9 Delapan. Berita Baik atau Buruk?

"Dita!!!" bersamaan dengan teriakan Nadya dan Fita keluarga Dita pun masuk ke dalan ruang inap Dita.

David dan ayu berlari dengan tergesa gesa karena tadi David dari rumah sakit lalu pulang mennjemput Ayu terlebih dahulu lalau pergi ke rumah sakit dimana Dita di rawat.

"bagaimana keadaan Dita?" tanya Ayu yang cemas dengan keadaan Dita.

"nggak tau tante tadi dia udah siuman terus pingsang lagi kami takut dita kenapa napa."

"bentar ya aku panggil dokter yang menangani Dita tadi." Kata David dengan tergesa gesa keluar dari ruangan Dita sambil memanggil dokter yang menangani Dita.

Tak berselang lama setelah David pergi Dokter yang di menangani Dita datang dengan David yang berada di belakanganya.

"gimana keadaan putriku Bayu?" tanya David.

"alhamdulillah dia nggak papa Vid, dia Cuma kelelahan sama syok dengan berita yang baru di terima tadi." Jawab Bayu yang ternyata teman David semasa kuliah dulu.

"berita apa dok?" tanya Ayu

"selamat ya Vid, sebentar lagi jadi kakek nih" kata Bayu dengan senyum dan memeberi selamat pada David.

"a...a..apa?" tanya Ayu dengan terbata.

"iya selamat atas kehamilan Dita,putri anda" katanya masih dengan senyuman berbeda dengan David yang hanya menatap datar putrinya yang sedang terbarin itu tampa melihat ke arah Bayu tapia iaa tetap menjabat tangan Bayu tapi tatapan tak berada pada temannya itu

"makasih Bay" katanya dengan wajah yang masih saja Datar tampa adanya ekspresi.

"ok kalau gitu aku pamit duluan ya, masih bayak jadwal visit soalnya. Sekali lagi selamat ya." Katanya kemudian dan hanya di jawab anggukan oleh David.

"yah..."kata Ayu lemah yang berhasil menyelamatkan David dari keterkejutanya. Tapi tak lama kemudian Ayu pun jatuh pingsan.

"Bun!!" katanya yang berhasil menangkap tubh Ayu, dan membawanya kearah sofa yang ada di ruang inap Dita.

"tolong kamu ambilin minyak kayu putih yang ada di tas istri saya." Kata David sambil menunjuk Nadya yang berdiri kaku di samping brankar Dita.

"i...iya om" jawabnya kaku.

"nih om" katanya sambil menyodorkan minyak kayu putih yang tadi di ambilnya dari tas Ayu. David yang melihat itu langsung saja memberikan itu di depan hidung ayu agar di hirup.

Setelah menunggu cukup lama karena Dita yang tak kunjung sadarkan diri, sahabat sahabat Dita yang sejak tadi menunggunya pun kini sudah pulang. Hanya tinggal David yang menunggu putri sulungnya itu. Karena Ayu yang juga kurang sehat harus pulang.

"Nat, kamu harus tanggung jawab."

"Maksud lo?"

"Kamu harus tanggung jawab atas perbuatan kamu ke aku."

"Hello lo pikir gue pernah ngapain sama lo hah, cuma anak gembel yang pengen numpan tenar dengan nama besar gue. Asal lo tau ya, gue cuma jadiin lo objek taruhan jadi jangan harap ada tanggung jawab." Katanya sambil menatap wanita itu dari bawah hingga ke atas.

"See, lu cuma bisa di mainin nggak berharga sama sekali. Gue nggak akan tanggung jawab kek apa yang lo bilang tadi dan gue juga sangsi itu anak gue apa bukan" katanya masih dengan senyum sinis.

"Gue bener bener nggak nyangka lo tega banget sama gue tau nggak!!" hardik wanita itu kepada laki laki yang hanya menatapnya dengan pandangan meremehkan.

"Udah puas marah marahnya? Atau mau nambah lagi? Ah gue pikir nggak usah yah. Gue terlalu baik kalau gue ngasih kesempatan lagi buat lo ngomel nggak jelas" kata laki laki itu masih dengan nada mengejeknya.

"Gue bener bener nggak nyangka lo jahat banget. Lo tuh iblis tau nggak!!"

"Nggak ada iblis setampan gue kali." kata laki laki itu dengan santainya meninggalkan wanita yang mematung mengingat semua kata kata dari laki laki tadi. Dan tanpa disadari bahwa hati gadis itu benar benar hancur, sehancur hancurnya.

