Tubuhku terasa berdesir . Penuh pasir basah yang menempeli badanku.
Rasanya aku baru saja melakukan perjalanan panjang. Dan diriku terbangun tanpa ingatan.
Mataku perlahan membuka, dan tercium bau asin menyengat , ....bress
"...aku...", Aku membuka mataku, menyadari diriku ada di sebuah pantai. Angin berhembus, dan perlahan seorang laki laki mendekatiku.
"Alice, syukurlah..."
Mataku masih berusaha membuka, namun air asin itu membuatnya sangat perih. Hingga hanya ada satu suara.
Disertai, sentuhan dingin di pipiku..
"Alice, selamat datang ..."
Dan tidak lama , baru kusadari diriku di kelilingi oleh ketiga pria. Mereka masing masing memiliki tinggi sama.
Namun, aneh. Dimana aku...?
"Alice, syukurlah....," Seru seorang pria. Dia yang itu..
Pria itu terlihat berbentuk seperti karakter animasi dalam film.
Warna rambutnya berwarna abu abu, selaras dengan tatapan tanpa emosinya . Dia memakai pakaian berjubah berwarna abu abu.
Kini mataku, beralih. Pada sesosok kelinci..., Bukan ia adalah yang terimut dari yang lain.
Wajahnya sangat imut, mirip anak kecil atau bayi..."Alice, aku merindukan mu"
Serunya melompat, dan seketika telinganya bergerak. Aku penasaran kenapa ada telinga di sana.
Pegang"
_
, Seketika Usagi itu melompat menghindari aku. Kedua telinganya menunduk dan matanya menatap sendu ke arahku.
Aku heran, kenapa dia menghindar..?
Seorang yang kini berpakaian serba merah hanya berkata sadis.
"Huh, kau berbuat salah Alice"
Pria itu berhenti bermenung, dan mengambil salah satu barang dalam tasnya.
"..Pi--piano..??", Tanya ku heran. Tas sekecil yang berwarna merah itu benar benar mengeluarkan piano??.
Tidak lama pria berambut abu abu tanpa emosi itu datang, dan mengecup keningku.
Mataku masih aneh, melihat nya hanya bersiap dengan pianonya, dan sayap merah hiasannya mulai menari.
Tidak lama , tanpa sadar. Aku mulai kehilangan kesadaran. Pria tanpa emosi itu hanya berkata sesuatu.
"Selamat...tidur...."
_
_
"Alice....Alice..."
_
_
Aku membuka mataku, dan mendapati ketiga orang aneh itu sedari tadi menatapku. Mereka khawatir.
"Apa,..."
Tanyaku sedikit ketus, pikiranku agak kacau. Terutama karena suara itu...
Ketiga pria itu mengambil jarak, dan yang paling lucu yaitu Usagi itu.
Mulai mendekatiku dan , hap"
Kedua telinganya melambai,
".... Alice sudah lama tidak bertemu"
Aku menatap heran, namun mulutku tidak bisa terbuka.
"Alice, kau pasti mengalami lupa ingatan, itu masalah kecil. Karena kami akan mengingatkan mu..." Seru pria merah itu.
Lengkap dengan sayap merah bak malaikat maut, dan tas kecil yang selalu dibawanya.
Mataku mencari aneh, dimana pria abu abu itu. Diantara semuanya dia adalah yang paling misterius.
Kenapa ia bisa menemukan ku...?
"Kau mencariku, Alice..."
Aku memegang telingaku, Seketika aku merinding. Merasakan sensasi aneh.
Tidak lama pria abu abu itu , berdiri bersama kedua pria lainnya.
"Alice mungkin kau lupa, kita adalah keluarga..., Dan Alice kau adalah adik bungsu kami!!" Seru Usagi bergembira.
Adik, ....??!
"Aku Alice...?", Tanya ku menunjuk diri sendiri.
Pria merah itu berhenti melamun, dan langsung mendekati diriku. Sekali lagi diriku terdiam..."
"Kalau bukan Alice, siapa lagi?" Serunya menjentik dahiku.
Pria abu abu itu tersenyum, tidak lama kuperhatikan tubuhku.
Benar, aku memiliki. Kedua telinga aneh , dan seluruh tubuhku berwarna kuning.
Saat bersuara..."meong..."
Saat itu aku sama sekali tidak terkejut, kenapa apa aku harus mempercayai mereka....?
Orang aneh yang memanggil ku Alice....?