Se Gun dengan kasar bertanya mengapa Mo Nan Hee ada disini. Mi Joo bingung karena dipanggil dengan nama Nan Hee. Nan Hee asli masuk ke ruangan dan kaget karena melihat Mi Joo dan Se Gun saling bertemu.
"Kang Mi Joo," panggil Se Gun pada Nan Hee asli. Mi Joo asli terkejut.
Mi Joo-ah," panggil Nan Hee kaget. Giliran Se Gun yang bingung dan melihat mereka berdua. Mereka bertiga saling bertatapan.
Nan Hee segera mematikan lampu ruangan. Ruangan menjadi gelap total dan Nan Hee segera menarik tangan Mi Joo keluar. Se Gun berteriak memanggil Nan Hee.
Nan Hee membawa Mi Joo ke sebuah tangga. Mi Joo bingung dan bertanya apa yang terjadi? Dia memberitahu kalau dia kesini karena Tae Hyun bilang Nan Hee ada disini. Tapi, kenapa Nan Hee mematikan lampu dan dia memanggilku Nan Hee?
Nan Hee menangis. "Mi Joo-ah."
"Kamu tidak sehat? Mo Nan Hee…"
"Kamu bilang ingin melakukan sesuatu untukku," ujar Nan Hee tajam. Mi Joo menatapnya bingung.
Se Gun berlari keluar mencari Nan Hee. Nan Hee muncul dan Se Gun segera menghampirinya. Dia bertanya apa yang terjadi.
"Hai, aku Mo Nan Hee," ujar Mi Joo.
Se Gun bingung melihatnya, "Aku tahu."
Mi Joo terkejut. Dia ingat permintaan Nan Hee adalah memintanya untuk menjadi Mo Nan Hee.
Se Gun bertanya kenapa Nan Hee terus-terusan menghilang? Dia pikir tadi Nan Hee sudah pulang Mi Joo berbohong kalau dia memang sudah pulang, ganti baju dan kembali lagi kesini. Se Gun tambah bingung karena tadi katanya Nan Hee sakit. Mi Joo membenarkan kalau dia memang sakit tetapi tadi 'Mi Joo' membutuhkan teman bicara dan dia tidak bisa menolaknya. Karena mereka sudah menjadi teman baik sejak TK.
Flashback
Nan Hee menjelaskan kepada Mi Joo segalanya. Dia memberitahu kalau wanita idaman Se Gun terlihat seperti Mi Joo sehingga dia melihat Nan Hee (dengan cincin) adalah Mi Joo. Mi Joo tidak percaya mendengarnya.
Flashback END
Se Gun marah karena tidak diberitahu. Mi Joo berbohong kalau ponselnya mati. Dan Se Gun bertanya dimana 'Mi Joo'? Mi Joo berbohong kalau 'Mi Joo' (Nan Hee) sudah pergi. Dan dia mengajak Se Gun untuk pergi makan karena lapar.
Flashback
Nan Hee memberitahu kalau Se Gun berpacaran dengannya karena berpikir aku terlihat sepertimu. Dan Nan Hee takut kalau Se Gun akan terluka jika tahu kebenarannya. Nan Hee memohon agar Mi Joo menolongnya.
"Ketika aku berkata aku akan melakukan sesuatu untukmu, maksudku…."
"Aku mohon, Mi Joo."
"Hhhh…. dengan syarat."
"Apa itu.?"
"Jika aku jatuh cinta kepadanya, kita akan ceritakan kebenarannya," ujar Mi Joo. Nan Hee terhenyak. "Aku tidak bisa berpacaran selamanya dengan berpura-pura menjadi orang lain."
"Baik. Aku akan menceritakan kebenarannya jika itu terjadi."
"Tapi, seberapa dekat kalian? Jika aku berpura-pura menjadi dirimu, aku dapat melakukan apapun dengannya mulai hari ini, kan? Aku dapat memegang tangannya, menciumnya, dan bahkan tidur dengannya, kan?"
Nan Hee terdiam mendengar perkataan Mi Joo.
Flashback END
Nan Hee melihat kepergian Mi Joo dan Se Gun dari jendela di ruang kantin. Dia terlihat sedih.
Byun Tae datang menghampiri Nan Hee dengan baju yang basah kuyup. Nan Hee menyadari hal itu.
