Mereka berdua kini sudah berada di masion Ivana. Rakhan yang terlihat antusias menanti kepulangan sang puteri-Nya itu. Kini, mereka berdua sedang duduk bersama seluruh keluarga Leonard.
"Jadi? Kau mau menikahi putriku?". Tanya Rakhan.
"Ya. Saya ingin menikahi putri anda segera". Jawab Marvel tegas.
"Ya sudah. Kapan acara pernikahan-Nya?". Tanya Rakhan tiba-tiba.
Marvel yang mendengar itu tidak bisa mengontrol ekspresi bahagia-Nya. Ia tiba-tiba memeluk sang calon mertua dan berterima kasih karena sudah menerima-Nya.
Sedangkan Celina kini ikut bahagia mendengar kabar ini. Disisi lain ia khawatir dengan Avina. Avina yang seharusnya menikah terlebih dahulu karena ia lebih tua daripada Ivana.
Ia lalu melirik Ekspresi Avina dan melihat-Nya. Ia turut bahagia melihat sang adik bahagia. Celina lalu mendekati Avina dan memeluk-Nya ."kau baik-baik saja kan sayang?". Tanya Celina.
"Ahh. Aku baik-baik saja mom. Aku tau apa yang sedang momy pikirkan tentangku". Jawab Avina lalu membalas pelukan momy-Nya dengan kencang.
"Apa anak momy ini sudah memiliki kekasih? Hmm". Tanya Celina membuat Avina gelisah.
"A-aa tidak. A-aku masih tidak memikirkan itu. Aku hanya ingin fokus dengan perusahaan yang aku kembangkan saat ini". Jawab Avina gugup.
"Kenapa kau gugup? Aaa pasti ada seseorang bukan? Ngaku saja kamu". Goda Sang mommy lalu tertawa.
Sedangkan Marvel tidak melepaskan pelukan-Nya dengan Rakhan. "Cukup! Cukup!". Ucap Rakhan yang kini nampak kehabisan nafas akibat pelukan maut yang diberikan Marvel.
"Ahh. Maafkan saya". Ucap Marvel sambil menggaruk-garuk kepala-Nya yang tidak gatal.
"Panggil saja Dady. Tidak usah bersikap sopan kalau kau cukup agresif. Hmm". Ucap Rakhan membuat Mereka semua tertawa.
Ivana lalu melihat sang kakak dan mendekati-Nya. "Kakak. Apa kau tidak mau barengan kita menikah? Aku dengae kau sudah memiliki pacar sekarang". Ucap Ivana membuat Yang lain-Nya terkejut.
"A-apa maksudmu Van?! Jangan menyebarkan berita palsu". Jawab Avina gelisah.
"Tidak usah berpura-pura. Ghani sudah menceritakan-Nga kepadaku dan akan melamar kakak nanti".
"B-benarkah?".
"Hmm".
"Kenapa kau tidak memberitahu dady?! Hmm". Ucap Rakhan membuka suara.
"Ahhh. Hmm. Lupakanlah. Kita bahas pernikahan Ivana dengan Marvel saja dulu".
"Tidak bisa!".
Alvian nampak diam. Ia sebenarnya cukup kesal. Apa hanya dia yang tidak mempunyai kekasih sekarang? Ivana yang menyadari murungnya sang adik lalu membuka suara ." Kau bisa datang ke sekolahku dan carilah disana. Tapi tunggu, aku mempunyai teman yang cukup baik dan terlihat cocok denganmu"
"Benarkah?! Oke aku tunggu".
"Tapi masalahnya adalah. Apa dia menyukaimu?".
"Tentu saja! Tidak ada yang menolak pesona Alvian Leonard yang mempunyai karisma seperti kim taehyung ini". Ucap Alvian bangga membuat Avina yang mendengar kekasih khayalannya di sebut ingin muntah.
Huekk
"Jangan sama-sama kan kim taehyung dengan kamu yang seperti monyet ini!! Aku tidak terima!!". Teriak Avina kesal.
"Heyy!! Coba perhatikan wajahku ini! Apa kau tidak melihat ada kesamaan dengan kim taehyung?".
Avina memperhatikan wajah sang adik ."Tidak ada!! Kau seperti monyet!! Dasar tidak sadar diri".
"Apa kau bilang?!!".
"Sudah-sudah. Berhentilah bertengkar untuk saat ini. Ahh maaf ya Sayang. Mereka memang seperti ini. Dan, apalagi saat di tambah Ivana. Memang seisi rumah ini akan dipenuhi teriakan mereka". Ucap Celina meminta maaf ke Marvel.
Sedangkan Marvel tertawa tercengang melihat perdebatan mereka. "Tidak apa-apa. Aku juga sering melihat Ivana bertengkar dengan yang lain. Jadi, aku memaklumi".
