om, memang pengacara yang ditunjuk Papa untuk mendampangiku di persidangan, tapi itu bukan berarti Om bisa mencampuri urusan pribadiku," kecam Ayu.
Tak ingin berlama-lama di tempat ini Ayu segera membubuhi tanda tangannya di surat kuasa yang tadi sempat terjeda.
Yudi Eka Setiawan bukanlah ayah kandung dari Zaskia Azzahra Khumairah dan itulah yang membuat Ayu kukuh menolak tuntutan yang hendak Papa Galih dan Agasa layangkan pada Yudi, lelaki yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya.
Bersambung...