webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · 现实
分數不夠
312 Chs

Makan

Aksara menatap lapar hidangan di hadapannya. Soto batok, seperti soto biasa hanya saja menggunakan batok kelapa sebagai mangkuknya.

Mas Abim tersenyum lebar, meraih mangkuk sambal seraya mengambil sendok, menyendok sedikit sambal di hadapannya lalu memasukkan ke dalam mulut.

Aksara meringis melihat sang kakak, "Nggak pedes banget Mas?"

"Biasa aja sih sambelnya kaya sambel buatannya ibuk," jawab Mas Abim tanpa ekspresi.

Arjuna mengernyit ngeri, "Lo pasti udah jadi psiko gara gara pacaran sama Manda,"

"Lo pasti udah jadi sad boy gara gara pacaran sama Karin," Mas Abim segera membalas dengan santai bahkan tanpa menoleh, memilih menuangkan kecap pada sotonya, "Ini soto ayam ya?"

"Iya. Lo kan nggak suka soto sapi," jawab Mas Yudhis, "Liburan pada udah ada planning belum?"

"Pengen camping. Seru kayanya. Kalo nggak nyewa vila di puncak gitu," jawab si bungsu.

"Gue nggak ada koneksi yang punya villa di puncak," balas Mas Abim.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者