Ivana lalu menatap sinis ke arah Marvel. Rakhan yang tersadar lalu melindungi Marvel dari amukan sang anak. "Jangan kau apa-apakan menantuku ini!". Ucap Rakhan membuat Ivana melotot.
"Yaa! Dad. Kau memilih dia daripada aku?!".
Mereka semua lalu tertawa. "Nak. Kapan kita akan mengadakan pertemuan keluargamu?". Tanya Rakhan membuat Marvel sedikit sedih.
"Ahh orang tuaku sudah tidak ada lagi. Aku tinggal sendiri".
"Ahh maafkan aku nak. Semoga mereka tenang di atas sana". Ucap Rakhan merasa bersalah karena sudah mengingatkan Hal itu ke Marvel.
"Tidak apa dad".
Celina lalu mencairkan suasana. "Nak Marvel nginap disini aja dulu. Ini sudah terlalu malam jika pulang sekarang. Kau bisa menginap di kamar sebelah Ivana".
"Atau sekamar denganku saja". Tawar Alvian.
"Nahh bener tuh. Kau bisa menginap disini. Tapi aku tidak menyarankan kau tidur dengan pria ini. Dia sangat usik". Ucap Avina.
"Apa kau ingin tidur dengan Ivana?". Tanya Alvian membuat yang lain-Nya terkejut.
"Itu mulut ya. Momy centil baru tau. Mana boleh sebelum menikah berduaan di kamar!". Ucap Celina.
Sedangkan Ivana san Marvel kini saling memandang. Bagaimana jika mereka tau bahwa mereka pernah tidur berdua di kamar yang sama? "Bagaimana? Menginaplah disini". Tawar Celina.
"Hmm. Baiklah. Aku akan menginap disini".
"Baguss!".
Kini mereka sudah berada di kamar masing-masing setelah beberapa perbincangan mengenai pernikahan-Nya. Ivana memilih menunda untuk menikah sebelum sang kakak menikah. Ia tidak mau jika Ia melangkahi sang kakak. Ivana hanya perlu menunggu hubungan Avina dan Ghani semakin erat.
Padahal Avina sudah mengatakan ia tidak apa-apa jika Ivana menikah terlebih dahulu. Tetapi, tetap saja Ivana kokoh dengan pendirian-Nya.
"Bagaimana perasaanmu? Apa kau senang?". Tanya Avina sambil memakai Skincare-Ny.
"Apa kakak tau? Aku malam ini sangat bahagia. Malam ini adalah malam yang paling indah untukku. Aku tidak menyangka bahwa. Marvel melamarku di atas kota malam yang indah".
"Ahh Benarkah? Wahh. Marvel ternyata orang-Nya romantis juga".
"Hmmm. Aku juga tidak menyangka.hmm tapi, Kau akan memakai apa besok malam?".
"Tentu saja memakai baju".
"Maksudku Gaya style mu?!".
"Tentu saja pakai korean Style. Aku suka simple kau tau? Tapi, bagaimana denganmu?". Tanya Avina.
"Aku akan memakai gaun selutut warna biru malam. Lalu, dilengkapi dengan bros Peacock Brooch by Graff Diamonds seharga 100 juta dolar AS (1,4 triliun rupiah)".
"Apaa?!! K-kau yang melelang perhiasaan itu. Dan kau orang misterius itu?! Wahh. Wahh daebak!! Ternyata pesaing ku, adikku sendiri saat itu". Ucap Avina lalu memasang ekspresi kesal.
Avina sering kali mengincae perhiasan-perhiasan mahal untuk koleksi-Nya. Sedangkan Ivana ia tidak terlali berminta untuk menyimpan barang-barang seperti itu.
"Tapi kenapa kau membeli-nya? Kau kan tidak suka dengan perhiasaan". Tanya Avina lalu duduk di samping Ivana.
"Hanya ingin saja. Jika kau mau, aku akan memberikan-Nya kepadamu. Aku hanya akan memakainya satu kali". Kata Ivana.
"Wahhh benarkah?! Baiklah aku dengan senang hati menerimanya!! T-tapi jika kau menggunakan itu di pesta apa tidak apa?".
"Hmmm. Tidak apa. Jika ada yang mengambil-Nya. Aku tidak apa. Hanya saja nyawanya akan melayang". Ucap Ivana santai.
"Oh iya kak. Aku juga akan memakai kalung". Ucap Ivana.
"Apa?".
" kalung permata biru The Hope Diamond seharga 200-250 juta dolar AS (3,5 triliun rupiah)". Ucap Ivana santai.
Sedangkan Avina melongo saat mendengar perhiasaan itu. Salah satu permata yang paling banyak dikenal di dunia ini memiliki berat sebesar 45,42 karat. The Hope Diamond juga berwarna biru tua dan memiliki bentuk bantalan yang sangat antik. Perhiasan yang merupakan perhiasan termahal di dunia