Seusai meminumnya, mimik wajah Ali pun seketika saja langsung berubah.
"Wah ... sangat manis, Mah. Kalau yang ini Ali sih suka, Mah. Suka pake banget," ungkap Ali
"Haha ... jangan suka yang manisnya aja, Sayang, kamu harus menikmati kepahitan dulu sebelum pada akhirnya menikmati kemanisan itu," cicit Isabel.
"Haha ... iya, Mah. Itu kan Ali juga menikmati rasa pahitnya juga. Jadi seimbang kan, Mah," lanjut Ali.
"Hehe, ya iya dong. Itu sangat seimbang, Sayang," tutur Isabel.
"Eh, udah yuk. Kalau gitu kita langsung cari sarapan saja," ajak Isabel.
"Iya, Mah. Ayo kita cari sarapan saja. Ali juga udah lapar, dan Ali begitu yakin Mamah juga pasti sudah, kan?" tebak Ali.
"Ho'oh loh, Sayang. Mamah juga lapar," aku Isabel.
"Ya udah ayo kalau gitu," ujar Ali.
"Bentar, biar Mamah bayar dulu jamu yang sudah kita minum itu," ucap Isabel. "Jadi berapa, Mbak?" tanya Isabel kepada tukang jamu tersebut.
"Hanya dua puluh ribu aja, Bu," jelas tukang jamu tersebut.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者