68 Bab 68

Avina memberikan hadiah berupa mobil mewah untuk Sang adik untuk membuatnya menjadi lebih baik. Ivana juga memberikan sebuah apertemen mewah. Alvian merasa lebih baik saat mendapatkan hadiah itu.

"Nahh gini dong. Lain kali jangan membuatku sakit lagi. Kalian juga kan yang rugi sekarang". Ucap Alvian terlihat bahagia.

Sedangkan Ivana dan Avina mendesis. Mereka lebih baik keluar dari kamarnya daripada mendengar perkataan Sang adik.

"Rugi kita Van. Untung sayang sama tu manusia". Ucap Avina.

-

-

-

-

-

-

Ivana sibuk memilih pakaian untuk ia pergi dengan Marvel. Ia terlihat kebingungan memilih pakaian apa yang ia kenakan. Ia baru pertama kali melakukan ini.

Ia lalu mengambil baju kaos perlengan pendek dan celana jens berwarna hitam panjang. Ia juga menggunakan Hoodie berwarna hitam. Ia memakai aksesoris seperti gelang dan cincin di cari telunjuknya.

Ivana berdiri di samping jendela dan merasakan angin malam menyentuh kulit-Nya. "Ah benar. Aku lupa membawa pistol". Gumam Ivana lalu membuka lemari-Nya yang dipenuhi dengan beberapa senjata.

Ia meletakan-Nya di kantong celana-Nya dan ditutupi dengan Hoodie.

Marvel is calling..

"Aku sudah berada di luar". Kata Marvel.

"Hmm. Aku akan kesana".

Ivana lalu mematikan telpon-Nya dan segera turun dari kamarnya. Celina dan Rakhan kini sedang menonton Tv di ruang tamu dan melihat Ivana.

"Mau kemana sayang?". Tanya Celina.

"Aku mau pergi mom".

"Kemana? Kencan ?".

"Hm".

Mereka berdua saling menatap satu sama lain." Benarkah? Siapa pria itu sayang? Kenalkan dengan kita". Ucap Rakhan.

"Marvel dad".

"Benarkah? Wahh. Kalau dengan-Nya. Dady percaya".

Ivana lalu keluar dari masion dan melihat Marvel sedang menunggu-Nya. Ia melambaikan tangannya kearah Ivana. Dan ia pun membalasnya.

"Apa sudah lama?". Tanya Ivana yang sudah berada di dalam mobil.

"Lumayan".

"Kenapa tidak masuk saja kedalam?!".

"Nanti saja. Aku belum siap betemu dengan mertuaku".

"Aiss yang benar saja. Hmm kita mau kemana ?".

"Rahasia". Jawab Marvel.

Kini mereka sudah sampai di sebuah Restoran bergaya Eropa klasik. Kini mereka berdua sedang duduk di tempat yang memperlihatkan kota dari atas ketinggian. Ivana merasa terpana dengan tempat yang di pilih Marvel.

"Sayang". Panggil Marvel dengan lembut.

"Hmmm".

Marvel lalu menggengam tangan Ivana. Ia menggengamnya seperti tidak mau melepaskan-Nya. Ivana lalu menatap Marvel dengan tatapan terkejut. Jantungnya kini berdetak sangat kencang. Bahkan tangan Ivana bergetar dan membuat Marvel bisa merasakannya.

Marvel lalu tersenyum manis ."jangan gugup. Yang seharusnya gugup itu aku". Ucap Marvel.

Marvel lalu menarik nafas-Nya berlahan dan mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan sesuatu yang akan merubah kehidupannya nanti. Ia yakin, bahwa seseorang yang dihadapannya sekarang adalah wanita yang akan mendampinginya selamanya.

"Ivana leonard..

"Sebelum aku mengungkapkan keinginanku. Aku akan menceritakan sesuatu kepadamu sayang".

"A-apaa. J-angan membuatku menunggu".

Marvel tersenyum ." Saat aku pertama kali melihatmu waktu itu. Jantung yang berada di dalam sini menjadi berhenti seketika". Ucap-Nya sambil meletakan tangannya ke dada.

"Saat itu aku bingung? Kenapa aku tiba-tiba seperti ini saat melihatmu waktu itu. Kau dalam keadaan menyamar. Lusuh dan kotor. Tapi, bisa-bisanya mataku hanya melihatmu saja".

"Aku tidak suka dibilang Lusuh ataupun jelek". Ucap Ivana kesal.