"Aku rasa cincin itu jatuh ke saluran. Aku sudah berbicara dengan pemilik tempat ini. Mari menunggu sedikit," beritahu Byun Tae.
Nan Hee memperhatikan penampilan Byun Tae. Dia melihat wajah Byun Tae yang masih basah dan keringatnya. Nan Hee menangis. Byung Tae jadi cemas melihatnya.
"Maafkan aku. Tae Hyun, terimakasih dan maaf," isak Nan Hee. Byun Tae memeluknya.
Keesokan harinya,
Se Gun pergi berkencan dengan Nan Hee (Mi Joo asli). Mereka melihat musisi jalanan dan Se Gun memandang Nan Hee (Mi Joo). Mi Joo bertanya ada apa?
"Di kolam renang, kamu bertanya padaku, apa yang akan kulakukan jika kamu tidak cantik."
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Mi Joo.
"Itu tidak mungkin. Bahkan pori-pori mu saja cantik," puji Se Gun. Mi Joo mengenggam, tangan Se Gun erat.
Nan Hee sedang berada di tempat bermain dengan On Hwa. Mereka bermain tembak-tembakkan dan Nan Hee selalu mengenai target. On Hwa sampai kagum melihatnya. Di tengah permainan, Nan Hee teringat perkataan Mi Joo yang bertanya kalau dia bahkan boleh tidur dengan Se Gun, kan? Nan Hee semakin semangat menembak.
Nan Hee mengambil hadiahnya yang adalah sebuah boneka teddy bear besar. Dia menangis.
Byun Tae menerima telpon. Byun Tae senang mendengarnya dan berkata kalau dia akan segera ke sana.
Se Gun mengantar Nan Hee (Mi Joo) ke tempat pemberhentian bus. Mi Joo heran dan bertanya apa mereka akan segera pulang? Se Gun menjawab kalau Nan Hee kan selalu pulang kerumah jam 6sore. Mi Joo langsung kesal dan menyembut Nan Hee yang sangat membosankan. Mi Joo memberitahu Se Gun kalau mereka bisa bersama lebih lama.
"Mengapa kita tidak mengedarai sepeda di sepanjang sungai Han?" ajak Se Gun.
"Aku mengenakan high heels."
"Bagaimana dengan ke tempat steak yang pernah kita datangi?"
"Aku lagi diet. Tidak makan setelah jam 6sore. Tidak dapatkah kita melakukan sesuatu yang berkelas dan lebih menyenangkan? Ah, ada bar baru di Itaewon. Kamu ingin kesana?"
Se Gun cuma diam dan menatap heran pada Nan Hee (Mi Joo).
"Kenapa kamu menatapku?" tanya Mi Joo.
"Ini hanya… kamu berbeda dari biasanya."
"Kamu tidak suka?"
Se Gun tersenyum. "Kamu berbeda dari biasanya, tetapi kamu tetap cantik." Mi Jo tersenyum mendengarnya.
Nan Hee berlari dalam hujan dengan hadiah bonekanya. Dia menunggu di depan cafe. Nan Hee teringat perkataan Se Gun dulu yang bilang akan mengantarnya pulang tidak peduli hujan atau salju. Nan Hee sedih mengingat kenangan itu.
Di seberang jalan, Se Gun lewat sambil memayungi Nan Hee (Mi Joo) sambil terenyum. Nan Hee melihatnya, dan segera menyembunyikan wajahnya.
Dia terus menatap mereka hingga hilang dari pandangannya. "Park Se Gun. Kamu sedang tersenyum. Kamu brengsek."
Keesokan harinya,
Byun Tae sedang menggelindingkan cincin Nan Hee. Ternyata telepon yang diterima kemaren adalah mengenai cincin itu yang sudah ditemukan.
Deuk Chan datang dan melihat cincin itu. Dia mengambilnya dan Byun Tae menghentikannya. Deuk Chan berkata kalau dia hanya melihat dan tidak akan menghilangkannya. Byun Tae teringat perkataan Nan Hee yang memberitahu kalau cincin itu dipasangkan ke jari seseorang, orang itu akan terlihat seperti gadis impiannya.
Byun Tae jadi penasaran dan ingin mencobanya. Dia meminta tangan Deuk Chan dan memaksa memakaikan cincin itu walaupun Deuk Chan menolak. Cincin terpasang.
