Rumah pak Zainal Arifin kepala Desa Silih Asih itu kembali ramai,oleh keluarga besar kakek haji Abidin serta kerabat dekat lain. Pak kepala desa itu mengadakan pengajian keluarga menjelang kepindahan Aira yang menjadi primadona desa ke rumah dokter Arya mertuanya.
Aira memakai gamis berwarna putih tulang, kerudung hitam serta make up natural dan polesan lipstick dibibirnya yang sensual itu. Sedangkan Ihsan suaminya memakai baju berpasangan dengan gamis Aira.Pasangan itu sangat serasi dan membuat iri mereka yang melihatnya.
Acara pengajian yang diadakan pada hari sabtu malam minggu itu dilakukan secara sederhana,tapi berlangsung meriah dengan kehadiran kakek dan nenek serta beberapa orang staf desa yang selalu siap membantu acara atau kegiatan lain yang diadakan dirumah kepala desa.
Ustadz Muhsin menyampaikan ceramahnya dan beberapa tips bagi pasangan suami istri atau pasutri dalam membina rumah tangga yang bahagia kepada pengantin yang baru menikah seminggu lalu itu.Menurut ustadz Muhsin dalam ceramahnya sebagai berikut,
"Rumah tangga bahagia adalah dambaan bagi setiap pasangan yang sudah menikah. Rumah tangga yang bahagia sudah barang tentu tidak dapat terjadi tanpa adanya proses dan pembelajaran dari tiap masing masing pasangan.Hal ini disebabkan karena kebahagiaan dalam rumah tangga bahagia bukanlah sebagai hasil yang instan dan tiba tiba,melainkan melalui tahapan tahapan yang membutuhkan jatuh bangun usaha dan perjuangan."
"Islam memerintahkan agar manusia yang menikah itu,hendaknya mengurus keluarga agar tercipta rumah tangga yang sakinah, mawaddah,dan warahmah.Tentu bukan hal yang mudah,namun bukan berarti sulit... Yang jelas rumah tangga sakinah adalah proses yang berkelanjutan,harus dijaga dengan baik dan dipertahankannya bukan sekali atau dua kali tercapai,tapi dipupuk terus menerus dengan cinta dan kasih sayang oleh setiap pasangan yang sudah menikah."
Acara berjalan dengan lancar,dan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin sendiri oleh kakek Abidin dengan penuh khidmat. Kakek mendoakan agar rumah tangga Aira selalu mendapat keberkahan,kebahagiaan dan rahmat didunia dan akhirat.Kakek juga berdoa semoga Aira dan Ihsan segera memberikan seorang cucu untuk pak kepala desa dan cicit untuk dirinya.Doa kakek itu diaminkan oleh seluruh anggota keluarga.
Suasana makan bersama dirumah itu ramai dengan gelak tawa dan celoteh kakek yang selalu menggoda cucu dan menantunya itu. Kakek juga menggoda pasangan lain yang lebih tua hingga mereka terpingkal pingkal oleh ulah kakek.Nenek yang duduk didekat kakekpun ikut tertawa lepas dan bahagia.
"Nak dokter,sudah berhasil belum menjebol gawang Aira?"seloroh kakek tiba tiba sambil menyenggol lengan Ihsan.Dokter muda itu menjadi grogi dan terbatuk batuk,Ihsan
tak menduga mendapat pertanyaan dari kakek yang to the point itu.Sehingga kedua pipinya memerah.
"Iiihhh Kakek.....apa apaan sih tanya yang aneh kayak gitu,"Aira memprotes kakeknya dengan raut muka masam dan cemberut.
"Kakek cuma ingin tahu cantik,suami kamu itu tokcer atau tidak"hehehe,suara tawa kakek disusul oleh gelak tawa yang lain.
"Hahahahah..."yang lain ikut tertawa.
"Sudahlah kek...jangan ganggu Aira terus"
Pak kepala Desa yang duduk disamping ibu dan Aiman,menimpali gurauan kakek dan membela putrinya,dia khawatir Aira akan ngambek sama kakeknya.
Mereka terus menggoda kedua pengantin baru itu seakan akan tiada habisnya,tetapi Aira dan Ihsan tetap bersikap tenang dan menikmatinya,walaupun ada pertanyaan yang bersifat pribadi,mereka tidak perlu menjawabnya.Aira dan Ihsan menanggapi dengan tersenyum renyah.
Sebagian kerabat Aira berbisik bisik mereka mulai bergosip,terutama ketiga perempuan yang duduk di sudut teras samping.Salah satu diantara mereka nampak iri dengan keberuntungan Aira.
