"Hotel? Nggak pulang dong?" tanya Shireen.
"Ya, nggak. Pokoknya ke sana aja, siapin diri besok. Lo juga kan, suntuk di rumah terus." Sullivan bangkit dari duduknya.
"Uh manisnya, pengertian banget sih, Om." Shireen tersenyum centil.
"Tengilnye nggak ilang!"
"Yes!" Shireen berjingkrak kegirangan.
Sullivan terus memikirkan cara, bagaimana memulihkan ingatan Shireen. Akhirnya, ia mempunyai ide untuk menghadirkan momen menyebalkan yang sangat dibenci oleh Shireen.
Sullivan memiliki banyak cara untuk mendidik orang, karena Shireen bukan basic orang yang sekolah. Dulu, ia pun mendidik gadis itu dengan cara orang yang tidak sekolah juga. Bisa dibilang apa yang Sullivan ajarkan adalah cara frontal.
[Bos, saya mau bertemu.] Pesan dari Kendra masuk ke ponsel Sullivan, ia pun segera membalas ok dan menentukan tempat pertemuan mereka.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者