Pandangan mata Byun Tae pada Deuk Chan berubah. Deuk Chan jadi takut melihat tatapan mata Byun Tae dan bertanya ada apa dengan wajahnya.
"Kamu cantik," jawab Byun Tae. Deuk Chan bungung dan melihat sekeliling.
"Sekarang aku tahu siapa gadis impianku," lanjut Byun Tae. Deuk Chan benar-benar bingung.
Byun Tae berjalan mengedap-endap menghampiri seorang gadis yang memakai topi dan berjalan menunduk. Itu adalah Nan Hee. Dia meletakkan sesuatu di tangan Nan Hee.
"Ini hadiah untukmu," ujar Byun Tae. Nan Hee membuka tangannya dan melihat apa yang diberikan Byun Tae padanya. Cincin pusaka.
Nan Hee langsung meloncat memeluk Byun Tae. Dia memuji Byun Tae adalah pria terbaik didunia dan dia juga sudah menyelamatkannya dan keluarganya. Nan Hee segera berlari meninggalkan Byun Tae. Byun Tae cuma bisa memandang dalam diam kepergian Nan Hee.
Nan Hee pulang dan terkejut melihat Ayah didepan rumah baru pulang dari dinas luar kotanya. Nan Hee mencari kesempatan dan segera berlari kedalam rumah ketika Ayah sibuk mengeluarkan barang dari dalam taksi.
Nan Hee berlari masuk ke rumah dan dengan panik memberitahu Ibu kalau Ayah sudah pulang. Ibu malah terlihat tenang-tenang saja. Nan Hee yang panik dan memberitahu kalau dia sudah menemukan cincin.
Nan Hee memberikan cincin pada Ibu tapi malah tergelincir masuk ke bawah meja makan. Mereka berdua langsung panik merangkak ke bawah meja mengambil cincin. Ayah sudah masuk ke rumah.
Ayah mulai mencari Ibu. Ibu sudah menemukan cincin dan menyapa Ayah dari bawah meja. Ayah memuji Ibu yang semakin cantik. Nan Hee menghela nafas lega. Dia tidak menyadari Ayah yang memberi kode mata pada Ibu.
Keesokan harinya,
Nan Hee makan berdua dengan Byun Tae di depan minimarket. Byun Tae bertanya apa yang akan dilakukan Nan Hee sekarang setelah menemukan cincin tersebut?
"Mi Joo adalah pacar Se Gun sekarang," beritahu Byun Tae.
Nan Hee menunduk. Dia menghela nafas. Sebuah pesan masuk ke ponselnya yang memberitahu kalau pesanan akan di antar kepadanya besok. "Aku sangat ingin memberikan ini padanya," ujar Nan Hee.
"Apa itu?"
"Tae Hyun. Apakah aku orang jahat jika aku bertemu Se Gun dengan mengenakan cincin itu?"
"Apa?"
"Hanya untuk satu jam. Aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal. Aku hanya ingin memberitahunya untuk menjaga dirinya dan memberikan hadiah. Hanya itu. Apa itu tetap membuatku menjadi orang jahat?"
Byun Tae tidak tahu harus menjawab apa.
Keesokan harinya,
Nan Hee berdandan cantik dan mengenakan pakaian bagus. Dia menyemprotkan parfum ke badannya dan mengenakan cincinya. "Ini akan menjadi yang terakhir kalinya. Terakhir kalinya," ujar Nan Hee pada dirinya sendiri.
Nan Hee menunggu didepan kampus Se Gun. Se Gun melihatnya dan menyapanya. Dia senang melihat Nan Hee beauty dan bertanya kapan dia datang? Apa sudah menunggu lama? Nan Hee tidak menjawab dan mengajak Se Gun untuk ke suatu tempat dengannya.
"Tunggu," pinta Se Gun. Dia mulai mencium badan Nan Hee beauty. "Ini bagaimana biasanya wangimu. Kamu memiliki wangi yang berbeda kemaren." Se Gun bahkan melihat sepatu Nan Hee beauty. "Kamu tidak mengenakan high heels hari ini. Ini Mo Nan Hee yang aku kenal. Mengapa kita tidak bersepeda di sepanjang sungai Han? Setelah itu, kita bisa minum. Bagaimana menurutmu?"
