webnovel

Rahasia dokter tampanku

- Ashley Adamson - Seorang gadis cantik berumur 25 tahun yang bekerja sebagai Ceo sekaligus Agen Rahasia CIA. Dirinya yang memiliki begitu banyak bakat, membuat para kaum Adam tertarik padanya. Namun siapa sangka, dibalik kecantikannya itu ternyata Ainsley adalah gadis yang galak? - Alfred Wallace - Seorang pria tampan berumur 35 tahun yang berkerja sebagai dokter spesialis kandungan. Orangnya begitu asyik dan jahil, layaknya tingkah laku anak muda yang menyenangkan. Tetapi, siapa sangka bahwa dibalik dirinya yang asyik ternyata banyak teka-teki dalam kehidupannya? hingga orang-orang disekitarnya pun ikut masuk kedalam teka-teki rumit tersebut. Pertemuan tak sengaja antara Ashley dan Alfred membuahkan cinta diantara mereka. Meski awalnya saling bermusuhan, tetapi rasa cinta pun mulai tumbuh hingga menjadikan mereka sebagai seorang kekasih. Namun, kisah cinta mereka tidak seromantis yang dibayangkan. Banyak batu di kehidupan mereka yang harus disingkirkan demi lancarnya kehidupan masa depan mereka berdua. Akankah Alfred dan Ashley bisa menyingkir batu yang ada di kehidupan mereka? atau justru mereka malah berpisah?

Cherin_Kauma · 现代言情
分數不夠
256 Chs

Tabrakan

***

Beberapa hari kemudian...

"Dokter Alfred segera ke ruang ICU, seorang ibu hamil mengalami kecelakaan dan harus cepat ditangani," teriak Natalie.

Alfred pun berjalan menuju ICU untuk menangani ibu hamil yang mengalami kecelakaan. Saat berjalan tiba-tiba saja,

Brughh...

Alfred dan Ashley tidak sengaja saling bertabrakan satu sama lain.

"Ashley, kamu baik-baik saja?" tanya Alfred. Ashley mengangguk, setelah itu Alfred kembali berjalan menuju ICU. Ashley sempat menoleh sebentar kearah Alfred yang kini sedang sibuk-sibuknya menjalani tugas sebagai seorang dokter. Ashley kembali melangkahkan kakinya menuju ruang rawat saudarinya.

Satu jam kemudian...

Ashley keluar dari ruang rawat saudarinya saat saudarinya itu sudah tertidur. Ia melangkah menuju lobby rumah sakit. Sembari berjalan, Ashley melamun memikirkan Alfred yang selalu sibuk.

"Wallace itu apakah tidak lelah ya? saat dia bekerja sebagai dokter, tugasnya begitu numpuk. Dia juga harus kesana-kemari merawat banyak orang. Saat dia bekerja sebagai seorang agen CIA, dia berjuang mati-matian demi mencapai keberhasilan. Dia benar-benar hebat," kata Ashley.

"Siapa yang hebat?" tiba-tiba saja terdengar suara pria di belakang Ashley. Ashley pun menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya. Saat Ashley melihat orang tersebut, pipinya berubah menjadi merah.

"Eh...anu... yang hebat itu para agen CIA yang melindungi presiden AS," jawab Ashley, berbohong.

"Benarkah? bukan membicarakan soalku?" tanya Alfred tidak percaya.

"Hmm ngapain coba aku membicarakan soal kamu. Udah ah aku masih ada urusan juga," kata Ashley seraya berjalan pergi. Alfred tersenyum melihat sikap Ashley yang unyu. Alfred membalikkan tubuhnya lalu melangkah pergi menuju ruangannya. Tapi ia tak sengaja berpapasan dengan dokter David.

Terlihat mereka berdua saling bertatapan sinis satu sama lain. Setelah itu David berkata.

"Aku tahu bahwa sebenarnya kamu termasuk anggota CIA," ucap David dengan dingin. Alfred pun menanggapi hal itu.

"Wah apakah aku pantas ya menjadi anggota CIA? sangat susah katanya loh bergabung menjadi CIA," tanggapan Alfred.

"Tidak usah pura-pura bodoh, kamu. Kamu adalah anggota CIA!" tegas David.

"Kalau aku bodoh mana mungkin aku menjadi seorang dokter. Dan satu lagi, kalau misalnya aku adalah bagian dari CIA kenapa?" kini Alfred mulai serius.

"Kalau kamu adalah bagian dari CIA... aku mau dong bergabung juga meskipun tugas yang dijalani susah dan banyak," jawab David yang seperti anak kecil.

"Ah begitu, tapi sayangnya aku tidak bergabung dengan mereka. Aku bergabung di dunia kedokteran, sudah dulu ya. Bye," Alfred melangkahkan kakinya meninggalkan David yang masih berdiri mematung.

***

#Minimarket#

Setelah pulang dari kantor, Ashley memutuskan untuk mampir ke minimarket membeli salad dan beberapa makanan sehat lainnya. Saat sedang memilih-milih tiba-tiba saja...

"Bagus makan-makanan yang sehat, biar imun tubuh kuat. Kamu juga minum air perasan lemon, itu sangat bagus untuk kesehatan," kata Alfred yang mengejutkan Ashley.

