webnovel

SC45 - When the Terra Falling Down

Bumi, tahun 2525 Masehi. Di masa itu kehidupan yang ada sudah sangat tidak terkendali. Kehidupan orang banyak tak lebih baik dari anjing jalanan. Seiring waktu, Bumi tak lagi bersahabat. Eksploitasi berlebihan menghancurkan semua hutan yang ada. Tanah tandus. Sungai mengering, danau menghilang, dan lautan tak lebih dari tempat pembuangan sampah raksasa di mana poluisi dan polutan bercampur baur menjadi racun mematikan. Teknologi memang sudah sangat maju, bahkan perjalanan antar bintang bukanlah sebuah kemustahilan lagi. Dan kala Bumi tak lagi bisa untuk ditinggali, para penguasa baru berbondong-bondong meninggalkan planet kelahiran mereka. Meninggalkan mereka yang tidak berdaya menunggu kematian datang menghampiri. Apakah Bumi akan benar-benar hancur? Lalu, bagaimana dengan nasib mereka yang tertinggal dalam perjuangan mencari keselamatan? Well, temukan semuanya di dalam cerita ini. Selamat membaca.

Ando_Ajo · 科幻
分數不夠
314 Chs

Keterpaksaan

"Sepertinya makanan yang kalian dapat benar-benar buruk."

"Percayalah, Dok," Ryan menyeringai kecil. "Anda pasti tidak akan mampu bertahan di sana."

"Brengsek!" Kamal tahu, Ryan mungkin sedang bercanda. Bagaimana pun, dalam keadaan terdesak, Kamal tahu pasti ia tidak akan punya pilihan. "Sudahlah. Lalu, ceritakan padaku kondisi pertambangan itu?"

"Tidak buruk," ujar Ryan. "Bagian-bagian tersulit, tempat-tempat sempit, celah-celah begitu memang kami yang harus memecah bebatuan itu. Selebihnya, dikerjakan oleh robot-robot pekerja."

"Sepertinya memang tidak terlalu buruk."

"Tidak juga," sanggah Ryan. Dan sebentar saja, makanan di atas piring telah ludes ia santap. Lalu mereguk air di dalam cangkir hingga tak bersisa.

"Maksudnya?"

"Waaow," Ryan melepas napas lega. "Makasih, Dok. Makanannya sangat nikmat."

"Tidak masalah," Kamal geleng-geleng kepala. Dagu, leher, dan dada pria berkacamatan itu basah oleh air minum yang tercecer dari cangkir saat ia minum tadi. "Terus?"

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者