"huek...huek"
"dit lo nggak papa kan?" Tanya Fita khawatir.
"huek..."
"gue masuk ya dit, gue kasian denger lo muntah kayak gitu." Kata Nadya yang langsung kaget melihat Dita yang sudah duduk lemas di dekat westafel.
"dit dit lo nggak papa? Perlu gue minta tolong atau bawa lo ke rumah sakit atau apapun itu?" pertanyaan bertubi tubi itu berasal dari Nada yang panic dengan keadaan Dita.
"gue nggak papa kok Nad, mungking Maag gue kam..." belum sempat Dita menyelesaikan perkataanya ia sudah buru buru berdiri lagi dan mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya,
"Huek ....Huek" tapi yang mengherankan adalah yang keluar hanya cairan bening yang entah apa itu membuat tubuh Dita semakin lemas dan tak lama kemudian ia pingsang membuat kedua temanya itu panik.
***
Di lain tempat seorang pemuda sedang frustasi dengan keputusan yang di buat oleh sang ayah bundanya.
"ayah apa nggak bisa diubah lagi keputusanya?" tanyanya dengan anda frustasi, antara ingin marah dan berteriak tapi ia tau batasan seorang anak walaupun ia terkenal dengan badboy dan playernya.
"nggak keputusan ayah tetap seperti tadi, nggak akan berubah sampai kapan pun" kata sanga ayah dengan nada datar.
"bun..." ia beraalih ke bundanya ia tau bundnya itu sangat menyanyangi semua anaknya.
"maaf sayang, bunda nggak bisa berbuat banyak" katanya samba memandang sedih putranya.
" kamu kenapa mau ninggalin bunda sama ayah, cukup adik kamu aja yang ninggalin bunda buat belajar kamu nggak usah ya sayang, nggak kasian sama bunda kalau di tinggal sendiri ayah kerja, Rafa mondok, terus kamu mau ninggalin bunda juga? Bunda nggak setuju." Kata Fia sambil berjalan menaiki tangga dan masuk ke kamranya.
"lihatkan!! Bunda kamu nggak setuju, kamu nggak kasihan liat bunda sedih kayak gitu? Pikirin lagi keputusan kamu. Dan kamu harus kuliah disini dulu sampai Rafa kembali dan menggantikan posisi ayah" Katanya meninggalkan putranya yang sedang frustasi memikirkan nasibnya.
"arghh gue harus apa sekarang?" batinya berkecamuk. Ia teringat perkataan ayah dan bundanya setelah makan malam.
Setelah makan malam Nathan yang ingin berbicara serius dengan kedua orang tuanya itu menatap mereka dan langsung mengatakan maksudnya.
"yah,bun setelah ini kita bias bicara sebentar ada yang mau Nathan sampaikan" katanya to the point yang di angguki oleh kedua orang tuanya.
"apa yang ingin kamu bicarakan?" kata Fian to the point seteah mereka semua sudah duduk dengan santai di ruang keluarg dan berhadapan langsung dengan televise 32 inc yang sedang menampilakn film kesukaan Fia itu.
"jadi gini yah,Nathan pengen lanjut di London, aku bakal tinggal sama grandma sama granpa di sana."
"APAA!!!" Fia yang pertama berteriak kaget karean sedang serius dengan filmya.
"kenapa bun?" Tanya Fian.
"ah nggak papa Cuma kaget aja liat si Suci itu mudah banget terpengaruh sama hasutan Monika" sahutnya santai sambil menikati kembali fim Cinta Suci itu.
"ah bunda bikin kaget aja, kirain kenapa" batin Nathan.
"jadi gimana Yah?'
"Nggak"
"yah, kok gitu aku bakal serius belajar kok. Nggak bakalan ngecewain ayah sama Bunda."
"sekali nggak, nggak akan pernah Nathan."
"tapi kenapa Yah? Ini impian Nathan" katanya meyakinkan ayahnya.
"ayah tau watak kamu bakal lari kalau punya masalah, selesain dulu masalah kamu baru kamu boleh pergi tapi itupun harus seizing bunda mu." Katnya Final yang membuat Nathan bener bener frustasi.