Marvel lalu mengusap kepala Ivana dengan lembut ."aku sering memikirkanmu saat berada di manapun sayang. Bahkan saat aku sedang makan. Tidur dan bermimpi sekalipun, itu ada kamu dalam pikiranku. Tapi, saat itu aku belum menyadarinya bahwa, aku mencintaimu. Saat itu. Aku hanya penasaran denganmu dan mencari tau asal-usul kamu. Tapi, hasilnya 0 tidak ada satupun yang aku dapet".

"Dan. Saat beberapa waktu setelah itu aku masih mencari tau tentangmu dan melihat kesamaan data dengan Ivana leonard ya. Itu kamu sendiri".

"Saat itulah aku mencurigaimu. Bahwa kau bukan orang biasa". Ucap Ivana.

"Hmm. Kau cukup hebat sayang".

Marvel lalu mengambil sebuah kotak perhiasaan dan menunjukannya ke Ivana. Berbarengan dengan kembang api yang menghiasi langit-langit malam ini.

Marvel lalu mengajak Ivana berdiri. Ia membawa-Nya di samping balkon.

Marvel lalu berlutut dan membuka kotak perhiasaan itu di hadapan Ivana. "Will you marry me?". Ucapan Yang di lontarkan Marvel membuat Ivana terkejut sekaligus terharu.

Ivana mencoba menahan air mata-Nya tetapi tidak bisa. Pipinya kini di banjiri air mata kebahagiaan. Sedangkan Marvel masih berlutut sambil mencoba kuat untuk tidak menangis.

"Yess". Ucap Ivana membuat Marvel terharu. Ia lalu memeluk Calon isterinya dengan pelukan hangat. Marvel tidak bisa mendiskripsikan perasaannya saat ini. Ia benar-benar pria yang beruntung bisa mendapatkan Hati Ivana dan akan menikahinya.

Marvel lalu memasukan cincin itu ke jari manis Ivana dan memberinya kecupan di dahi. Menandakan ia sangat menyanyangi Ivana melebihi Apapun.

Sedangkan Ivana kini menangis terharu. Ia tidak menyangka bahwa dirinya akan menikah dengan pria yang ia cintai akhir-akhir ini.

"Aku mencintaimu sayang. Benar-benar mencintaimu".

Cup cup cup

Marvel terus saja memberikan kecupa singkat di wajah Ivana. Sedangkan Ivana kini masih saja menangis dan membuat mata-Nya membengkak.

Cup

Marvel memberikan kecupan di mata Ivana dan memegang wajah Ivana dengan kedua tangannya ."jangan menangis". Ucap Marvel lalu tersenyum.

"B-bagaimana aku t-tidak menangis!. J-jika tau seperti ini. A-aku akan menggunakan gaun". Ucap Ivana membuat Marvel tertawa.

"Kau memakai apapun terlihat cocok sayang".

Ivana masih saja menangis ."k-kenapa a-aku tidak bisa berhenti m-menangis. Hiks hiks". Ucap Ivana cigukan akibat menangis. Sedangkan Marvel merasa gemas dengan Calon isterinya ini.

Marvel dengan tiba-tiba mencium bibir Ivana dan membuat Ivana terkejut. Marvel melumat-Nya dengan lembut dan berhasil membuat Ivana tenang sekarang. Sudah beberapa menit tautan itu tidak lepas dan membuat Ivana kehabisan nafas.

Marvel lalu memeluk Ivana lagi dan mengangkat-Nya menuju meja mereka. Ada beberapa hidangan spesial yang sudah Marvel pesan. Semuanya makanan kesukaan mereka.

Beberapa pelayang yang melihat Marvel menggendong Ivana membuatnya iri. "Aku juga ingin diperlakukan seperti itu". Bisik pelayan-pelayan itu.

"Cowoknya sangat tampan. Dan perempuannya juga sangat cantik. Mereka berdua sangat cocok".

Marvel lalu memberikan daging dan meletakannya ke piring Ivana. "Ini. Makanlah. Calon isteriku harus makan sekarang. Hmm". Ucap Marvel membuat Ivana tersipu malu.

"Eeh. Apa ini? Pipimu memerah sayang". Goda Marvel lalu tertawa.

"Tidak!".

"Kau membawa pistol?". Tanya Marvel karena saat ia mengangkat Ivana ada senjata yang Ivana Bawa.

Ivana mengangguk sambil menyantap makanan yang telah tersaji dihadapan mereka. Kini mereka berdua tengah menghabiskan waktu berdua tanpa ada yang mengganggu mereka.

Marvel bersyukur Ivana menerima-Nya. Saat ia memikirkan cara ini. Jujur saja, ia merasa khawatir jika Ivana tidak menerimanya.

avataravatar
Next chapter