Dinginnya udara di pagi hari yang sangat menusuk,tidak menyurutkan langkah kaki gadis itu untuk tetap bersabar menunggu angkutan kota yang akan membawanya ke Terminal angkutan umum Kota Cikarang.
Sebelum dia melanjutkan perjalanannya dengan Bus Kota menuju kampus tercinta tempatnya belajar dan menimba ilmu yang menjadi cita citanya sejak dia kecil hingga menginjak dewasa.
Padahal sejak dari semalam ayah dan ibu sudah menyuruh Aira untuk berangkat ke Jakarta dengan diantar oleh salah satu sopir dari desa yang biasa dimintai tolong oleh pak Zainal,ayahnya Aira.Akan tetapi Aira menolaknya dengan halus dan sopan,
Aira tidak ingin merepotkan orang lain dan dia masih bisa pergi sendiri kecuali apabila Aira merasa terdesak dan kesiangan.
Tak lama kemudian angkutan kota tersebut berhenti dihadapannya,bapak sopir itupun berteriak dengan suara serak yang sudah menjadi cirikhas nya,"Ayo neng masih ada
yang kosong....empat enam...empat enam...
Cikarang.....Cikarang.....Cikarang...."!!!!
Dengan cepat gadis itupun masuk ke dalam mobil angkutan kota sambil menundukkan
kepalanya dan mengambil tempat duduk
dibelakang pak sopir.Hanya ada lima orang penumpang termasuk dirinya dalam mobil angkutan kota itu,sehingga gadis itu dapat bernafas dengan lega dan dia tidak terlalu berhimpitan dengan para penumpang yang lainnya.Aira dengan sopan menyapa para penumpang yang sudah duduk didalamnya terlebih dahulu sebelum Aira datang,dan tersenyum kepada mereka dengan ramah.
"Mau berangkat kuliah neng Aira...?tanya salah satu penumpang wanita separuh baya yang sudah mengenal Aira sejak lama.
"Iya benar bu.....ibu mau kepasar juga?" Aira menjawabnya dan balik bertanya.
"Iya neng,mau belanja ikan dan sayuran! lagi ada pesanan catering"sahut ibu tadi yang belakangan dikenal oleh Aira dengan panggilan ibu Mirah,salah seorang penyedia jasa catering dan aqiqah.
"Kenapa tidak diantar dengan mobil ayah saja neng Aira?pastinya lebih cepat dengan kendaraan sendiri..."sambung bu Mirah.
"Tidak apa apa bu,saya lebih suka begini....
tidak ingin merepotkan ayah dan ibu...."
jawab Aira dengan santai dan sopan.
"Memang benar neng.....kalau tidak begini kita tidak bisa mengobrol ya,neng!hehehe"
balas bu Mirah.
Aira Salsabila adalah gadis yang cantik dan manis,seorang mahasiswi semester lima di salah satu Universitas Negeri yang terkenal di Ibu kota Jakarta.Aira merupakan anak pertama dari pasangan Zainal Arifin dan Siti Mutiah,Aira mempunyai seorang adik
laki laki yang bernama Aiman Alghifari dan masih duduk dibangku kelas tiga Sekolah Menengah Atas.
Ayahnya Aira adalah seorang Kepala desa "Silih Asih"yang sangat jujur dan sangat bersahaja,sedangkan ibunya,Siti Mutiah hanyalah seorang ibu rumah tangga yang sangat berbakti kepada suaminya dan akan mendampingi suaminya jikalau ada acara acara tertentu di desa yang dikepalai oleh suaminya Zainal Arifin atau menemaninya bila ada acara undangan dari desa desa tetangga disekitar wilayahnya.
Selalu ada semangat baru,setelah gadis itu pulang kerumahnya.Dimana Aira bertemu dengan keluarganya,sepupunya dan juga para sahabat sahabatnya,mereka bermain bersama sambil mengenang masa kecilnya.
Terkadang mereka memasak dan makan siang bersama disaung keluarga yang ada ditengah tengah sawah yang tidak seberapa jauh dari rumahnya.Sawah yang dikelilingi dengan tumbuhan padi pada setiap jalan disisi kanan dan kirinya,dan padi tersebut sudah mulai menguning dan sebentar lagi akan segera dapat dipanen.
