webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · 青春言情
分數不夠
268 Chs

Sebelas Area Tertarget

Saheera menerima sebuah kotak paket besar dari seorang kurir berjaket merah di beranda sepulangnya sekolah. Berat sekali paket itu, sampai Lim harus turun tangan mengambil alih. Katanya itu dari Adri dan Haikal, langsung dari Jakarta. Entah apa isinya, mereka mulai menebak-nebak.

"Ini mah pasti oleh oleh sih menurut Gue, makanan kayaknya," tebak Wibi yang sudah antusias mengambil cutter begitu paket sampai di meja makan.

"Berat banget ya? Maklum aja sih kalau buat tiga puluh orang," ujar Saheera, menunggu Wibi dan Lim yang membuka kotak misterius itu.

"Wah apa nih?" Tommy bergabung, baru saja pulang. "Kado lagi? Dari Jepang nih kayaknya," ujarnya.

"Whoaah …" seru empat orang itu usai kotak terbuka, "Bener makanan guys, makanan Jejepangan. Buat stok ini kayaknya nih," ujar Wibi. Dikeluarkannya satu per satu jenis jenis beras, minyak, mie, buah buahan kering, roti, dan berbagai sembako itu.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者