"Kok kamu bisa disini juga? apa jangan-jangan.... kamu ngikutin aku ya?! curiga Ashley saat melihat keberadaan Alfred.

"Tidak! aku tidak mengikutimu. Memang setiap hari setelah dari rumah sakit, aku rutin kesini membeli salad dan lainnya," ucap Alfred

"Bohong ya, ayo ngaku!" Ashley tetap saja tidak percaya dengan ucapan Alfred.

"Ya kalau gak percaya tanya saja sama orang kasir," singkat Alfred.

Skip, mereka berdua pun keluar dari minimarket. Ashley menyebrang jalan lebih dulu dibandingkan Alfred.

Saat menyebrang jalan, tiba-tiba saja sebuah mobil melaju kencang. Padahal pengendara mobil tersebut tahu bahwa Ashley sedang menyebrang jalan tapi ia tetap melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Alfred yang menyadari itupun langsung mendorong Ashley hingga iapun ikut terjatuh. Mobil hitam yang semakin melaju kencang itupun malah menabrak pembatas jalan. Ashley dan Alfred pun langsung berdiri sembari menyaksikan mobil yang kini ancur.

"Itu pasti dari Agen Rusia anak buahnya Harrison," kata Alfred.

"Dia ingin membalaskan dendam atas yang kita perbuat ke Harrison dan Alanna," ucap Ashley.

"Padahal kita tidak menyakiti mereka, hanya memasukkan mereka kedalam penjara tapi anak buahnya ingin membunuh kita balasannya," tutur Alfred. "Kita harus lebih berhati-hati!" lanjutnya.

Ashley hanya mengangguk. Mereka berdua masih terus saja menatap kearah mobil hitam itu.

Keesokan harinya...

"Hyaaaa!!!"

"Hyaaaa!"

"Hyaaaa!!"

Terlihat Ashley sedang melatih ilmu bela dirinya di suatu ruangan yang cukup besar dan luas. Setelah puas latihan menggunakan tangan kosong, kini ia beralih latihan menggunakan senjata.

Namun hasilnya tetap sama saja karena Ashley termasuk anggota CIA yang cukup hebat seperti Alfred meskipun jauh lebih hebat Alfred. Setelah puas latihan, Ashley beristirahat sejenak. Ia meminum air putih yang ada didalam botol sembari mengecek ponselnya.

Di ponselnya, ia mendapatkan notif pesan dari nomor yang tidak dikenal sama sekali. Ashley membuka pesannya dan membacanya. Isi pesan tersebut, ialah...

💌: Kamu telah memilih jalan yang salah, hati-hatilah. Orang terdekatmu satu persatu akan kubunuh hingga kekasih kesayanganmu itu.

Ashley begitu terkejut setelah membaca isi pesan tersebut. Terutama saat di pesan itu bertuliskan "satu persatu akan kubunuh hingga kekasih kesayanganmu itu". Karena Ashley masih berstatus jomblo, bukan pacaran, tunangan ataupun menikah

"Siapa ya kekasihku? atau jangan-jangan...aku harus segera temui dia!" Ashley berlari menuruni tangga lalu masuk kedalam kamarnya. Setelah itu ia pergi menuju suatu tempat.

#Rumah sakit#

Alfred tampak sedang mencatat sesuatu di sebuah buku dan membaca kertas lainnya. Seperti biasanya, diruangannya terdapat Natalie yang kini sibuk sendiri.

"Natalie, pasien yang tadi itu sudah tes darah belum?" tanya Alfred.

"Belum, Dok. Dia baru tes darahnya sekarang," singkat Natalie. "Memangnya kenapa Dok?" tanya Natalie.

"Hmm sepertinya pasien ini mengidap penyakit Interstitial cystitis. Karena hasil pemeriksaan tes urine, Pap smear, dan USG. Dia mengidap penyakit itu. Ini tinggal lihat hasil tes darahnya saja," kata Alfred.

"Hmm begitu ya, Dok. Mungkin sebentar lagi hasilnya keluar Dok. Coba saya cek dulu ya," kemudian Natalie keluar dari dalam ruangan Alfred. Kini hanya tinggal Alfred sendirian didalam ruangannya.

Tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka lebar. Alfred langsung menatapnya dan berdiri untuk memeriksa kondisi. Tak lama masuk Ashley. Ashley langsung berlari kearahnya lalu bicara.

"Wallace aku ada kabar baru yang sangat-sangat penting," kata Ashley yang terlihat panik.

"Ya apa kabar barunya sampai kamu panik seperti ini?" tanya Alfred dengan tenang.

"Tadi pagi aku dapat notif pesan dari nomor yang tidak dikenal," Ashley membuka chat dari nomor yang tak dikenal kemudian ia menunjukkan isi chat yang dikirim kepadanya dari nomor yang tidak dikenal ke Alfred.

Alfred pun membacanya hingga selesai. Setelah itu ia membuka ponselnya dan menscan nomor tersebut melalui suatu aplikasi.

"Kamu tenang saja, itu hanya ancaman agar anggota CIA mengundurkan diri dan akhirnya kerjasama dengan mereka," kata Alfred dengan tenang.