"Aku tidak bisa melakukan itu," ujar Nan Hee pelan. Se Gun mengira Nan Hee beauty tidak mau, tapi Nan Hee membantahnya dan mengajak Se Gun melakukan semua itu.
Mereka mulai bersepeda dengan bahagia. Mi Joo terus menelpon Se Gun tetapi Se Gun tidak menyadarinya. Mi Joo sampai heran. Selesai bersepeda, mereka duduk di pinggir sungai Han dan minum bir kaleng bersama. Se Gun mengajak Nan Hee beauty untuk sering datang kesini. Nan Hee beauty menyetujuinya.
"Park Se Gun, dapatkah kamu memelukku?"
"Aku hanya memeluk gadis cantik," jawab Se Gun dan memeluk Nan Hee beauty. "Aku menyukaimu."
Nan Hee balas memeluk Se Gun. "Jaga dirimu. Tetap sehat."
"Apakah kamu akan masuk militer atau sesuatu?" tanya Se Gun heran. Tidak ada jawaban.
Nan Hee kemudian melepaskan pelukan Se Gun dan mengajaknya ke suatu tempat.
Nan Hee membawa Se Gun ke mall, toko Barba Lee. Pelayan datang dan mengantarkan pesanan baju yang dipesan Nan Hee dulu. Nan Hee menerimanya dan memberikannya pada Se Gun. Se GUn terkejut melihatnya.
Mi Joo juga ada di toko yang sama dan melihat baju yang sama dengan baju yang diberikan Nan Hee pada Se Gun. Pelayan menawari Mi Joo untuk mencoba baju tersebut.
Nan Hee memberitahu Se Gun untuk mengatakan apa yang sudah dipraktikannya dan berikan baju itu padanya. Se Gun speechless. Pelayan menawari Nan Hee untuk mencoba baju itu. Se Gun setuju dengan pelayan.
Se Gun menunggu di depan kamar pas. Kedua pintu kamar pas terbuka. Satu adalah Nan Hee (yang terlihat seperti Mi Joo) dan satu lagi adalah Mi Joo asli. Se Gun terkejut melihat ada dua Nan Hee tepat didepan matanya.
Nan Hee melihat ke samping dan kaget karena ada Mi Joo. Mi Joo melihat Nan Hee dengan tatapan marah. Mereka berdua sama-sama terkejut. Nan Hee memegang erat cincinnya.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu menemukan cincinnya?" tanya Mi Joo marah. Se Gun bingung dengan apa yang ada didepannya.
"Itu…"
"Bagaimana bisa kamu melakukan ini ketika aku membantumu?"
"Biar ku jelaskan."
"Aku seharusnya tidak mendengarkanmu. Lepaskan itu. Tunjukkan dia wajah aslimu," ujar Mi Joo dan berusaha melepaskan cincin Nan Hee. Nan Hee berusaha menahan cincinnya. Se Gun menatap bingung mereka berdua.
Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Se Gun. Tidak ada jawaban. Dua wanita masih sibuk melepas dan menahan cincin.
Cincin terlepas dari jari Nan Hee dan berguling jatuh ke lantai. Se Gun menatap dua orang wanita di depannya. "Kang Mi Joo?" panggilnya. Nan Hee menutup wajahnya.
Di atap gedung.
Nan Hee sudah menjelaskan segalanya pada Se Gun. Se Gun tetap tidak mengerti dan tidak percaya.
Mata Nan Hee berkaca-kaca. Dia memperlihatkan cincinya dan menyuruh Se Gun untuk memasangkannya di jarinya. Se Gun meraih cincin itu. Dia memasangkan cincin itu.
Dia terkejut karena wajah Nan Hee benar-benar berubah menjadi Mi Joo.
"Jika aku mengenakan cincin, kamu melihatku sebagai Mi Joo, gadis impianmu yang kamu temui di Namsan," jelas Nan Hee sedih.
"Apa? Dan jika kamu lepaskan?"
Nan Hee menangis dan melepaskan cincin itu. "Ini bagaiman aku terlihat."
Se Gun teringat kejadian di kolam renang. "Kemudian, orang yang aku lihat di kolam…"
Nan Hee mengangguk.
"Bagaiman bisa cincin itu… ini kejam. Jadi, kamu bilang kamu orang yang aku pacarin? Aku memegang tanganmu, berkencan denganmu dan menciummu?" tanya Se Gun marah.