Nathan yang hanya bisa pasrah itu hanya melangkah dengan lesu menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di ujung sayap kanan. Setelah sampai ia hanya bias mengacak rambutnya frustasi dengan tanggapan orang tuanya yang tidak sesuai ekspetasinya.
Bagaimana nasibya ia arus bertemu dengan gadis kampung itu lagi? Dia sudah bosan dengan taruhan sialan itu yang membuatnya harus kehilangan kekasih yang sangat di sayanginya. Adara Andriani
***
Gadis yang baru saja membuka matanya itu mengeryit heran saat membuka matanya malah melihat tembok tembok putih yang ia tak tahu ia sekarang berada di mana.
"eungghh" erangnya yang ternyata terdengar oleh orang yang ada di sebelahnya.
"eh dit lo udah sadar?" pertanyaan itu hanya di dengar okeh Dita oleh senyuman. Dan dengan sigat Fita yang berada diantara mereka langsung memanggil dokter.
"gue dimana?" Tanyanya yang heran dengan sekitarnya.
"lo ada di rumah sakit dit, tadi lo tiba tiba pingsan di toilet kampus." Kata Nadya menjelaskan.
Saat Dita ingin bertanya lebih lanjut seorang dokter dating untuk memeriksa keadaanya, setelah meemriksa keadaan Dita Nadya yang memang tingkat keponya yang sangat tinggi itu tidak akan menyia nyiakan kesempatan itu untuk bertanya.
"dok gimana keadaan temen saya, nggak ada yang serius atau yang parah kan do?" fita yang melihat tingkat kekepoan Nadya muncul langsung menyengol sahabtanya itu.
"bias diem dulu nggak?" bisiknya yang hanya di jawab dengan cengiran oleh Nadya.
"hehe sorry Fit"
"begini keaadaan temen kalian nggak papa itu mememng bias terjadi di awal tri semester pertama" kata dokter tersebut tersenyum.
JDERRR!!!
Seakan ada kilat yang menyambar membuat ketiga gadis yang berada di ruangan itu diam terpaku.
"maksud dokter?" Fita yang pertama tersadar langsung bertanya.
"maksud saya teman kalian sedang hamil, sudah memeasuki minggu kelima jadi memang masih sangat lemah dan rentan jadi jaga kesehatan ya Dita. Saya akan menuliskan resep dan vitamin untuk kamu nanti di tebus di apotek ya."
Bagai sudah terkena petir sekarang malah terasa seperti tersiram air es, Dita yang memang masih diam sekarang bak patung menedengar kabar tersebut, sekarang ia harus bagaimana?
"Dit....Dit...Dita" setelah panggilan ketiga barulah dita tersadar dan melihat teman temanye dengan mata yang berkaca kaca.
"Nad, gu..gu..gue hamil? Pertanyaan itu di jawab dengan anggukan kepala Nadya yang menatap teman barunya itu yang sudah ia anggap sahabat sendirri sama denga Fita walau mereka baru bertemu.
"gue bakal jadi ibu?" pertanyaan itu sekali lagi di jawab anggukan tapi bukan Nadya melainkan Fita yang sudah berjalan dan mendekati Dita dan langsung memeluknya. Dita yang di perlakukan seperti itu langsung saja tangisnya pecah, Nadya yang melihat sahabatnya yang sangat rapuh itu langsung saja memeluknya.
"bilang sama gue siapa yang lakuin ini sama lo dit?" dita tak menjawab dia hanya menangis di pelukan Fita dan Nadya.
" lo nggak usah sedih, ada kita bakal sealu bantuin lo kok, jadi jangan sungkan untuk minta tolong sama kita ya." Kata Fita yang hanya di jawab anggukan oleh Dita yang masih syok dengan kabar yang baru saja di terimanya.
"tuhan, skarang aku harus apa? Ini terlalu sulit" batinya dan tak lama kemudian Dita kembali terjatuh yang membuat Nadya dan Fita panic luar biasa.
"DITAAA!!!"
______
Hoho kira-kira gimana nih nasib Dita setelah ini?
Kok aku mencium bau-bau tidak mengenakan yang akan terjadi🤔
Gimana menurut kalian?
Jadi kalau mau tau kelanjutanya stay terus di cerita ini😁
Dan jangan lupa pula buat vote dan komentar di bawah😉