"Tidak!!" Teriakan yang keluar dari bibir Dita membuat David langsung berjalan kearah putri kesayanganya itu. Kenyataan itu lagi kenapa sampai kebawa mimpi?, itu adalah kata-kata Nathan Sebulan yang lalu sebelum dia pergi.

"Siapa yang menghamili kamu?" Katanya tanpa ada basa basi sedikit pun.

"Maksud ayah?" Tanyanya heran dan bersyukur tadi hanya mimpi.

"Jangan berpura pura bodoh Dita, kamu tau segalanya."

"Tapi ak-"

"maksud saya teman kalian sedang hamil, sudah memeasuki minggu kelima jadi memang masih sangat lemah dan rentan jadi jaga kesehatan ya Dita. Saya akan menuliskan resep dan vitamin untuk kamu nanti di tebus di apotek ya."

Ah iya ia ingat sekarang apa yang membuat ayahnya marah seperti ini.

Hiks ... hiks

"Kamu pikir dengan menangis akan menyelesaikan masalah ini? Berhenti menangis dan katankan siapa ayah yang sedang kamu kandung itu."

"A ... aku nggak tau yah"

"Apa maksud kamu berkata seperti itu?"

"Aku nggak tau siapa yang hamilin aku, aku bener bener nggak tau siapa ayah dari anak yang aku kandung ini."

"JANGAN MENCOBA UNTUK MENUTUPI APAPUN DARI AYAH!!" Bentak David.

"Aku bener bener nggak tau ayah,"

"Bersumpahlah atas nama ayah Dita, ayah nggak akan marah sama kamu tapi tolong katakan sama ayah."

"Aku nggak tau."

Plak!!

Tamparan yang di layangkan oleh David membuat Dita hanya bisa pasrah karena memang ini kesalahanya.

"Anandita Rasyifa!! Kamu kebanggaan ayah. Ayah menyekolahkan kamu di sekolah terkenal agar kamu terdidik kenapa malah jadi seperti ini hah. Ayah ingin buat kamu sukses ayah nggak pernah ingin kamu menjadi orang yang salah arah seperti ayah dulu. Kenapa nak kenapa kamu mempermalukan ayah seperti ini?"

"Ya Allah, apakah dosaku di masa lalu belum bisa termaafkan hingga putriku yang harus menanggunya?"

"Ayah" lirih Dita.

"Mulai sekarang jangan pernah memanggil saya dengan sebutan nama itu lagi. Mulai hari ini kamu bukan putri saya lagi, putri saya telah mati." Kata David sebelum meninggalkan ruang inap Dita.

***

Di tempat lain Nathan yang masih saja frustasi dengan keputusan ayahnya akhirnya hanya bisa mendesah pelan dan hanya pasrah dengan apa yang akan ia putuskan malam ini, ia tak tau apkah yang di lakukanya kali ini bener atau tidak tapi ia kan mencobanya.

"yah, bun aku udah mutusin kalau aku bakal disini hanya dua minggu. Dan setelah itu aku bakal ke London apapun alasanya nggak akan ada yang bisa cegah aku buat pergi, dan aku tinggal disini hanya sampai bunda bisa lepasin aku dan aku bakal nyuruh Rafa buat balik dan dia akan ngajar di kampus disini aja."

"Terserah kamu, asal jangan nyesel dengan keputusan kamu ini," Kata Fian yan enggan menatap anak keduanya itu.

"Nggak akan," jawabnya dengan pasti.

"Yaudah kalau gitu kamu urus sendiri keperluan kamu selama di sana dan semua berkas berkas yang kamu butuhkan kamu urus sendiri, ayah angkat tangan soal itu," Katanya sambil berlalu dari hadapan Nathan tak lupa menarik bidadari surganya yang hanya diam.

"Yes!! Akhirnya aku bebas dari masalah ini thanks god," Katanya sambil melompat senang karen ia akan terbebas dari segala masalah yang akan menghantuinya.

_________

Assalamualaikum🙏

Nah sahabat aku kembali lagi, kira kira gimana nih akhir dari cerita ini?

Ada yang bisa nebak?

Baiknya sad or happy?

Kalau ada yang mau nebak sok atuh di kolom komentar di bawah😉

Tapi sebelum itu pencet bintangnya dulu ya😅

Syukron..😘

avataravatar