Isabel pun perlahan langsung melepaskan pelukan putrinya. Lalu Isabel pun kemudian langsung saja menatap wajah putrinya dan di detik berikutnya dia langsung mengusap wajah putrinya yang begitu cantik dan juga sempurna.
"Kamu cantik sekali, Nak," terang Isabel.
"Syafa bisa secantik ini karena Syafa memiliki Mamah yang begitu cantik. Kecantikan Mamah menurun kepada Syafa," ucap Syafa sembari menyengir dengan begitu polosnya.
"Ahaha ... kamu ini, Nak. Bisa saja deh," gemas Isabel. "Sudah sini, Sayang, biar Mamah merias rambutmu menjadi begitu cantik. Sangat cantik sampai teman-temanmu itu merasa iri, Sayang," ujar Isabel.
"Mereka memang selalu merasa iri kok, Mah, sama Syafa," ucap Syafa.
"Oh ... ya? Masa sih, Sayang? Haha, kok sampai segitunya. Padahal tadi Mamah hanya bercanda saja loh," tutur Isabel.
"Iya, Mah. Mereka iri sama Syafa," cicit Syafa.
"Haha, ya sudahlah, Sayang. Biarkan saja mereka iri. Asal Syafa jangan memiliki sifat seperti mereka ya," peringat Isabel.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者