"Beruntung sekali ya,si Aira...."wanita yang memakai kacamata dan memakai kerudung ungu itu membuka obrolan.Pantas saja dia tidak mau dengan pemuda disini,ternyata sudah pacaran dengan sahabat kecilnya. Lagipula orangtuanya dokter muda itu lebih kaya dan terkenal."ucap wanita itu ketus.
"Ya iyalah,mereka juga beruntung sekali mendapatkan Aira,orangnya cantik,pintar, sopan dan ramah,juga tidak sombong."
Wanita paruh baya yang bernama Halimah itu menanggapinya."Ngomong ngomong,Aira pindah kerumahnya sendiri atau kerumah mertuanya?"tanya perempuan yang pakai kerudung merah."Kalau yang saya dengar sih,tinggal bersama dengan mertuanya itu karena suami Aira anak bungsu..." Tukas wanita yang agak gemuk itu yang diketahui bernama Ratna.
"Ohh,jadi tinggal dipondok mertua indah" kata wanita berkacamata yang diketahui bernama Midah itu,seolah olah mengejek.
Mereka bertiga terus saja bergosip,sampai acara itu berakhir dan orang orang mulai pergi meninggalkan rumah itu satu persatu.
Ibu memberikan sebuah bingkisan kepada kerabatnya yang datang mengikuti acara pengajian.Ketiganya berpamitan kepada keluarga kepala desa,dan menerima satu bingkisan dari ibu,mereka segera pulang denga tergesa gesa.
Setelah acara pengajian selesai,Aira dan
Ihsan masih mengobrol dengan kakek dan neneknya serta Aiman di ruang keluarga. Ayah dan ibunya masih di pendopo bersama beberapa staf nya,tak lama kemudian ayah dan ibu masuk dan duduk dekat Aira.
Kakek dan nenek akan menginap di rumah itu,mereka tidur dikamar Aira yang dulu. Kakek dan nenek serta kerabat lain akan mengantar Aira besok pagi,dan berkunjung kerumah besan.
Aira dan Ihsan masuk ke dalam kamarnya di paviliun rumah,setelah ibu menyuruhnya untuk beristirahat.Aira mengganti bajunya dengan daster batik warna pink,sementara itu Ihsan melepas baju dan menggantinya dengan kaos oblong putih dan celana boxer.
Ihsan dan Aira sudah naik ke atas tempat tidur,mereka merebahkan dirinya diatas kasur yang empuk itu,jemari mereka saling bertautan dengan erat.
"Mas,kamu capek yah?"tanya Aira manja.
"Tidak sayang,memangnya kenapa," Ihsan balik bertanya sambil mengelus rambut Aira
"Tidak apa apa mas,cuman tanya koq!
"Serius nih,tidak apa apa?" Ihsan mulai menggoda istrinya.
"Lama kelamaan,kamu makin jahil deh!" Aira mencubit lengan Ihsan perlahan.
"Aduh!"Ihsan menjerit pura pura sakit.
Aira dengan spontan menutup mulut Ihsan dengan telapak tangannya,Aira khawatir kakek dan ayah mendengar Ihsan teriak. Ihsan segera menangkap tangan Aira,mata keduanya bertemu.Ihsan menatap dengan tajam wajah Aira yang cantik alami,Ihsan segera melumat bibir Aira dengan lembut dan intens,Aira segera membalasnya sambil melingkarkan tangannya dileher Ihsan. Sepasang suami istri itu saling memburu bercocok lidah,sehingga mereka kehabisan nafas.
Pasangan yang romantis itu tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan dihadapan mereka,dengan foreplay yang sangat alami kedua muda mudi itu segera melampiaskan gairah mereka yang selalu menggebu gebu.
Ihsan sangat bahagia memiliki istri seperti Aira,yang sangat keibuan dan pengertian. Aira memberikan haknya tanpa dia minta.
Airapun menjalankan semua kewajibannya sebagai seorang istri dengan hati yang tulus dan ikhlas.Sehingga ikatan cinta diantara mereka semakin kuat dan dahsyat.
Ihsan dan Aira terlelap sambil berpelukan, tubuh mereka berada dalam satu selimut. Udara diluar sangat dingin,hujan turun dengan sangat lebat. Ihsan mempererat pelukannya,membuat tidur Aira semakin nyaman.Merekapun terbang kealam mimpi yang indah,detak jam di dinding menjadi saksi abadi.
☆☆☆☆☆