"Aku tidak bermaksud menipumu awalnya. Aku dengar jika seseorang memasangkan cincin di jariku, dia akan melihatku seperti gadis impiannya. Aku tidak tahu kalau gadis impianmu adalah Mi Joo. Aku ingin memberitahumu langsung ketika aku mengetahuinya tetapi aku kehilangan cincin hari itu di kolam. Jadi, aku meminta Mi Joo untuk berpura-pura menjadi aku."
"Jadi siapa orang yang kusukai? Kau atau dia?" teriak Se Gun.
"Orang yang kamu sukai adalah Kang Mi Joo. Maafkan aku. Maaf. Maafkan aku, Se Gun," pinta Nan Hee dan mengenggam tangan Se Gun. Se Gun yang kecewa karena sudah dibohongi selama ini, melepaskan tangannya dari genggaman Nan Hee dengan kasar dan pergi dari sana.
Se Gun pulang berjalan. Dia mulai sadar, Nan Hee yang dikenalnya selama ini berwajah seperti apa.
Nan Hee sendiri masih di atap, dia jongkok dan menyesali semuanya.
Kita kemudian melihat, fermentasi yang pernah dibuat oleh Se Gun. Yang berbentuk love tergantung dengan tag name : Park Se Gun love Mo Nan Hee.
Nan Hee mulai bekerja sambilan lagi sebagai maskot dengan Nan Hee. Ternyata, Nan Hee bekerja untuk membayar hutangnya karena membeli baju itu (baju yang diberikannya pada Se Gun).
Se Gun sedang minum bersama Mi Joo di kedai.
"Kamu sudah mengakhiri semuanya dengan Nan Hee?"
"Tidak. Tidak ada yang diakhiri. Kami tidak pernah memulainya," jawab Se Gun dingin. Mi Joo tersenyum senang.
Nan Hee dalam baju maskot ternyata menawari Soju ke kedai yang didatangi Se Gun dan Mi Joo. Dia menari-nari dengan aneh sehingga di bawa keluar.
Sepertinya, Se Gun mengenalinya. Karena ketika maskot Nan Hee hendak keluar, dia tiba-tiba menawari Mi Joo untuk menjadi modelnya. Mi Joo kaget. Se Gun memberitahu kalau dia mendesign sebuah dress ketika mencari Mi Joo. Mi Joo tersenyum. Nan Hee berdiri mematung.
Nan Hee pulang kerja. Di bus, dia melihat sketsa baju Se Gun yang dimasukkan ke tas-nya dengan memo semoga Nan Hee menyetujui menjadi modelnya. (Dulu, ketika Se Gun masih melihat Nan Hee sebagai gadis impiannya - read ep.04). "Ini akan terlihat bagus sama Mi Joo. Dia akan sangat cantik di panggung."
Para peserta lomba design, sedang berkumpul untuk melihat pengumuman peserta yang lolos tahap pertama. Mereka melihat dengan serius.
Pi On berteriak keras karena dia berhasil lulus. Nan Hee juga lulus. Dan juga Park Se Gun.
Se Gun berada di jalanan dan tanpa sengaja matanya tertuju ke cafe. Di dalam cafe ada Nan Hee yang sedang bertemu dengan pria dan tertawa. Se Gun langsung kesal dan bingung dengan perasaannya sendiri. Dia bahkan sampai mengintip mereka dan merasa kesal sendiri.
Nan Hee sudah selesai bertemu dengan pria itu. Sepeninggal pria itu, Se Gun segera menemui Nan Hee.
"Kamu sudah tertawa cekikikan dengan pria lain? Apa kamu juga menyuruhnya meletakkan cincin dijarimu juga?" tanya Se Gun dan melihat tangan Nan Hee. Tidak ada cincin.
Nan Hee melepaskan tangannya dari pegangan Se Gun. "Puas?"
"Hei. Aku ingin memeriksa sesuatu," ujar Se Gun dan menarik Nan Hee ke pelukannya. Nan Hee sampai terkejut.
"Benar. Aku tidak merasakan sesuatu, kan?" ujar Se Gun dan melepaskan pelukannya. "Tentu. Aku tidak mungkin tertarik padamu."
Nan Hee kecewa mendengarnya.
