webnovel

Segel Cinta Zayyan

Zayyan Daviandra Arjuna atau yang akrab dipanggil Zayyan adalah siswa tampan yang paling populer sekolahnya. Namun begitu, tidak berlaku bagi siswi cantik dengan sejuta prestasi bernama Anindhita Fazila (Dhita). Keduanya tidak pernah satu pemikiran dalam hal apapun baik akademis ataupun non akademis, ada saja bahan untuk saling menyerang satu sama lain dan hal itu sudah menjadi rahasia umum. Dan sialnya, mereka terjebak dalam satu hubungan yang tidak pernah di bayangkan sebelumnya di karenakan janjinya Dhita yang akan memacari lelaki tangguh yang menolong adiknya dari sekelompok preman kampung yang ingin memerasnya beberapa waktu lalu. “Gue terima,” jawab Zayyan dengan wajah tengilnya. Ternyata dia lah lelaki tangguh yang tanpa sengaja telah menolong adek kesayangannya Dhita. Seisi aula tempat pertemuan siswa siswi baru seketika menjadi riuh, mereka bersorak sorai dan bersiul girang. Nggak ada akhlak! Dhita tau lelaki tangguh itu satu sekolah dengannya karena penuturan sang adik yang menggebu-gebu. Dan karena itulah adiknya mau satu sekolah dengannya,itu karena adiknya terlalu mengidolakan sang penolong. Nggak di sangka lelaki itu musuh bebuyutannya. “Kapan gue nembak lo?!” kesal Dhita yang di abaikan Zayyan. Apa tujuan Zayyan pada Dhita sebenarnya? Bagaimana nasib hubungan mereka? Stop atau lanjut? Temukan kisah penuh canda tawa dan airmata dalam novel ‘Segel Cinta Zayyan’ Dijamin buat ngakak dan baper parah.

worldside_11 · 青春言情
分數不夠
426 Chs

Bukan Urusan Lo!

Dalam beberapa hari terakhir Zayyan sangat disibukkan dengan urusan organisasi di sekolah, dan di rumah dia juga disibukkan dengan begitu banyak urusan kantor Ayah yang harus ia selesaikan.

Hal itu membuatnya hampir tidak pernah berinteraksi dengan orang orang diluar kelas dan organisasi, termasuk Dhita.

"Gimana urusan siswa baru yang udah daftar kemarin? mereka semua udah balikin formulir yang kita kasih?" tanya Zayyan pada Yuda. Saat ini mereka sedang berada didalam ruang latihan silat.

"Dari 124 orang yang mendaftar kemaren baru 97 orang yang mengembalikan formulir, itupun 24 orang di antaranya menyatakan kalau orang tua mereka gak setuju." jawab Yuda.

Sebagai ekskul olahraga individual, jumlah orang yang masuk sudah cukup banyak. Itu jauh lebih banyak daripada ekskul individual lain seperti karate, dan beberapa cabang seni yang ada di sekolah.

"Jadi 73 orang yang udah jelas masuk ke dalam ekskul silat?" tanya Zayyan sekali lagi, menurutnya angka itu masih terlalu banyak.

"Masih ada yang belum kembaliin formulir jadi jumlahnya bisa aja bertambah."

"Yaudah kalau gitu biar gue yang urus penyaringannya," Zayyan mengangguk.

Seperti tahun tahun sebelumnya ekskul silat harus menyaring semua siswa yang mendaftar agar saat latihan mereka tetap kondusif.

Apalagi tahun lalu siswa baru yang mendaftar ke silat meningkat pesat karena ketenaran Zayyan, persis seperti tahun ini.

Jadi untuk menghindari siswa yang tidak serius dalam pendaftaran mereka harus menetapkan beberapa standar dan disiplin agar saat mereka latihan situasi benar benar terfokus pada silatnya bukan hal lain.

"Berapa banyak yang bakal kita terima tahun ini?" tanya Yuda sambil menggaruk kepalanya.

Mereka yang mendaftar tahun ini jauh lebih banyak dari tahun kemarin, jadi tidak akan mudah menyaring orang orang yang sudah mendaftar ini.

"Kurasa sama seperti tahun sebelumnya, kita tidak bisa menerima mereka semua kan? Lagipula ruangan ini tidak akan cukup jika yang berlatih nanti lebih dari 100 orang." Dengan santai Zayyan menambahkan.

Saat mereka sedang mengobrol sambil melihat beberapa formulir yang sudah di kembalikan, beberapa orang masuk kedalam ruangan itu.

"Zayyan! gue bawain sesuatu buat lo!" itu adalah Vira, teman sekelas sekaligus gadis yang sampai saat ini masih berusaha mengambil alih hati Zayyan.

Ia datang dengan 2 orang sahabatnya yang bernama Rahel dan Nana.

"Apaan tu?" tanya Zayyan saat melihat bingkisan di tangan Vira.

"Cemilan, gue tau lo lagi sibuk ngurusin anak anak silat kan? jadi gue bawain ini deh supaya lo gak kelaparan," jawab Vira dengan gestur tubuhnya yang sedikit centil itu.

"Pas banget emang, gue gak sempet ke kantin hari ini. Makasi Vir!" tambah Zayyan sambil membuka bingkisan.

