webnovel

Avatar

Semilir angin berhembus, suasana lembab minggu pagi berawan kelam. Aaron mengunjungi makam orang tuanya di pemakaman umum di atas bukit selatan kota Arcmont. Ia tak sempat menyaksikan proses pemakamannya, karena saat itu masih tak sadarkan diri.

"Ini sudah hampir tiga jam kau termenung di sini." Ucap Doktor Z menemani Aaron.

"Biarkan aku di sini." Sahut Aaron yang duduk di depan nisan.

Doktor Z lalu berjalan pulang, "kembalilah ke toko, aku akan memberitahumu sesuatu." Ujar Doktor Z dari kejauhan.

Sinkentro, toko barang antik milik Doktor Z yang kini berusia 13 tahun. Walaupun jarang ada pengunjung, Toko itu tetap hidup dengan dana yang dari hasil royalti beberapa hak paten penemuannya.

"Bagaimana keadannya?" Tanya Jean.

"Masih seperti biasanya." Jawab Doktor Z sambil menggantung jaketnya di sudut ruangan.

Hari ini Jean ada jadwal untuk menjadi interogator dalam kasus Marc. Dengan motornya, ia menuju rutan tempat Marc ditahan. Sementara Jean pergi, Aaron kembali.

"Hei, Aaron. Apa kau tahu soal Avatar?" Tanya Doktor Z sambil mengelap debu barang-barangnya.

Avatar adalah makhluk yang tercipta dari refleksi jiwa penggunanya. Walaupun belum ada yang menjumpai bentuk lainnya, tetapi tidak semua berbentuk seperti monster. Jean telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berurusan dengan para kriminal yang menggunakan Avatar. Mereka menggunakan kemampuan itu untuk merusak, melukai orang, dan menghancurkan kota dengan tujuan yang berbeda-beda.

Aaron, meskipun diduga tak memiliki Avatar, tapi ia memiliki kemampuan spesial misterius yang bisa menyerap Avatar orang lain. Kemampuan itu menjadi berbahaya karena selain membuat pengguna Avatar yang diserapnya mati, juga semakin sering ia gunakan, organ-organ tubuhnya akan semakin cepat rusak. Kekuatan yang terlampau kuat.

Doktor Z menjelaskan dengan panjang lebar mengenai Avatar, Aaron tampak memerhatikan penjelasannya sambil beristirahat di kursi sambil menyalakan televisi, "Lalu bagaimana dengan Jean?"

"Oh dia, sudah sejak lama dia ditugaskan oleh satuan kepolisian sebagai agen independen untuk mengontrol kasus-kasus Avatar. Dulu dia berempat dengan beberapa temannya, tetapi mereka semua tewas dalam tugasnya." Jelas Doktor Z.

Awan mendung masih menyelimuti langit, Jean menemui Marc di ruang interogasi bersekat kaca.

Ditemani cahaya lampu yang redup, tanpa berlama-lama, ia langsung menanyakan hubungan Marc dengan Daniel. Berhubung jarak antar kasus yang tidak terlalu jauh, Jean merasa mereka punya keterkaitan.

Kondisi Daniel saat ini tidak diketahui, jasadnya hilang di tempat kejadian. Satu-satunya sumber informasi saat itu melalui rekaman CCTV dari seberang rumah Aaron. Tetapi berkas rekaman itu terhenti ketika jasad Daniel masih ada.

"Daniel siapa? Aku tidak mengenalnya. Yang kulakukan kemarin tidak ada hubungannya dengan siapapun." Jawab Marc heran.

"Lalu katakan apa tujuanmu sebenarnya?" Tanya Jean dengan nada agak memaksa.

Dengan tangannya yang masih terborgol, Marc pun menjelaskan tentang tujuan dia membuat kerusuhan kemarin. Menolong orang lain, masih sama seperti sebelumnya. Jean juga masih tidak paham dengan motifnya, Marc menambahkan kalau dia seperti memiliki kepribadian lain yang dikontrol oleh Avatarnya. Apa yang dilakukan oleh Svier sama sekali di luar kendalinya. Yang ia bisa lakukan hanyalah membantu orang-orang yang terluka akibat serangan Svier.

"Lalu kenapa kau tidak menghentikannya? Kau bisa menarik Avatarmu, kan? Seperti yang kau lakukan ketika monster bodohmu itu hampir mati."

"Begini, sudah kubilang dia tak bisa kukontrol. Jika aku memaksa menariknya kembali, yang ada dia akan keluar lagi. Aku berterima kasih padamu karena sudah membuatnya babak belur."

Jean pun mulai menanyakan hal-hal lain yang berkaitan, serta seorang pria bernama Charles.

Jam menunjukkan pukul 7 malam, waktunya toko tutup. Malam hari di kawasan downtown kota Arcmont cukup rawan. Hanya sedikit toko yang buka hingga larut malam.

Setelah melalui proses penyidikan yang panjang, konferensi pers tentang penyerangan hutan kota disiarkan melalui kanal televisi lokal, terlihat Marc dengan tangan terborgol, pengamanan oleh beberapa personil kepolisian, serta Jean sebagai agen independen menjelaskan tentang motif penyerangan.

Aaron dan Doktor Z menonton konferensi pers itu dari televisi di ruang laboratorium. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, listrik tiba-tiba padam. Tak hanya di lingkungan sekitar toko, tapi satu kota. Konferensi pers pun tertunda ditengah jalan.

Seluruh infrastruktur kota berhenti, semua kegiatan terhambat, Arcmont seperti kota mati. Hingga pukul 9 malam, listrik belum pulih. Sahut-menyahut suara sirine terdengar dari kejauhan, Departemen Energi setempat dibantu oleh Pemadam Kebakaran menelusuri penyebab terjadinya pemadaman listrik.

Warga kota berbondong keluar ke jalanan, untungnya malam itu bulan purnama. Sinar bulan yang cukup terang setidaknya membantu penglihatan orang-orang walau tanpa senter. Di dalam kesunyian itu, semua media elektronik tiba-tiba menyala. Tampak siluet seorang wanita tayang di televisi, ponsel, serta di videotron.

"Haahahaha... Kota ini sekarang dalam genggamanku. Percuma saja kalian mencari cara menghidupkan listrik kembali, karena akulah yang mengacaukan arus listrik kota ini. Jean Maxwell, Doktor Z, dan bocah dari puing-puing, ini adalah konsekuensi dari ulah kalian." Dengan tertawa sengau, wanita itu memberi peringatan.