webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teen
Not enough ratings
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

"How to Win Your Designated Man"

Nalesha berdiri di depan delapan orang dengan pakaian sudah berantakan dan kotor akibat lumpur, tanah, dan pengotor lainnya dari dalam hutan. Serangkaian latihan fisik baru saja dilakukan, membuat nafas mereka itu terengah engah tak karuan, terutama seseorang yang berdiri paling depan, pun yang sekaligus menjadi fokus Nalesha saat ini.

"Kamu …" ujar Nalesha dingin dan tegas pada Dania, "Kamu ketuanya, pemimpinnya. Kenapa sampai ada yang tidak selesai latihan fisik dalam waktu yang diberikan?!" lanjutnya agak menyentak.

Dania meneguk salivanya sendiri, "Siap! Kesiapan fisik kurang!" jawabnya.

"Kalau begini saja tidak bisa bagaimana sisanya? Sudah mengeluh, menyerah duluan?!"

"Siap, tidak!"

Nalesha menghela nafasnya sejenak, melihat kembali satu per satu delapan orang yang menjadi tanggung jawabnya sepanjang kegiatan pendederan anggota Marching Band itu. Satu yang dilihat Nalesha, fisik mereka sangat lemah.

"Perhatian!"

Semua orang terkesiap, fokus pada Nalesha sepenuhnya.