Didalamnya ada gorengan dan beberapa jajanan dari kantin. Yang paling penting didalamnya ada tempe goreng super crunchy kesukaannya.

"Nih minumannya!" sahut Rahel yang dari tadi juga menenteng bingkisan kecil.

"Untuk kita juga?" kali ini Yuda yang menjawab.

"Enak aja! gue Cuma beli 1 minuman untuk Zayyan!" dengan ketus Vira menjawab.

"Yaampun Vira! Vira! kejam banget sama kawan sendiri, nanti kuburan lo sempit loh kalau pelit sama gue,"

"Kalau pelitnya sama lo gak papa, asalkan jangan pelit sama Zayyan! bukan Cuma kuburan yang sempit, hati gue juga bisa sempit kalau gue pelit sama dia," mulai deh rayuannya.

Gak capek capek emang ni cewe buat memenangkan hati pria idamannya.

"Basi tau gak Vir! dah mending lo beliin gue minum juga sekarang, masak gue makan ga minum?" sahut Yuda yang sudah mulai kesal, sementara Zayyan hanya terkekeh kecil sambil duduk dan menikmati tempe goreng kesukaannya.

"Gue ogah!" bantah Vira.

"Yaudah Nana aja deh! Na, tolong belikan gue minuman ya?" Yuda menolehkan pandangannya ke Nana.

"Males, rame banget di kantin ntar ngantri nya lama," jawab Nana ketus.

"Yaampun, lagian kenapa gak sekalian beliin gue juga sih? masak Cuma Zayyan doang yang kalian beliin," merasa tertindas ni Yuda kalau udah kayak gini.

"Udah la Vir! lo beliin satu lagi dong, kasian tau si Yuda," tidak tega melihat sahabatnya diintimidasi oleh cewek cewek ini Zayyan turun tangan.

Tapi belum lagi Vira sempat menjawab, suara Farrel terdengar dari arah pintu ruangan.

"Halo gaess," sapa Farrel sambil menenteng bingkisan di tangannya.

"Lama banget sih rel? dari mana lo?" tanya Yuda. Ni orang udah ditungguin dari tadi tapi gak nongol nongol.

"Gue abis dari kantin bre, ni gue bawain lo mandi!" sebenarnya ini sogokan aja biar mereka berdua gak marah karena dia pigi terlalu lama.

"Katanya ke kamar mandi bentar tau tau pigi ke kantin, boong terus lu ya," jawab Zayyan sambil menarik ujung bibirnya tersenyum.

"Ya maap Za! udah haus banget gue!"

"Udah udah, sini mandinya gue udah haus banget ni." Yuda segera mengambil teh manis yang di bawa Farrel.

"Vira, Rahel, Nana? ngapai kalian di sini?" baru sadar si Farrel kalau ada tu cewek di sini.

"Bukan urusan lo!" jawab Vira.

"Yaelah Vir! gue Cuma nanya juga," Farrel mengernyitkan alis, bisa bisanya tu cewek jawab kayak gitu padahal gada masalah apa apa sama dia.

"Gue balik luan ya Za, udah mau masuk soalnya," mengabaikan Farrel yang mengajaknya bicara, Vira pamitan dengan Zayyan sebelum meninggalkan ruangan.

Saat ini waktu istirahat akan segera berakhir jadi mereka harus segera kembali ke kelas, beda dengan Zayyan dan kawan kawannya yang sudah mendapat izin untuk keluar kelas karena harus mengurus organisasi.

"Tu anak kenapa bre?" tanya Farrel penasaran.

"Mana gue tau, lagi pms kali!" sahut Yuda.

"Ni cemilan dia yang bawain?" tebak Farrel, mereka berdua dari tadi dalam ruangan jadi gak mungkin mereka yang beli sendiri.

"Iya, sebagai usaha untuk menaklukkan hati crush nya tapi kayaknya sih belum berhasil," Yuda tertawa kecil.

"Gak ngerti gue kenapa tu cewek masih ngejar ngejar lo Za!" Farrel menambahkan.

"Lah namanya gue ganteng!" sahut Zayyan dengan pdnya.

"Antara dua tuh, kalau gak lo yang ganteng, Vira yang goblok." Tawa mereka bertiga pecah.

Sementara itu di tempat lain, Dhita dan teman temannya sedang dalam perjalanan ke kelas karena waktu istirahat akan segera berakhir.

"Gue akhir akhir ini kok jarang banget liat Zayyan sama gengnya itu ya di kantin?" tanya Anjani dengan wajah penasarannya.

Beberapa hari terakhir rasanya sepi banget gitu karena Zayyan gak gangguin Dhita pas mereka lagi makan di kantin.

"Lo gak liat tadi Farrel izin keluar di jam pertama?" jawab Dina sementara Dhita hanya mendengarkan sambil melanjutkan langkah ke arah kelas mereka.

"Iya gue tau, tapi apa sih yang mereka kerjain sampek gak pernah ke kantin lagi?"

"Ngurusin pendaftaran la, lagian yang daftar di silat juga harus di seleksi lagi jadi ya mereka pasti sibuk banget, ya kan Ta?" sahut Dina.