Aira tinggal di tempat kostnya dan akan pulang kerumahnya dalam tempo sebulan
sekali.Biasanya Aira hanya tinggal dua hari saja dirumah,sabtu sore Aira tiba dirumah,
dan akan kembali ke tempat kostnya pada hari Senin pagi setelah menunaikan sholat subuh berjamaah dengan ayah dan ibunya serta adiknya Aiman yang sangat disayangi Aira,dan biasanya Aira akan sampai disana beberapa waktu sebelum mata pelajaran kuliahnya dimulai.
Aira gadis yang sangat pintar,ramah dan supel,dia juga pandai bergaul dengan siapa saja,tidak heran jika dia memiliki banyak teman dilingkungan sekitar rumah tinggal maupun dilingkungan kampus dan tempat kostnya.Aira tidak segan segan membantu orang lain yang sedang kesusahan dalam pelajaran atau masalah lainnya.Gadis itu juga tidak pelit terhadap ilmu yang telah dimilikinya,dengan senang hati dia akan membantu siapapun dihadapannya.
Setelah dua jam perjalanan,Aira sampai di tempat kost,Aira menaruh paper bag yang dibawanya dari rumah lalu dia beristirahat sebentar sambil menata kerudungnya yang kurang rapi akibat lamanya diperjalanan dan memoleskan lipgloss di bibir mungilnya. Pagi ini Aira memakai rok panjang dengan bunga bunga besar,perpaduan antara biru, hitam dan orange dengan kemeja warna merah bata dan jilbab yang senada dengan warna kemejanya.Aira terlihat sangat imut dan manis dengan wajahnya yang sangat cerah kontras dengan outfitnya hari ini.
Aira berjalan menuju ke kampusnya yang
terletak diseberang jalan tempat kostnya.
Wajahnya yang cantik dan imut,senyuman manisnya yang menawan dan perilakunya yang sopan dan ramah pada semua orang,
membuat Aira dikenal oleh para mahasiswa dan para dosen diseluruh kampusnya.
Akan tetapi hal itu tidak membuat dirinya berbesar kepala dan tinggi hati,Aira tetap menjadi gadis yang bersahaja dan luwes dalam bergaul.Meskipun banyak mahasiswa dan kakak tingkatnya yang berusaha untuk mendekatinya,Aira tak bergeming sama sekali.Aira hanya memfokuskan diri pada mata pelajaran kuliahnya saja,Aira belum mendapatkan sinyal yang kuat dalam hal menerima dan berbagi perasaan dengan lawan jenisnya.
Tujuannya hanya satu pada saat ini,yaitu cepat selesai kuliah dan bisa mendapatkan gelar sarjana dengan nilai nilai yang baik yang menjadi kebanggaan kedua orang tua dan seluruh keluarga besarnya.Aira ingin kembali ke rumahnya setelah lulus kuliah dan membantu ayahnya membangun desa Silih Asih agar menjadi desa percontohan yang baik,yang patut diteladani oleh desa lain yang berada disekitarnya.Tentu saja dengan berbekal ilmu yang dimiliki olehnya pada saat ini.
Meskipun Aira adalah seorang gadis desa,
Aira memiliki berbagai wawasan yang luas dalam ilmu pengetahuan dan kemajuan sebagai seorang wanita yang mandiri.Ilmu pengetahuannya diseimbangkan dengan ilmu agama yang sudah ditanamkan oleh orangtuanya sejak kecil.Bahkan Aira sering melakukan study perbandingan tentang ilmu pengetahuan tersebut dan banyak berdiskusi dengan kakak tingkatnya yang lebih senior.
Aira tidak pernah merasa malu dan lelah untuk bertanya tentang prihal apa yang belum diketahui oleh dirinya dan banyak belajar serta membaca buku,Aira memiliki semangat juang yang sangat tinggi hingga Aira menjadi gadis yang berprestasi.Aira tidak kalah dengan gadis gadis dari kota lainnya dalam hal kecerdasan,yang dapat membedakan mereka adalah hanya dari segi penampilan dan keimanannya serta attitudenya saja.
☆☆☆☆☆