"Berikan ponselmu," perintah Se Gun.
"Kenapa?"
Se Gun segera mengambil ponsel ditangan Nan Hee dan mencari kontaknya. Dia menghapus nomornya dari ponsel Nan Hee. Dia beralasan kalau Nan Hee terus-terusan muncul, dia akan jadi bingung. Jadi untuk keamanan, mari saling menghapus satu sama lain. Nan Hee kecewa mendengarnya dan merebut ponselnya dari tangan Se Gun.
Se Gun sedang merayu Mi Joo agar mau menjadi model-nya. Tetapi Mi Joo menolaknya. Se Gun memohon karena hal ini sangat penting baginya dan dia harus menang. Mi Joo ragu.
Dilain tempat, Nan Hee memohon pada Byun Tae agar mau menjadi modelnya. Byun Tae menolak karena dia sangat benci dengan panggung hingga ia tidak dapat menonton konser. Nan Hee memohon karena dia sudah bertemu dengan model professional tadi tetapi bayarannya sangat mahal. Dia memohon.
Mereka tanpa sengaja berjumpa dengan Se Gun dan Mi Joo.
"Lakukan apa? Apa kamu memintanya untuk menjadi modelmu?" tanya Se Gun.
"Aku lulus ronde pertama juga."
"Apa? Woaahhh… bahkan jika kamu seorang seniman yang bagus, bagaimana bisa kamu lulus dalam percobaan pertama?" puji Se Gun sarkastik.
"Semua yang kamu lakukan, kamu selalu lulus dalam sekali percobaan, kan?" ujar Mi Joo iri. "Aku akan menjadi modelmu," ujar Mi Joo pada Se Gun.
"Kemudian aku akan melakukannya juga," ujar Byun Tae pada Nan Hee. Mereka saling bertatapan. Mi Joo menatap Nan Hee, Byun Tae menatap Se Gun, Se Gun menatap Nan Hee dan Nan Hee menatap Se Gun.
Nan Hee mulai melakukan pengukuran pada tubuh Byun Tae. Byun Tae sedikit malu karena Nan Hee sangat dekat dan menyentuh tubuhnya.
Se Gun tiba-tiba masuk dan kaget melihat mereka. Byun Tae segera memasang bajunya. Se Gun berteriak dan bertanya apa mereka berpikir ini kamar hotel? Byun Tae menjawab kalau ini bukan kamar hotel tetapi dia model Nan Hee. Mi Joo masuk dan bertanya apa dia melewatkan sesuatu yang menyenangkan?
Se Gun mengajak Mi Joo untuk ke tempat lain saja tapi Mi Joo menolak. Nan Hee mengajak Byun Tae pergi tapi Byun Tae menolak. Byun Tae meletakkan pembatas di antara mereka dan menyuruh mereka untuk melakukan disini.
Nan Hee mulai melakukan pengukuran pada Byun Tae dan Se Gun melakukan pengukuran pada Mi Joo.
Selama pengukuran, Se Gun terus menghina Byun Tae yang tingginya cocok untuk menjadi penjaga kasir. Dan dia terus memuji Mi Joo yang tinggi dan ramping.
Dia juga cemburu ketika melihat Nan Hee mengukur pinggang Byun Tae.
Byun Tae dan Nan Hee sudah selesai dan pamit pergi duluan untuk makan.
Se Gun kemudian memberitahu Mi Joo kalau mereka sudah selesai juga dan mengajak Mi Joo pergi makan.
"Kamu tidak mengukur sesuatu," ujar Mi Joo.
Se Gun bingung. Mi Joo membuka tangannya dan dengan matanya menunjuk dadanya. Se Gun tersadar dan mulai mengukur dada Mi Joo.
Tetapi Se Gun tidak menunjukkan reaksi apapun ketika mengukur dada Mi Joo. Dia memang hendak mencium Mi Joo tetapi tidak jadi.
Se Gun segera mengajak Mi Joo untuk pergi.
"Jika tidak ada yang terjadi antara kamu dan Nan Hee, bagaimana denganku?" tanya Mi Joo menghentikan Se Gun.
"Kamu? Kamu pacarku."
"Terus, kenapa kamu menghindariku?"
"Aku? Kapan aku menghindarimu?" tanya Se Gun dan Mi Joo langsung menciumnya.